• Halaman Awal
  • Diri Sendiri
facebook instagram Email

Anam Sy

 

Untuk diri sendiri, mohon maaf atas khilaf diri sendiri.

Mohon maaf atas kemalasan yang telah mengakar hingga kini.

Mohon maaf atas impian yang muluk-muluk tanpa nir aksi.

Mohon maaf atas usia dewasa tapi belum bisa apa-apa.

Mohon maaf atas kebiasaan rebahan lama-lama.

Mohon maaf atas jarang kerja bertahun-tahun yang telah lewat.

Mohon maaf atas dompet kosong yang selalu mengiris hati.

Mohon maaf tak pernah manjakan diri dengan makan enak.

Mohon maaf terlalu lama skroll hape sampai lupa waktu.

Mohon maaf lupa menulis.

Mohon maaf jarang jurnaling.

Mohon maaf tak lagi mengisi waktu baca buku.

Mohon maaf tak pernah menggemukkan diri dengan makan yang banyak.

Mohon maaf kurang bergizi.

Mohon maaf kurang dispilin mempelajari publik speaking.

Mohon maaf tak ada baju yang bagus.

Mohon maaf belum bisa bahagiakan keluarga.

Mohon maaf terlalu lama kumpulkan niat untuk lakukan sesuatu.

Mohon maaf atas tubuh kurus 48 kilogram.

Mohon maaf atas rambut tak terawat.

Mohon maaf atas kumis dan jenggot yang sering telat dibabat.

Mohon maaf tak pernah bangun pagi.

Mohon maaf tak lagi olahraga pagi.

Mohon maaf atas janji push up 100 kali sehari.

Mohon maaf atas gagal posting satu hari satu konten di instagram.

Mohon maaf terlalu sering mempedulikan orang lain hingga lupa diri sendiri.

Mohon maaf karena sering menunda melakukan sesuatu hanya takut oleh asumsi sendiri.

Mohon maaf akun tiktok tak terurus.

Mohon maaf BAB tak pernah lancar.

Mohon maaf jarang cuci pakaian.

Mohon maaf sering iri sama orang lain.

Mohon maaf suka kesel tidak jelas.

Mohon maaf atas baju yang berantakan.

Mohon maaf selalu mengunggu momen untuk beraksi.

Mohon maaf kebanyakan bacot.

Mohon maaf terlalu mendramatisasi nasib.

Mohon maaf tak pernah merasakan menikmati hidup.

Mohon maaf selalu pasrah dengan keadaan.

Mohon maaf tak pernah berinisiatif.

Mohon maaf tak berani lakukan banyak hal.

Mohon maaf atas banyak salah kepada diri sendiri.

Aku berjanji, setelah ini, aku akan berbenah.

Menjadi lebih asik.

Menjadi lebih menarik.

Menjadi lebih inisiatif.

Menjadi lebih berani.

Menjadi lebih serius lagi untuk hidup.

Share
Tweet
Pin
Share
No Respon


Ramadhan kali sepertinya saya tidak akan sesibuk tahun kemarin soal pekerjaan. Sangat jauh dari kebiasaan di mana umumnya ketika menjelang lebaran, kerjaan membludak permintaan. Tapi pekerjaan saya tidak ada hal semacam itu. Bahkan saya mengalami pengangguran dalam beberapa Minggu terakhir.

Saya sudah lama merencanakan untuk keluar dari pekerjaan ini namun mau tidak mau harus tetap bertahan karena tidak ada pilihan lain sementara ini. Pekerjaan ini dang ding dong. Berangkat libur berangkat libur. Berpola seperti itu setahun terakhir. Sudah barang pasti, uang yang saya dapat juga sangat sedikit.

Jika sudah demikian yang bisa saya lakukan adalah bersiasat. Saya menyiasati apa yang saya lakukan ini diniati ibadah. Jadi sekarang saya tidak mutung lagi kalau dapat uangnya hanya sedikit.

Berbagai hal saya upayakan untuk bisa punya pekerjaan yang lebih baik. Saya mengupayakan peningkatan skill dasar. Saya menulis. Dan saya juga latihan berbicara. Meski saya tidak tahu prospek jangka pendek apa yang bisa saya dapatkan dari dua aktivitas itu. Tapi saya yakin ini skill penting yang tidak semua orang miliki.

