Pada sebuah dinding fesbuk yang sepi di siang itu, lalulintas status agak monoton. Semua masih seperti sebelum-sebelumnya. Namun Arga masih memasang matanya untuk menatap hape itu sambil secara menerus diseret-seretkan jarinya pada layar ponsel.
Disekitar, siang itu juga sepi. Sesekali angin menghempas menerjang dedaunan pohon mangga dan memunculkan bunyi 'whaz whuz whaz whuz'. Sendiri, terik, dan sesekali sepoi.
Kenapa siang ini begitu sepi?
Arga merasa kesepian. Sampai pada satu titik, jarinya berhenti pada sebuah foto profil perempuan cantik.
Seperti pernah melihat. Tapi siapa?
Arga mencoba mengingat. Namun gagal. Ia tak jadi mengingatnya.
Tetapi cantik. Tidak ada salahnya untuk kenalan.
Ia mulai membuka profilnya. Menggali postingan sampai sedalam-dalamnya. Sekali lagi diperhatikanlah foto perempuan itu. Seperti pernah melihat, tetapi tak dikenalnya.
Coba ah, mulai percakapan. Siapa tahu dia kenal wajah saya.
Arga memberanikan diri memulai inbok yang diharapkannya akan menggiring pada momen-momen perkenalan.
"Kamu teman dekatnya Sinta ya?" Arga memulai tanpa permisi meski padahal, ia juga tak tahu siapa Sinta. Sengaja ia ngawur. Mencari perhatian dan membuat penasaran.
"Kata siapa." Lia langsung membalas. Dipikiran Lia, mungkin anak ini temennya Sinta. Perempuan ini namanya Dewi Aprilia.
Arga tersenyum tipis. Asa untuk kenalan sangat mungkin. Setidaknya minimal, perempuan itu sudah mencari identitasnya dengan melihat profilnya. Arga memang punya 1001 trik membuat wanita merasa penasaran.
Arga lalu berlagak linglung seperti maling yang hampir ketahuan di kerumunan. "Waduh... Salah ya. Yasudah, tidak jadi."
Balasan Arga ternyata langsung dibaca dan dibalas. Arga makin pede perempuan itu akan penasaran pada dirinya.
"Hahaha. Kamu siapa?"
Benar kan dia penasaran. Tetapi... sial bagi Arga. Ia menjadi kepedean dan lupa diri. Dengan sombongnya ia membalas...
"Ngajak kenalan ini? Yakin... Hehehe. Aku Arga."
Saat mengirim balasan itu, ia teramat yakin, ia akan mengingat wajahnya. Tetapi....
"Arga siapa? Kok saya tidak tahu."
Maktatrap. Arga melakukan blunder fatal. Memangnya, Arga terkenal apa, sampai begitu yakin ia akan mengingat wajahnya setelah ia kasih tahu namanya."
Asa-asa untuk kenalan seketika hilang. Arga terlalu pede dengan mudahnya menyebut namanya. Namun, ia tak kehabisan akal untuk melanjutkan obrolan.
"Lha aku juga tidak kenal kamu. Terus bagaimana? Tidak jadi kenalan aja deh. Ini berat."
Jawaban yang secara pemikiran begitu taktis. Bentuknya penutup, tetapi memunculkan kesan unik sehingga pasti diingat. Wah, aneh ini bocah.
Ia pikir, balasan itu akan dapat balasan balik dari Lia. Mungkin "Berat kenapa," "kamu aneh," "ih... lucu," atau "gaje Lo." Dengan demikian, obrolan bisa berlanjut lagi. Tetapi... satu jam menunggu, balasan itu tak kunjung dibalas padahal, sudah dibaca.
Selesai itu, suasana kembali sepi. Harapan kenalan pupus. Ia sedikit menyesal telah melakukan blunder dengan membalas "ngajak kenalan ini? Yakin..." Kalimat itu, secara mudah saja, kesannya sedikit alay.
Diluar itu, Arga tersenyum. Perempuan itu pasti sudah melihat profil fesbuknya. Lumayan.