Pengalaman dan Siasat Menghadapi Tragedi di Toilet
![]() |
Foto di toilet ternyata instragamable lho... |
Toilet
merupakan tempat yang penting bagi setiap insan. Bagaimanapun aktivitas kencing
dan bab juga memerlukan sebuah tempat yang menenangkan dan penuh kekhusyukan.
Tempat tidak perlu instragamable, yang penting mencakup dua aspek tadi.
Namun
tentunya, tidak semua tempat sesuai yang kita dambakan. Saya sering menjumpai toilet yang pintunya
rusak, bolong, dan tidak ada kuncinya. Sampeyan pasti juga pernah merasakan
tho. Ini kan nyeselin banget. Kita mau aktivitas yang penuh kekhusyukan, eh
fitur toiletnya tidak memadai. Sialnya lagi tentu ketika kebelet sudah tidak
bisa ditahan lagi. Oke kalau sampeyan mengajak kawan untuk menjadi bodyguard pintu
toilet. Terus bagaimana kalau sendiri. Agak gimana tentunya.
Saya pernah
mengalami situasi persis seperti di atas; menjumpai toilet yang pintunya
bolong, dan tidak ada kuncinya. Dan toilet itu ada di sekolahan waktu itu.
Untungnya saya sudah paham bagaimana mengatasinya.
Bab di dalam
toilet yang tidak memadai, tentu memunculkan rasa was-was yang teramat
dag-dig-dig-dug. Bagaimana tidak, konsentasi untuk bab buyar. Selain harus
mengatur cara agar bagaimana tinja yang jatuh tidak bunyi plung, saya juga
dituntut untuk meningkatkan pendengaran yang tajam. Pasalnya, kalau ada orang
datang lalu tiba-tiba menggedor atau bahkan mendobrak pintu, apa yang akan
terjadi. Sungguh tidak bisa saya bayangkan.
Biasanya
kalau saya sedang bab dan ada suara seret langkah sepatu mendekat, saya
langsung panik. Seketika, prosesi bab kacau dan terkadang harus terpaksa
diselesaikan meski belum tuntas. Dan itu sangatlah tidak membuat nyaman. Namun kalau bab benar-benar tetap harus
dilanjutkan, saya langsung memikirkan beberapa siasat ini.
Dalam
kondisi yang demikian, saya harus memberi kode orang yang datang tadi kalau di
dalam toilet ini masih ada saya. Caranya adalah saya langsung menjalankan kran
air. Saya kira cara ini cukup ampuh untuk menunda seseorang untuk gedor-gedor.
Suara krecek-krecek yang dihasilkan setidaknya juga meredamkan suara kentut dan
bunyi plung yang terjadi.
Bukan hanya
itu, saya juga menyiram-nyiram air sembarangan. Ya tujuannya tetap, agar orang
itu tau kalau ada yang sedang aktifitas di dalam. Untuk waktu beberapa menit,
dua trik ini memang ampuh. Namun tidak untuk setelahnya.
Mungkin
karena orangnya juga kebelet dan tidak sabaran, pintunya akhirnya
digedor-gedor. Ini bencana. Tidak ada yang lebih tidak menyenangkan tragedi dalam toilet selain digedor-gedor dan didobrak.
Bagaimanapun saya harus melakukan cara yang lain.
Karena pintu
tidak ada kunci, digedor-gedor bisa membuat petaka yang akan dikenang sepanjang
hidup. Saya tak mau itu. Sebelum pintu itu terbuka, sambil melanjutkan prosesi
bab yang tidak khusyuk itu, tangan kiri saya menjangkau pintu supaya tertahan.
Sedang tangan kanan terus menggayung air. Lebih bencana lagi karena gedoran itu
makin lama makin kencang. Mau tak mau saya juga meningkatkan pertahanan.
Akhirnya kaki kiri saya ikut mancal menahan pintu. Derita apa ini Tuhan.
Serasa
pertahanan hampir jebol, saya harus menyelesaikan prosesi bab yang asunepol
ini. Tetapi saya juga mikir. Kalau saya cebok, bagaimana nasib pintu yang terus
digedor-gedor itu. Saya mikir cara lain. Dan akhirnya ketemulah sebuah benda
yang menyelamatkan saya dalam tragedi ini. Ya, di dalam toilet itu terdapat
pel-pelan. Dengan posisi masih jongkok, saya mengambilnya lalu mengarahkan
bagian yang ada kainnya ke pintu dan memalangkannya ke sudut bawah kolam dan
lantai. Aman.
Anehnya,
justru ketika saya sudah memalangkan pel-pelan, gedoran itu juga hilang. Sialan
sekaligus syukurlah kalau begitu. Saya ingin melanjutkan bab, namun karena
moodnya sudah hancur saya memutuskan untuk menyelesaikannya. Setidaknya saya
sudah menemukan cara kalau besok-besok mau bab di sini lagi.
Dan memang
setelah itu, saya selalu memakai siasat ini. Memalangkan pel-pelan. Menyalakan
kran air. Dan menggebyar-gebyur air pakai gayung. Tiga cara ini cukup ampuh
dilakukan.
Kemudian
untuk menunjang aspek keamanan dan kekhusyukannya, saya selalu mengambil jadwal
bab di waktu-waktu yang sepi. Karena waktu itu di sekolah, saya memilih waktu
sehabis apel pagi atau jam 11-an. Waktu-waktu ini tergolong sepi.
Nah, jika
sampeyan menghadapi tragedi-tragedi ini. Siasat-siasat yang saya lakukan ini
bisa ditiru. Tetapi untuk perempuan, demi kemanan seluruh rakyat Indonesia saya
sarankan mengajak kawan untuk menjadi petugas penjaga toilet sementara waktu.
Demikianlah
siasat saya menghadapi pintu toilet yang rusak. Pengalaman ini tentu sajatetaplah berharga. Bahkan barangkali, sebuah prestasi tersendiri bagi saya.
Mengingat, sangat jarang lho yang berani bab di toilet sekolah. Saya yakin.
Memangnya sampeyan pernah lur….
0 Respon