Kelas speaking dari seorang penyiar radio kondang saya beli untuk meningkatkan skill berbicara saya. Teorinya sudah saya pahami. Tapi ini bukan soal teori. Praktik adalah kuncinya. Semakin banyak praktik semakin bisa ahli.

Praktiknya, saya rekaman beberapa kali dan mengunggahnya di podcast Spotify. Masih jauh dari kata baik. Namun semua masih bisa diupayakan. Perlahan demi perlahan, saya memperhatikan detail hal yang perlu diperbaiki.

Lalu saya jadi kepikiran untuk mengkombinasikan praktik latihan story telling ini dengan hal lain. Pandangan saya adalah bikin konten. Lebih spesifik lagi adalah menjadi konten affiliator. Saya sudah mendaftar menjadi affiliate di Tiktok dan shopee dan sekarang sedang mempelajari dari awal hal ikhwal tentang itu.

Skemanya adalah saya menceritakan produk affiliate menggunakan metode story telling. Dengan begitu, saya belajar dua hal sekaligus. Belajar bicara sekaligus belajar editing. Sebetulnya juga ada belajar menulis script dulu.

Untuk sekarang, ini keputusan yang saya ambil. Sebuah keputusan hanya punya dua hasil, bisa benar bisa salah. Apa yang saya lakukan nanti bisa saja salah namun bisa pula benar. Tinggal kita lihat nanti bagaimana.




Share
Tweet
Pin
Share
No Respon

Sidang isbat memutuskan awal Ramadhan 1445 jatuh pada hari Selasa 12 Maret 2012. Sementara Muhammadiyah sudah lebih dulu memastikan awal puasa pada hari Seninnya. Perbedaan yang sudah tidak asing lagi.

Tak seperti tahun sebelum-sebelumnya, Ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim penghujan. Permulaan Ramadhan pada Senin malam saja sudah disambut dengan hujan lebat. Hujan yang terus bertahan hingga waktu sahur tiba.

Saya menulis ini di malam kedua Ramadhan, saat hujan sebentar turun dan sebentar reda di luar. BMKG bilang, hujan masih akan terus mengguyur sampai beberapa hari ke depan.

Musim penghujan ini, sedikit banyak akan mempengaruhi kecenderungan orang membeli takjil di jalan-jalan. Varian es yang ada mungkin tidak se-primadona kala musim panas. Tapi juga mustahil tidak ada peminatnya. Sesuatu yang mungkin pasti yaitu kemalasan orang untuk keluar rumah karena hujan.

Mari kita lihat hari pertama puasa. Mendung menyelimuti Selasa dari pagi sampai sore dengan beberapa hujan yang lewat. Saya melintas di jalan raya Jrebengkembang untuk melihat situasi. Seperti dugaan, sangat ramai. Berbagai hidangan takjil dijual, bahkan oleh orang-orang yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Ngabuburit masih menjadi hal yang tidak bisa dihapus dari kegiatan sore di bulan puasa.

Bertepatannya musim penghuni ini saat bulan puasa tentulah ada plus dan minusnya. Poin plusnya yakni puasa jadi lebih terasa adem. Untuk beberapa orang malah sangat cocok untuk ngruwel di kasur seharian. Minusnya juga ada. Seperti tadi, penjualan es tidak selaris dulu. Untuk beberapa pekerjaan di luar juga terkena dampaknya, seperti halnya kuli bangunan. Hujan bisa saja membuat mereka tidak bisa bekerja.

Bagi saya pribadi, bertepatannya dengan musim penghujan ini justru menguntungkan. Selain bisa ngruwel dengan nikmat, hobi-hobi saya juga menemukan kesannya ketika hujan. Sebut saja baca buku dan menulis.

Apapun itu, semoga hujan ini membawa berkah turah-turah untuk kita semua.

Share
Tweet
Pin
Share
No Respon


Suatu waktu, pacar saya mengajukan Pikaco Wangkelang sebagai tujuan jalan-jalan. Tapi waktu itu, saya hanya bilang kapan-kapan. Waktu pertama pacaran, urusan pergi jauh memang jadi tantangan mengingat saya bukan orang yang familiar mengunjungi tempat tempat semacam itu.

Kini sudah setahun saya mengenalnya, saya jadi banyak menaklukkan ketakutan. Hingga waktu tiba, tepatnya Sabtu 2 Maret kemarin, saya menawarkan untuk jalan-jalan. Saya sudah menduga ia akan menyebutkan tempat itu, dan tepat, begitu tempat itu disebut, saya langsung mengiyakan.

Beberapa hari sebelum ke Pikaco, pacarku sedang mengalami rentetan kekesalan. Baik karena saya maupun bukan. Termasuk kekesalan karena minggu sebelumnya ketika saya merencanakan pergi, saya justru ketiduran ketika ia sudah sangat menantikan. Jadi, jika agenda ke Pikaco ini batal, sudah barang pasti pacarku akan dobel kesal. 

Minggu pagi, 3 Maret 2024 saya menjemputnya dalam keadaan siap. Motor Supra X 125 bahkan sudah saya ganti ban belakang demi perjalanan ini. Hari cukup cerah ketika saya tiba di rumahnya sekitar pukul setengah sepuluh. Semakin cerah ketika saya melihat wajahnya yang terpancar berbinar-binar dengan dandanan tipis dan merah lipstik di bibirnya. Supra X tampak bersemangat menyambutnya. Perjalanan dimulai.

Dalam perjalanan yang tidak pelan pun tidak cepat, kami bertukar obrolan. Sampai di Kajen, begitu melihat es lemon di pinggir jalan, yang mana saya tahu dia sangat suka itu, saya memberhentikan Supra, memesan dua es lemon. Sial, rasanya kecut. Tapi tak masalah, selama bersama pacar, kecut mendadak menjadi manis. Perjalanan dilanjutkan.

Setelah melewati puluhan tikungan, tanjakan, dan turunan, kami akhirnya sampai di Pikaco Wangkelang beberapa menit kemudian. Kami berdua belum pernah ada yang ke sini, jadi kami hanya mengandalkan google map. Sesekali berhenti untuk memastikan. Ternyata lokasinya mudah dijangkau. Masih satu jalur menuju Guci. Tempatnya tidak jauh dari jalan raya, hanya masuk gang sebentar.

Setelah kami parkir dan turun menunju lokasi, ternyata Pikaco Wangkelang ini merupakan sebuah cafe yang berada di pinggir kali di bawah jembatan. Tapi jangan kira view-nya biasa saja. Justru karena berada dipinggir kali, ada suasana asri yang begitu kental terasa. Suara gemercik air berpadupadan dengan sepoi angin siang yang syahdu. Penataan cafenya juga rapi dengan kursi-kursi dan meja menghadap kali.



Menu-menu di sini ternyata hanya menyediakan makanan ringan dan tidak menyediakan makanan berat. Mungkin memang tempat ini ditunjukkan untuk ngopi-ngopi cantik dan bukan untuk kelas pekerja makan berat. Namun begitu ada menu roti yang bisa menggantikan kebutuhan karbohidrat jika memang lapar.

Pacar saya memesan minuman andalannya, Red Velvet. Sementara saya sebagai lidah desa memilih minuman yang 'aman', yakni es lemon. Sekalipun di jalan sudah minum itu, tapi tak ada salahnya mengulang hal yang sama, kan? Tak lupa Snack ringannya kami memilih kentang goreng dan roti Maryam.

Usai pesan kami sempat bingung harus duduk di mana. Hari itu hari Minggu jadi sangat ramai. Semua meja sudah full ditempati, kami sempat berdiri beberapa detik sebelum akhirnya melihat meja kosong. Kosong sebab tempat itu terkena sinar matahari. Mau tak mau kami akhirnya menempati meja itu sambil menunggu meja lain yang selesai. Barulah beberapa menit kemudian, saya melihat meja kosong di sisi sungai paling pojok, dan kami pindah.

Hari itu sangat ramai. Rata-rata pengunjungnya adalah sepasang kekasih. Namun ada juga serombongan bapak-bapak pesepeda dan serombongan keluarga. Namun kalau boleh saya bilang, tempat ini cocoknya memang untuk yang berpasangan. Syahdu untuk berbincang-bincang sambil memikirkan follow up hubungan ke depan.

