Jumat malam, 28 Februari 2020, Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Kebonrowopucang adakan pembacaan sholawat nariyah.
Beberapa hari sebelum pelaksanaan, hujan sore hari yang biasa mengguyur Pekalongan akhir-akhir ini membuat pengurus ranting akhirnya harus segera memutuskan apakah acara akan diadakan siang hari bakda Jumatan atau malam bakda Isya. Sejak kepengurusan Rekan Marzuqon - Rekanita Dian Rismawati, pertemuan anggota, yang memang masih gabung, selalu diadakan malam hari. Tentu saja ini langkah baru di mana periode-periode sebelumnya, pertemuan selalu diadakan siang hari. Beberapa alasan kenapa diubah, salah satunya karena beberapa anggota sekolah di negeri yang mana, Jumat masih berangkat.
Semula rekanita Eka Santi, selaku tuan rumah, mengusulkan diadakan siang saja, mengingat hampir belakangan sore sampai malam selalu diguyur hujan. Namun karena mengacu salah satu alasan di atas, juga sebab memang hawanya asiknya malam hari, akhirnya diputuskanlah acara diadakan malam Sabtu, bakda Isya.
Ada sedikit waswas ketika Jumat siang, mendung melintasi langit Karangdadap. Bukan saja mendung, hujan pun mengguyur sorenya. Untungnya tidak seperti kemarin, hujan kali ini intensitasnya rada ringan, sesekali deras sesekali berhenti. Sementara di grub wa, rekanita Eka Santi memamerkan hidangan yang baru dibelinya.
Dalam beberapa menit hujan kembali mengguyur sehabis Maghrib. Sempat mengira hujan akan awet, hujan toh akhirnya berhenti sewaktu Isya.
Mushola Sabilul Munji, dukuh Tegalsari desa Kebonrowopucang, menjadi tempat berlangsungnya pertemuan anggota yang kali ini akan diisi sholawat nariyah. Biasanya, pertemuan anggota selalu menghadirkan pembicara, terbaru, yaitu bulan lalu di mana KKN yang kebetulan sedang di sini mengisi materi yang mereka kuasai. Kali ini, sebab berada di tengah-tengah hari lahir IPNU IPPNU, maka, sekalian saja diadakan pembacaan nariyah. Sebagai pengingat, IPNU lahir pada 24 Februari 1954 dan saat tulisan ini dibuat, IPNU berumur 66. Sementara IPPNU, yang lahir pada 2 Maret 1955 memperingati hari jadinya ke-65.
Dalam keadaan desa yang sejuk sebab sehabis diguyur hujan, satu per satu rekan rekanita datang. Pukul 20.30, Saya selaku MC, membuka acara. Lagu Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathon, Mars IPNU, dan Mars IPPNU bergantian dilantunkan setelahnya, menggelorakan semangat di malam yang agak dingin.
Rekan Amar, mewakili Sohibul bait, dalam sambutannya mengungkapkan terimakasih atas kehadiran rekan rekanita sekaligus mengungkapkan permohonan maaf bilamana sarana prasarana tidak memuaskan.
Berganti selanjutnya sambutan dari rekan Eko Imaduddin, selaku wakil ketua. Sebetulnya ada ketuanya yang lebih berhak berbicara, namun karena rekan ketua yang akan memimpin pembacaan nariyah, rekan Eko menyanggupi untuk memberi sambutan dengan antusias.
Dalam sambutannya, rekan Eko Imaduddin menekankan pentingnya menjalin keakraban dalam berorganisasi. "Harlah IPNU ke-66 dan Harlah IPPNU ke-65 ini, harus menjadikan kita lebih bersemangat dalam berorganisasi, harus semakin mensolidkan kita dalam mengabdi di masyarakat secara tulus," ujarnya menggebu-gebu.
Pembacaan nariyah dimulai setelahnya, dipimpin oleh rekan Marzuqon, yang sekaligus ketua IPNU. Acar berjalan khidmat dan tenang.
Melalui daftar hadir, terlihat kehadiran malam ini mencapai 52 orang. 24 dari rekan IPNU, dan 28 dari rekanita IPPNU.