• Halaman Awal
  • Diri Sendiri
facebook instagram Email

Anam Sy

Apa rasanya, undangan pernikahan seseorang yang kau cintai pertama kali tiba-tiba hadir di rumah mengejutkan waktu istirahatmu di siang hari. Saya baru merasakannya. Dan kemarin, 12 Juni 2021, ia melangsungkan pernikahan.

Apa yang saya rasakan? Kosong.

Ia adalah orang yang pertama kali mencintai saya, dan karena itu, saya kemudian mencintainya balik. Kisah ini tidak banyak berbeda dengan kebanyakan cinta monyet lain karena kejadiannya berlangsung sewaktu Madrasah Ibtidaiyah kelas enam. Namun bicara soal kenangan, ini cukup berkesan sebab menjadi babak awal kisah asmara saya.

Cerita dimulai ketika sepulang sekolah. Ketika itu, semua perempuan sekelas berada di rumah seseorang. Entah apa yang terjadi, pagi seusai pertemuan itu, kelas menjadi begitu ramai. Keramaian muncul tiap kali murid lelaki di kelas saya memasuki kelas. Teman-teman perempuan seketika histeris.

Saya tidak tahu apa yang terjadi, sialnya, saya ikut menjadi bagian dari kehisterisan itu. Ketika saya memasuki kelas, semua perempuan heboh, mereka kemudian memanggil saya dengan nama ‘Mitta’. Barulah saya tahu, ternyata, kemarin sepulang sekolah, masing-masing murid perempuan jujur-jujuran tentang siapa lelaki yang disukainya. Dan ternyata, saya, disukai oleh seorang perempuan bernama ‘Mitta Haritsatul Laila’.

Kisah selanjutnya adalah masa-masa munculnya kebodohan diri sendiri. Jika mencintai seseorang itu bisa membuat orang menjadi goblok, saya sudah memulainya sejak sekecil itu.

Baiklah, saya perlu menuliskan ini biar saya merasa plong. Sekaligus saya ingin mencoba mengingat kembali ke jauhnya masa lalu yang saya yakin, ketika saya mengingatnya lagi, saya bakal tertawa karenanya.

Saya tidak ingat betul kenapa saya kemudian mencintainya balik. Yang saya ingat, setiap hari, saya sering lempar-lemparan secarik kertas di kelas, bahkan saat pelajaran sekalipun. Semacam surat-suratan namun dengan versi lite. Beberapa teman saya seringkali iseng menangkap buntelan kertas yang dilempar olehnya. Dan beberapa kali pula, lemparan saya meleset mengenai teman sebangkunya.

Saya geli sekali mengingat kejadian itu. Bukan apa-apa, yang saya bahas dalam surat-suratan lite itu berisi percakapan yang sebetulnya bisa dilakukan dengan komunikasi langsung. Sungguh, betapa saya mempersulit diri sendiri. Tapi sepertinya perlu dimaklumi, dengan cara itulah saya punya kesempatan untuk terus melihat senyumnya yang… ah, sialan.

Dan, oiya, ada satu hal dalam surat-suratan itu yang isinya sangat membekas dalam ingatan saya. Suatu kali, ia melempar surat, dan ketika saya baca, isinya berbunyi: “Semoga cinta kita kekal abadi….” Saya tersenyum lebar dan seperti tidak bisa selesai, termasuk ketika saya menuliskannya saat ini. Saya ingat betul balasan saya kala itu: “Sesampainya akhir nanti… selamanya….” Hingga saat ini, ketika mendengar lagu itu, entah di radio entah di mana, saya jadi mengingatnya. Ah, bajingan betul.

Tidak sampai itu saja, kisah cinta monyet saya juga berlangsung di luar sekolah. Pernah suatu malam saya pernah apel ke rumahnya. Dan itu satu-satunya pengalaman saya apel hingga saat ini. Karena masih kecil, saya tidak masuk rumahnya, saya hanya di depan rumah. Saya jadi ingat sesuatu lagi. Duh, kenapa saya jadi ingat-ingat hal mendetail tentangnya ya.

Sewaktu apel, banyak semut yang berkeliaran dan cukup mengganggu. Dan kalian tahu apa yang saya lakukan, saya menjadikan itu bahan menggombal. “Mit, kamu tahu kenapa banyak semut di sini?” Ia menggeleng. “Karena kamu manis,” tandasku. Ia hanya tersipu malu. Saya juga tersipu malu, tepatnya sekarang, ketika menulis ini.

Dengannya, saya juga pernah mengalami fase tukar-tukaran kartu perdana yang membuat saya cukup repot karena seringkali keluarganya menelpon nomornya. Lebih parah dari itu, saya juga memiliki panggilan kesayangan yang cukup menggelikan: Papi dan Mami. Tentu panggilan ini hanya terjadi saat sms-an saja. Dulu, belum ada WA seperti sekarang. Saya ingat, hape saya saat itu merk Mito. Dan dari sinilah, kisah saya dengannya bubar tanpa kejelasan.

Ini bermula ketika suatu pagi, ia enggan melihat saya lagi. Sesuatu yang sangat janggal. Saya akhirnya meminta bantuan kawan dekatnya untuk mengulik alasannya. Dari sanalah saya tahu, ia, ketahuan sms-an oleh keluarganya. Ndilalah, sms itu ada bagian mami papinya. Ia dimarahi habis-habisan. Dan sejak itu, ia dilarang pegang hape lagi. Bersamaan dengan itu, hubungan saya dengannya bubar sekalipun tidak ada kata perpisahan.

Selulusnya dari MI, kehidupan berjalan seperti biasa. Kami melanjutkan ke SMP dan SMA berbeda. Sekalipun begitu, kami masih berhubungan baik, apalagi jarak tumah yang cukup dekat memungkinkan kami sering berpapasan. Ketika saya dan ia bertemu, kami seakan-akan sepakat untuk tidak mengingat itu lagi. Kami juga seakan-akan sepakat, kejadian itu hanya cinta monyet biasa dan tak perlu dimasukkan dalam daftar mantan.

Namun bagaimanapun, kawan-kawan saya tetap menganggap saya adalah mantannya dan sebaliknya. Karena kebetulan saya kondangan bersama kawan-kawan dekat, saya jadi bahan guyonan. Mereka mengatakan saya sedih lah, saya galau lah, dsb. Mereka tidak percaya kalau saya baik-baik saja.

Sialnya, saat kondangan, kawan-kawan saya punya ide gila. Memang repot kalau punya kawan semplak. Bagaimana tidak bisa disebut somplak dan edan, mereka membuat formasi manten-mantenan dan saya jadi mempelai prianya. Ya Tuhaaaannnnnn. Mana mereka cosplay jadi orangtua dan manten cilik lagi.

Karena dipaksa, saya akhrinya harus mengikuti permintaan konyol meraka. Dan kamu tahu apa yang terjadi, dadaku berdesir. Keringat mengucur deras tak tertahan. Kaki bergetar tak karuan. Ya Tuhaaaannnnn, perasaan macam apa ini.




Share
Tweet
Pin
Share
No Respon
Newer Posts
Older Posts

Info

Tayang seminggu dua kali

Mutualan, Yuk

  • facebook
  • instagram
  • youtube

Kategori

IPNU

Postingan Viral

Catatan

Sementara kosong dulu, seperti hatiku

Facebook

Isi Blog

  • ►  2024 (15)
    • ►  Apr 2024 (1)
    • ►  Mar 2024 (4)
    • ►  Feb 2024 (1)
    • ►  Jan 2024 (9)
  • ►  2023 (11)
    • ►  Des 2023 (3)
    • ►  Nov 2023 (1)
    • ►  Sep 2023 (3)
    • ►  Jul 2023 (4)
  • ►  2022 (46)
    • ►  Nov 2022 (7)
    • ►  Okt 2022 (7)
    • ►  Sep 2022 (6)
    • ►  Agu 2022 (4)
    • ►  Jul 2022 (9)
    • ►  Mei 2022 (4)
    • ►  Jan 2022 (9)
  • ▼  2021 (22)
    • ►  Des 2021 (5)
    • ►  Sep 2021 (3)
    • ►  Agu 2021 (6)
    • ▼  Jun 2021 (1)
      • Manten-mantenan di Pernikahan Mantan
    • ►  Mar 2021 (7)
  • ►  2020 (14)
    • ►  Des 2020 (1)
    • ►  Nov 2020 (2)
    • ►  Jul 2020 (2)
    • ►  Jun 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  Apr 2020 (1)
    • ►  Mar 2020 (2)
    • ►  Feb 2020 (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Mar 2019 (1)
    • ►  Feb 2019 (1)
    • ►  Jan 2019 (1)
  • ►  2018 (57)
    • ►  Okt 2018 (7)
    • ►  Sep 2018 (5)
    • ►  Jul 2018 (11)
    • ►  Jun 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (4)
    • ►  Apr 2018 (2)
    • ►  Mar 2018 (5)
    • ►  Feb 2018 (12)
    • ►  Jan 2018 (8)
  • ►  2017 (71)
    • ►  Des 2017 (7)
    • ►  Nov 2017 (20)
    • ►  Okt 2017 (10)
    • ►  Sep 2017 (8)
    • ►  Agu 2017 (8)
    • ►  Jul 2017 (9)
    • ►  Jun 2017 (5)
    • ►  Mei 2017 (4)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates