Ngeblog Lagi? Memangnya Berani?
Kendati sudah pernah ngeblog sejak 2018 bukan berarti saya bisa dengan mudah untuk melakukannya lagi. Saya sudah seringkali bilang, konsistensi itu sulitnya minta ampun.
Sebetulnya sudah berkali-kali saya mengatakan akan fokus menulis di blog ini. Beberapa tulisan tentang tekad itu bahkan sudah tayang di sini. Tapi apa yang terjadi, tidak ada yang benar-benar mulus. Saya menulis di blog ini hanya beberapa kali saja dalam setahun. Bahkan lebih banyak tidak menulisnya daripada menulisnya.
Bagaimana dengan sekarang?
Lagi-lagi saya tidak menjanjikan akan sering menulis di blog ini. Menulis hanya jika ingin menulis saja. Yang jelas, pertanyaan saya di atas setidaknya sudah menepuk bahu saya bahwa ada blog yang bisa diisi.
Ada perbedaan pandangan soal blog ini dulu dan sekarang. Dulu saya berambisi sekali blog ini muncul iklannya dan saya bisa dapat uang dari adsense. Tapi berjalannya waktu, apa yang saya kerahkan belum bisa memantaskan diri berharap sebesar itu.
Sekarang mari lihat saja, blog saya saja masih berdomain gratisan. Maka saya katakan memang belum layak untuk bisa berharap banyak dari sini.
Lalu apa yang saya lihat dari blog saya sekarang?
Sama sekali saya sudah membuang jauh keinginan bisa dapat uang dari adsene. Terlalu muluk menurut saya. Saya melihat blog ini sekarang lebih sederhana. Bahwa blog ini adalah media yang bisa saya gunakan untuk menaruh tulisan-tulisan saya.
Melihat perkembangan blog dari awal yang memang sepi pengunjung, maka di sini saya seharusnya bisa menuliskan apa saja yang saya suka. Toh tidak ada yang melihat. Bahasa sederhananya adalah blog ini tempat saya belajar menulis.
Dengan pandangan yang lebih sederhana soal blog ini, maka saya tidak menuntut apapun. Ibarat lahan kosong di belakang rumah, saya bisa bermain apa saja tanpa perlu rasa malu. Jika pun ada yang melihat, paling sekadar lewat dan tidak sengaja. Itupun tetangga.
Kalau berpikirnya sudah sederhana seperti ini, mungkin saya akan banyak menulis di blog ini. Saya akan lebih banyak bereksperimen menulis.
Dan agaknya saya perlu menceritakan hal ikhwal kenapa saya bisa menulis begini. Beberapa hari ini, saya menganggur. Memiliki kecenderungan menghabiskan waktu seharian hanya untuk scrooling medsos membuat saya merasa menyesal dan tidak memanfaatkan waktu dengan baik.
Akhirnya, saya bertekad untuk fokus menulis kembali. Tapi kali ini dengan trik yang berbeda. Biasanya saya menulis dengan salah satu dari tiga cara ini. Pertama, menulis di laptop. Kedua, menulis di buku. Atau ketiga, menulis di hape.
Cara pertama adalah cara yang dulu pernah lakukan. Namun berhubung laptop sedang error dan belum punya uang untuk memperbaiki, menulis di laptop belum bisa dilakukan.
Cara yang kedua juga tidak lagi saya gunakan. Menulis di buku ternyata merepotkan. Saja lebih sering coret-coret tidak jelas alih-alih menulis itu sendiri. Jikapun ada tulisan di buku yang bagus dan ingin saya posting di Instagram ataupun blog, saya perlu menulis ulang lagi di hape. Sehingga pilihan yang tepat agar tidak menulis dua kali, tentu saja menulis langsung di hape.
Ini adalah cara ketiga. Menulis di hape. Tapi seperti yang saya katakan di atas, ada perbedaan. Sebelum-sebelumnya, ketika saya menulis di hape saya selalu menggunakan kedua jempol untuk mengetik.
Tapi sekarang, saya menemukan cara baru yang agak tricky. Cara tersebut adalah saya menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan untuk mengetik. Sensasi yang saya rasakan mirip-mirip seperti mengetik tombol keyboard laptop. Percayalah, hal ini menstimulasi saya untuk menulis dengan cepat dan fokus.
Ada perbedaan memang. Menggunakan jari tengah dan jari telunjuk memberi sinyal pikiran bahwa aktivitas yang akan saya lakukan adalah menulis. Karena saya punya pengalaman menulis di laptop lumayan sering. Ingatan itu membantu pikiran bahwa 'oh sekarang waktunya menulis'.
Berbeda dengan jika menggunakan jempol. Jika menulis dengan jempol, pikiran bawah sadar akan mengingatkan saya pada aktivitas scrolling media sosial. Semula ingin menulis malah jadi melipir melihat Instagram atau YouTube short dan tenggelam di sana. Sampai lupa menulis.
Dengan cara baru yang bisa membuat saya fokus ini, saya sekarang lebih percaya diri dalam menulis. Mari kita lihat akan seberapa banyak tulisan yang saya bikin setelah ini. Kalau ternyata masih jarang juga, berarti fix, saya memanglah pemalas.
0 Respon