KKN Undip Semarang ngisi acara di IPNU IPPNU Kebonrowopucang Karangdadap Pekalongan

by - Februari 04, 2020


Kebonrowopucang kedatangan rombongan mahasiswa dari Universitas Diponegoro Semarang atau yang biasa disingkat Undip Semarang. Apa lagi tujuan mereka kalau bukan untuk menjalankan kewajiban mereka sebagai mahasiswa, yakni KKN. Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Eh, bukan ya. Maksudnya Kuliah Kerja Nyata.

Saya tidak tahu ya kenapa desa saya selalu menjadi langganan tempat KKN. Rasanya tiap tahun pasti ada saja yang menempati. Bulan Juli 2019 lalu, padahal, juga sudah ada KKN di sini, juga oleh mahasiswa Undip. Dan enam bulan kemudian, atau mulai tanggal 2 Januari 2020 ini, KKN dari Undip datang lagi, sampai sekarang. Kabarnya, selama 45 hari mereka akan menjalankan tugas KKN yang akan berakhir pertengahan Februari nanti.

Beda dengan KKN sebelumnya, KKN yang sekarang ini (2020) hanya diisi 5 mahasiswa. Pada KKN sebelumnya, ada 10 mahasiswa. Di desa-desa sebelah juga sama, terdiri 5-6 mahasiswa.

Tentunya ada perbedaan antara KKN yang dulu dengan KKN yang sekarang. Dulu, karena mahasiswanya banyak, mereka tiap hari mau tidak mau harus bersinggungan dengan masyarakat langsung. Bagaimana tidak, ha wong mereka selalu jalan kaki. Saya selalu menjumpai mbak-mbak KKN yang cantik-cantik itu tiap dzuhur dan sore dari dan ke balai desa. Kalau pagi hari, blas saya tidak pernah melihat, maklum, bangunannya over time.

Beda dengan sekarang di mana karena sedikit, mungkin karena ada motor juga, mereka kesana-kemari pakai sepeda motor. Ya mungkin mereka juga beberapa kali jalan kaki, tapi saya tidak lihat. Oiya, untuk KKN Undip Semarang di Kebonrowopucang tahun ini bisa dilihat di akun Instagram @Kebonrowopucang_2020. Sayang, akunnya tidak meriah seperti KKN sebelumnya, bisa di cek di akun @KKN_Kebonrowopucang2019. Tapi sih, tak masalah juga. Andai saya yang KKN, mungkin juga pasti malas untuk Instagraman, bukankah lebih asik main PUBG, ya kan? Bagi yang penasaran KKN 2019, nih fotonya. Diantara yang masih saya ingat namanya: mas Arjuna, mas Faisal, mas Doni, mbak Duhita, mbak Fransisca, sisanya, lupa dan memang sebetulnya tidak kenalan sih. Saya mantau Instagramnya.


Dan seperti biasa, tiap kali ada teman-teman KKN, pasti mereka diundang oleh IPNU IPPNU ranting Kebonrowopucang untuk mengisi materi dalam pertemuan anggota bulanan. Saya masih ingat ketika KKN Undip 2019 lalu, teman-teman mahasiswa mengisi dua materi, yakni tentang bahaya hoax dan tentang pernikahan dini.

Tak terkecuali KKN 2020 ini, mereka juga kami todong untuk mengisi materi. Saya, Zuqon, Bahul, dan Zilin mendatangi mereka pada suatu malam di rumahnya pak Lurah di mana mereka tinggal. Semula kami bertemu satu mahasiswa yang sedang di depan rumah, tubuhnya gemuk, berkacamata, dan kelihatan cukup religius dengan kopiahnya. Ia mengira, kami akan bertemu pak Lurah sehingga kami disuruhnya menunggu untuk dipanggilkan. "Ini kami mau bertemu teman-teman mahasiswa," serobot Zuqon merespon.

Mahasiswa itu lalu masuk ke dalam memanggil teman-temannya, sementara saya dari depan, tampak dari jendela dua orang perempuan sedang bercengkrama, bukan lain, mereka pasti bagiannya, semoga mereka ikut keluar agar saya bisa berkenalan. Namun, mereka masih saja mengobrol ketika tiga mahasiswa lain keluar.

Kami bersalaman dan berkenalan. Dari sanalah kemudian kami mengenal mereka, salah tiga dari lima teman mahasiswa. Seseorang yang pertama kami temui tadi namanya Hafa, berasal dari Kudus. Di samping kanannya, pria yang terlihat kalem, namanya Naufal, Semarang asalnya. Dan di sisi paling tepi, mahasiswa ganteng berkacamata, Hafidz namanya, ia dari Bekasi jurusan Mesin. Saya lupa, sebetulnya mana yang Hafidz dan mana yang Naufal ya?

Kami sempat berbasa-basi sebentar, bertanya dari mana, jurusan apa, dari kapan di sini, sampai kapan, dan hal-hal yang umum ditanyakan orang ketika bertemu pertama kali. 

Yang paling mencengangkan tentu umur mereka, secara postur, badan mereka tinggi besar, itulah yang membuat saya mengira umur mereka 25 tahunan. Saya salah, umur mereka satu dua tahun di atas saya, 21-22 tahun. Tapi kok besar-besar ya? Ya bayangkan saja, Zuqon saja sudah 24 tahun, Bahul yang 21 tahun saja posturnya kecil, Saya yang 20 tahun masih saja kurus kerempeng. Mungkin karena makannya megono terus, pikir saya. Jika fakta ini sudah saya kantongi, maka saya menantikan KKN tahun depan dan berikutnya lagi, saat itulah saya dan mahasiswa KKN seumuran. Tentu anda paham maksud saya.

Jumat malam Sabtu 24 Januari 2020 kalau tidak salah, mereka akhirnya menepati kesanggupan untuk menjadi pemateri. Digelar malam hari bakda Isya, Rombongan KKN hadir terlalu dini ketika di tempat acara hanya ada saya dan Bayu. Ya wajar, dalam undangan yang kita kasih ke mereka tertera pukul 19.00. Sementara saat itu, sudah jam 20.15 lebih. Padahal, sebelumnya saya sudah ngomong kalau datangnya ndak usah tepat banget, soalnya orang NU, terbiasa molor. Tapi mereka tidak masalah sekalipun ruangan masih kosong.

Di grub IPNU, saya langsung sigap mengabari rekan-rekanita lain agar segera merapat. Malu dong pemateri sudah datang dan pesertanya belum ada. Dan akhirnya, satu persatu rekan-rekanita hadir memenuhi ruangan. Cukup banyak, sekitar 50-an yang datang.


Acara baru dimulai 20.45, saya, sesuai perjanjian, memegang kendali acara dengan menjadi MC. Saya cukup enjoy membawakannya, terlebih saya merasa, pembawaan saya cukup menghibur. Terbukti beberapa kali jokes saya kena. Misalnya taqline yang saya buat, ketika saya bilang KKN, saya suruh semua menjawab: bukan dedek-N. Awalnya semua bingung, namun setelah saya jelaskan, teman-teman mahasiswa saya lihat tertawa juga. Maksudnya adalah KKN itu kakak-N, bukan dedek-N dong, juga bukan adik-N. Bagaimana, lucu, kan?

Teman-teman mahasiswa akan menyampaikan dua menteri. Namun sebelum itu, mereka memperkenalkan diri. 

Mas-mas yang sedang pegang mik itu, namanya mas Hafa, di samping kanannya itu mbak Astri dan mbak Widia, dan dua lelaki lain namanya mas Naufal dan mas Hafidz. Sementara yang di depan baju hijau, itu saya, nampak cukup berwibawa bukan?

Dua materi disampaikan oleh Mas Hafidz dan Mas Naufal. Mereka membawakan materi, saya lupa, kalau tidak salah pertama tentang media sosial, dan kedua tentang pelecehan seksual. Dua materi yang cocok tentu saja untuk rekan-rekanita yang notabene remaja.


Singkat cerita, acara bubar jam 22.00 dan dilanjutkan dengan foto-foto. Sayangnya, saat itu fotonya pakai kamera yang dibawa teman-teman mahasiswa, dan saya belum berkesempatan meminta. Namun, foto di bawah ini bisa juga untuk dijadikan kenangan. Lihatlah bagaimana nampaknya kecerdasan saya sama rata dengan teman-teman mahasiswa ini.

Terima kasih teman-teman KKN Undip Semarang yang sudah ngisi di acara pertemuan anggota IPNU IPPNU ranting Kebonrowopucang.












You May Also Like

0 Respon