Saya sudah memegang handphone merk Xiomi Redmi 5A sudah setahun lebih. Saya membelinya dengan harga sejutaan, saya lupa berapa harga rincinya.
Memiliki Xiomi Redmi 5A ini memang membutuhkan kesabaran ekstra. Utamanya soal kualitas suara yang saya akui kurang bisa diandalkan. Saya tak tahu pasti apakah kasus ini hanya terjadi pada hape saya saja atau memang sudah default dari sananya. Yang jelas, ini pendapat saya pribadi berdasar hape yang saya pegang. Kalau semisal sampeyan tidak setuju, ya boleh-boleh saja.
Yang menjadi permasalahan di sini adalah Xiomi Redmi 5A milik saya memiliki kualitas suara yang buruk. Tiap kali saya kongkow dengan kawan-kawan dan masing-masing bermain hape, saya merasa kalah dari arena. Bagaimana tidak, suara hape kawan-kawan saya mempunyai power yang besar, suaranya kencang, sedangkan milik saya, bahkan sampai volume sudah di-full pun, masih kalah telak. Saya malah menyimpulkan: sekencang-kencangnya suara hape saya, itu sama dengan serendah-rendahnya suara hape kawan-kawan saya. Ini ibarat serajin-rajinnya saya ibadah, mungkin sama pahalanya dengan orang alim yang jarang ibadah. Sampai segitunya.
Makanya saya tak menaruh harapan besar ketika menonton YouTube atau mendengarkan Spotify. Yang bisa saya lakukan hanya dengan menajamkan indera pendengaran. Jika eksternal tak bisa diandalkan, mari andalkan internal. Tapi yang saya rasakan, lama-lama telinga saya lelah juga bekerja ekstra. Telinga saya juga butuh kondisi biasa-biasa saja dalam mendengar.
Yang lebih menyebalkan adalah ketika ada panggilan suara. Apa yang saya lakukan dengan hape dengan kualitas suara minimalis? Tiap kali ada telepon masuk, saya selalu mengangkat dengan tak lupa menggunakan fitur lospeker. Betapa tersiksanya jika tidak demikian, bayangkan saya tidak mengaktifkan fitur lospeker, berapa banyak saya bakal mengucap: hah? apa? ulangi-ulangi? Untungnya, saya jarang ada yang menghubungi mengingat nasib asmara saya masih seperti kualitas hape ini: tak bisa diandalkan.
Kadang-kadang, saya mempertanyakan kenapa kualitas audio Xiomi Redmi 5A milik saya ini buruk? Apakah ada yang salah dengan saya dalam memberlakukan hape ini mengingat suatu hal terjadi pasti karena sebab akibat. Apa sebabnya. Nah, hal ini yang tidak pernah saya mengerti. Saya rasa, saya selalu menjaga hape ini sebaik-baiknya, mungkin sama halnya jika saya punya pacar, bakal saya jaga sebaik-baiknya juga.
Sayangnya, handphone adalah makhluk mati yang tidak bisa diajak bicara. Jikapun bisa, itu bukan karena handphone makhluk hidup, namun karena ada google asisten di sana. Karena itu, saya pernah bertanya ke google alasan kualitas suara hape menjadi jelek. Kata google banyak alasan. Tapi setelah saya baca, saya nyaris tidak menjumpai alasan-alasan itu dalam memberlakukan hape saya. Saya tak pernah menaruh hape di dekat tv maupun radio. Saya juga tidak pernah memergoki hape saya tumpang tindih dengan hape lain. Bahkan saya tak pernah melihat hape saya selingkuh, tidak tahu juga kalau lambe turah pernah melihatnya, dan bodoamat juga sebenernya.
Kualitas suara Xiomi Redmi 5A ini ngeselin memang. Dan polosnya, saya masih mencintai apa adanya sampai sekarang. Saya bahkan tak pernah kepikiran untuk beli hape, saya terlanjur mencintai hape ini, meski sebetulnya saya tidak punya uang sih untuk ganti.
Tetapi Xiomi Redmi 5A dengan suara yang tidak sempurna ini, semakin menjadikan hape ini sempurna. Ini membuktikan bahwa yang sempurna adalah Tuhan yang maha Esa.
Dan berkat Tuhan, saya diberi kemampuan untuk membeli jbl murahan seharga tiga puluh lima ribu. Lumayan untuk menutupi kekurangan suara hape ini yang, hah? apa? boleh diulangi?