Beberapa menit kemudian, pesanan kami datang. Tersaji di depan kami tepat di samping sungai. Di seberangnya semacam air terjun kecil mengguyur ke bawah menciptakan background dan backsound yang syahdu.

Hari itu kami sepertinya datang di waktu yang tepat. Beberapa anak kecil terlihat dari atas jembatan bersiap-siap mandi. Lalu satu persatu mereka meloncat dari jembatan menjadi hiburan dadakan. Beberapa pengunjung mengabadikan momen melalui ponsel mereka, tak terkecuali saya dan pacar.



Anak-anak itu terjun lalu berenang, lalu naik lagi, terjun lagi. Dilakukannya berkali-kali dengan gembira. Beberapa pengunjung memberikan saweran pada mereka. Tidak salah memang mengunjungi tempat ini untuk melihat nostalgia diri sendiri di waktu kecil dulu. Dus-dusan di kali dengan riang gembira.

Keseruan ternyata belum berakhir. Beberapa waktu kemudian, rombongan rifting melewati sungai ini tepat di depan mata. Melihat keseruan mereka meluncur di atas air. Rombongannya pun banyak. Karena sungai di depan saya cukup dalam, ini menjadi semacam istirahat sejenak rombongan rifting ini. Kegembiraan terpancar jelas di wajah mereka. Kejahilan-kejahilan sengaja ditampakkan untuk mengundang tawa kami. Mulai dari menciprati temannya, membalikkan perahu karetnya, dan lain semacamnya. Menjadi hiburan tersendiri bagi kami.



Saya dan pacar sangat puas dengan apa yang tersaji di Pikaco ini. Mulai dari tempat yang asri sekaligus Instagramable, sampai hiburan dadakan dari anak-anak kecil dan rombongan rifting. Tempat ini saya rekomendasikan untuk kalian yang ingin ngopi-ngopi cantik dengan sensasi alam yang syahdu.



Share
Tweet
Pin
Share
No Respon
Older Posts

Info

Tayang seminggu dua kali

Mutualan, Yuk

  • facebook
  • instagram
  • youtube

Kategori

IPNU

Postingan Viral

Catatan

Sementara kosong dulu, seperti hatiku

Facebook

Isi Blog

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  Apr 2024 (1)
      • Mohon Maaf Lahir Batin untuk Diri Sendiri
    • ►  Mar 2024 (4)
    • ►  Feb 2024 (1)
    • ►  Jan 2024 (9)
  • ►  2023 (11)
    • ►  Des 2023 (3)
    • ►  Nov 2023 (1)
    • ►  Sep 2023 (3)
    • ►  Jul 2023 (4)
  • ►  2022 (46)
    • ►  Nov 2022 (7)
    • ►  Okt 2022 (7)
    • ►  Sep 2022 (6)
    • ►  Agu 2022 (4)
    • ►  Jul 2022 (9)
    • ►  Mei 2022 (4)
    • ►  Jan 2022 (9)
  • ►  2021 (22)
    • ►  Des 2021 (5)
    • ►  Sep 2021 (3)
    • ►  Agu 2021 (6)
    • ►  Jun 2021 (1)
    • ►  Mar 2021 (7)
  • ►  2020 (14)
    • ►  Des 2020 (1)
    • ►  Nov 2020 (2)
    • ►  Jul 2020 (2)
    • ►  Jun 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  Apr 2020 (1)
    • ►  Mar 2020 (2)
    • ►  Feb 2020 (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Mar 2019 (1)
    • ►  Feb 2019 (1)
    • ►  Jan 2019 (1)
  • ►  2018 (57)
    • ►  Okt 2018 (7)
    • ►  Sep 2018 (5)
    • ►  Jul 2018 (11)
    • ►  Jun 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (4)
    • ►  Apr 2018 (2)
    • ►  Mar 2018 (5)
    • ►  Feb 2018 (12)
    • ►  Jan 2018 (8)
  • ►  2017 (71)
    • ►  Des 2017 (7)
    • ►  Nov 2017 (20)
    • ►  Okt 2017 (10)
    • ►  Sep 2017 (8)
    • ►  Agu 2017 (8)
    • ►  Jul 2017 (9)
    • ►  Jun 2017 (5)
    • ►  Mei 2017 (4)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates