• Halaman Awal
  • Diri Sendiri
facebook instagram Email

Anam Sy

Namanya Dian Rismawati, ketua IPPNU yang tiap kali foto, selalu berharap hasil jepretannya tidak nampak gemuk. Memang, sebenarnya kawan saya ini badannya proporsional, hanya, akan terlihat gembil jika difoto dari sudut-sudut tertentu.

Oke, lupakan soal itu. Saya mau bercerita kisah yang membuat barusan saya tertawa. Begini ceritanya.

Tiap kali ada hari-hari penting, atau, tiap ada pengumuman, kami sebagai pengurus organisasi selalu membuat konten ucapan melalui grafis. Untuk urusan ini biasanya digarap kalau tidak saya, ya Zilin. 

Sebetulnya saya ingin membuat ucapan grafis seperti biasa, dengan template yang sudah saya biasa pakai, namun, Zilin yang kebetulan bakda maghrib tadi ke rumah saya, memperlihatkan kalau ia sedang bikin grafis ucapan Idul Adha. Baguslah, saya tidak perlu repot-repot membuat.

Setelah grafis itu selesai, Zilin mengirim hasilnya ke saya dan menyuruh untuk mengunggahnya di grub wasap. Wasap masuk dari zilin, dan saya lihatlah hasil grafisnya: sebuah ucapan Selamat Idul Adha didampingi foto Marzuqon dan Dian selaku ketua. Begini fotonya.



Sebagai seorang yang ehm, cukup mengenal Dian, saya punya firasat kalau Dian bakal tidak puas dengan foto dirinya di grafis tersebut. Japrilah saya dengan kawan saya ini. Apakah mau ganti foto? Mumpung saya belum mengunggahnya.

Ternyata, pertanyaan ini membuat saya jadi tahu, terpampangnya wajah Dian di sana, terselip banyak drama merepotkan dan membuatnya kesal, begitu katanya. Sudah, biar kebih jelas beginilah screenshot percakapannya. Saya ngakak. 



Usut punya usut, Dian kesal karena ia sudah foto banyak sekali dan tidak ada satupun yang diterima Zilin. Tiap kali Dian mengirim foto lewat wasap ke Zilin, selalu saja disuruh ngulang karena Zilin kesulitan mengedit. Sampai-sampai, foto-fotonya sampai puluhan ini. Hahaha.


Banyak sekali bukan? Wkwk

Tapi dipikir-pikir, kenapa perlu ada foto Dian sih di grafisnya. Mengapa gak foto sapi atau kambing saja, kan Idul Adha identik dengan kurban. 

Gara-gara itu, saya tidak tega mengunggahnya. Dan malah menyuruh balik Zilin. Yo bagaimana ya, saya tahu, di foto itu Dian tidak terlihat cantik. Dan biasanya, bisa uring-uringan tuh dia. Dan benar, grafis itu sudah menyebar dan menjadi story rekan-rekanita.

Kalau sudah demikian, saya hanya bisa ngalem. Dian Rismawati, kamu cantik kok. Tenan lho. Senyum dong, jangan kesal lagi.

Share
Tweet
Pin
Share
1 Respon

Lucu juga untuk menceritakan kisah barusan. Ketika saya sedang makan mendoan sebelum nyemplung di Black Canyon, saya menjumpai seseorang mirip kawan saya melintas melewati pintu masuk dan lalu parkir. Saya agak cukup lama untuk memastikan apakah ia memang kawan saya. Secara, seseorang yang saya duga teman saya itu agak lebih tinggi dari yang saya kenal sebelumnya, dan juga lebih besar. Namanya Adi, atau kalau sewaktu SMP dulu sering dipanggil dengan sebutan Cartam.

Saya sempat berpikir untuk memanggilnya dengan lantang, namun segera saya batalkan setelah muncul keraguan, "Bagaimana kalau salah orang?" Begitu kalimat yang muncul dalam hati saya. 

Seusai muncul keraguan itu, saya tidak ada niatan lagi untuk memastikan apakah ia memang benar kawan saya atau bukan. Bagi yang tidak tahu, saya dan seseorang yang saya duga kawan saya itu dulu pernah satu sekolah sewaktu SMP, jadi tentu ada pemakluman kalau saya harus berpikir dua kali memastikan.

Namun sialnya, saya kembali menjumpai di tepi kali, beberapa meter sebelum spot pemandian sesungguhnya. Ia di depan saya; ada perasaan tidak enak kalau saya melewatinya begitu saja tanpa berusaha menyapa. Bayangkan kalau memang ia betulan kawan saya, bisa-bisa dicap sebagai teman yang sombong bukan.

Akhirnya mau tak mau saya harus mencoba memanggilnya, jarak kami bisa dikatakan dekat sekali, saya hanya dua meter di belakangnya. Sayangnya, usaha saya sia-sia, barangkali juga karena suara yang saya keluarkan ragu-ragu sehingga terdengar samar. Ketika itu, kebetulan di samping saya ada Dian. Dian yang sudah saya beri tahu sebelumnya akan keraguan soal hal ini, seperti memahami situasi saya. Akhirnya saya disuruh untuk memanggilnya lagi, katanya: panggil saja Diiii… Diiii… kalau memang tidak menoleh, kamu pura-pura panggil saya, jadi Diiii Diiiii Diiiiaaaaan. Sungguh ide bagus, saya melakukannya, sayangnya, ia tidak kunjung menoleh. Akhirnya saya simpukan, fix, ini bukan kawan SMP saya dulu.

Maka tidak ada yang perlu ditakutkan ketika saya mendahuluinya dalam berjalan. Maklum saja, seseorang ini berdua bersama pacarnya, jadi jelas sekali mereka menapaki tiap pijakan kaki dengan penuh rasa puitis sehingga menjadi lambat. Dan nampaknya juga memang mereka beneran ingin berenang karena yang perempuan sudah memakai pelampung di badannya. Duh, menyenangkannya memiliki pacar.

Sekalipun saya sudah memastikan ia bukan kawan saya, setelah melewatinya beberapa langkah, saya mencoba menengok dan melihatnya sekali lagi. Mencoba memberi kesempatan baginya untuk mengenali wajah saya, barangkali ia mengenal. Dan akhirnya, "Eh, Anam, di sini ternyata, sama siapa?" Ia menghampiri saya dan mengulur tangan mencoba menjabat. Ia benar-benar kawan saya. Saya langsung penuhi jabatannya dan hanya tertawa, "Kamu tau gak, dari tadi kamu saya panggil, saya kira salah orang, ternyata bener kamu Di. Owalah. Apa kabar Di."

Dan diantara pacarnya, saya seperti iblis yang menjelma sebagai orang ketiga diantara mereka. Kami berjalan bersama menuju spot mandi yang tinggal beberapa langkah lagi. 

Lama lama ngobrol, berkenalanlah saya dengan pacarnya, namanya Marina, yang ternyata hanya tetangga sebelah. Lumayan cantik. Anehnya, tanpa sadar, babak selanjutnya justru saya habiskan untuk menemani mereka pacaran. Agak sialan memang, namun karena masih seorang kawan, yasudah tak mengapa, lagipula saya butuh asupan demikian untuk motivasi saya agar bisa melakukan hal yang sama: beruwuwuwuwu. 

Jika dipikir-pikir, menggelikan juga melihat orang pacaran ya. Adi, yang sudah koloran dan melepas kaos nampak menenggelamkan kakinya di kali yang jernih dan dingin. Begitu pula pacarnya, namun dengan setelan hijab yang masih lengkap. Mereka seperti saling mempersilahkan untuk lebih ke tengah dan masing-masing mereka seperti ogah membasahi sekujur tubuh, alhasil, saya gemas sekali melihat mereka terus mempersilakan diri. Barangkali, nyaris lima menit mereka hanya menenggelamkan sepotong kakinya saja dan hanya berdebat siapa yang mulai ke tengah dahulu. Hingga satu momen membuat saya lebih geli lagi, ketika yang wanita memercikkan air ke wajah Adi dan dibalas pula olehnya dengan sambaran yang sama, jadilah saya dipertontonkan keuwuwuwan yang, ah sialan. 




Share
Tweet
Pin
Share
No Respon
Newer Posts
Older Posts

Info

Tayang seminggu dua kali

Mutualan, Yuk

  • facebook
  • instagram
  • youtube

Kategori

IPNU

Postingan Viral

Catatan

Sementara kosong dulu, seperti hatiku

Facebook

Isi Blog

  • ►  2024 (15)
    • ►  Apr 2024 (1)
    • ►  Mar 2024 (4)
    • ►  Feb 2024 (1)
    • ►  Jan 2024 (9)
  • ►  2023 (11)
    • ►  Des 2023 (3)
    • ►  Nov 2023 (1)
    • ►  Sep 2023 (3)
    • ►  Jul 2023 (4)
  • ►  2022 (46)
    • ►  Nov 2022 (7)
    • ►  Okt 2022 (7)
    • ►  Sep 2022 (6)
    • ►  Agu 2022 (4)
    • ►  Jul 2022 (9)
    • ►  Mei 2022 (4)
    • ►  Jan 2022 (9)
  • ►  2021 (22)
    • ►  Des 2021 (5)
    • ►  Sep 2021 (3)
    • ►  Agu 2021 (6)
    • ►  Jun 2021 (1)
    • ►  Mar 2021 (7)
  • ▼  2020 (14)
    • ►  Des 2020 (1)
    • ►  Nov 2020 (2)
    • ▼  Jul 2020 (2)
      • Fotomu di Ucapan Idul Adha
      • Bertemu Cartam di Black Canyon Petungkriyono
    • ►  Jun 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  Apr 2020 (1)
    • ►  Mar 2020 (2)
    • ►  Feb 2020 (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Mar 2019 (1)
    • ►  Feb 2019 (1)
    • ►  Jan 2019 (1)
  • ►  2018 (57)
    • ►  Okt 2018 (7)
    • ►  Sep 2018 (5)
    • ►  Jul 2018 (11)
    • ►  Jun 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (4)
    • ►  Apr 2018 (2)
    • ►  Mar 2018 (5)
    • ►  Feb 2018 (12)
    • ►  Jan 2018 (8)
  • ►  2017 (71)
    • ►  Des 2017 (7)
    • ►  Nov 2017 (20)
    • ►  Okt 2017 (10)
    • ►  Sep 2017 (8)
    • ►  Agu 2017 (8)
    • ►  Jul 2017 (9)
    • ►  Jun 2017 (5)
    • ►  Mei 2017 (4)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates