Catatan menjelang Ramadhan
Sebentar lagi Ramadhan, setengah bulan lagi. Dan saya, tak ada persiapan khusus untuk menuju ke sana. Biasa saja. Tetapi saya paham, ini namanya tak tau adab dan sopan santun, sama sekali tak patut ditiru.
Saya mau bicara Ramadhan, tetapi bukan persoalan ibadah. Melainkan apa yang saya targetkan dari ramadhan ini di segi lain. Dari dua segi yang masih sangat menjadi PR bagi saya. Namun bukan berarti soal ibadah sudah beres. Dua segi itu adalah tentang kepenulisan dan pekerjaan saya.
Bulan puasa adalah patokan kepenulisan saya. Dua bulan sebelum sekarang ini, saya ingat kalau saya pernah menulis sebuah catatan yang isinya bahwa di bulan puasa ini saya hanya akan fokus pada satu hal, yaitu menulis. Namun melihat kondisi sekarang dimana saya hampir kehilangan semangat menulis, tekad besar itu sedikit sulit tercapai.
Bayangan saya, ketika saya menulis saat dua bulan yang lalu itu, waktu yang berjalan bisa efektif saya isi dengan latihan menulis. Dua bulan hitungannya lama kan. Maka saya pikir, dua bulan latihan mestinya akan membawa saya ke dalam zona-zona nyaman untuk menulis. Setidaknya, setiap kali saya mikir sesuatu, tanpa hitungan lama sesuatu itu menjadi tulisan.
Tetapi hidup ini bukan hanya tentang apa yang kita bayangkan. Selalu ada saja situasi-situasi yang muncul sebagai penyempil diantara tekad-tekad kita itu. Dalam perjalanan waktu, saya terdesak oleh hal itu. Saya diharuskan melewati lorong itu. Saya tak suka. Tetapi ini bukan soal suka atau tidak suka. Tetapi ini takdir yang musti cepat diselesaikan. Meski akhirnya saya agak menyesal, tanpa terasa, waktu itu tiba-tiba hampir selesai sementara, saya belum beranjak menajamkan tulisan-tulisan.
Begitulah ceritanya sehingga Ramadhan ini, yang seharusnya saya sudah, barangkali mahir menulis, saya justru tetap dan harus pada proses latihan itu. Ini bukan sebuah bentuk pesimisme, percayalah, tulisan ini juga adalah sebuah latihan menulis menyambut dengan optimis datangnya Ramadhan. Sebab saya yakin, dalam suasana bulan yang berbeda dari bulan lainnya itu, dalam keistimewaannya itu, menyimpan waktu-waktu yang pasti sangat syahdu sekali untuk menulis.
Selain nasib kepenulisan yang agak pasif itu, saya juga dihadapkan pada urusan pekerjaan yang belum saya temukan titik yang pas, yang saya sukai. Pekerjaan masih menjadi tanda tanya sampai sekarang.
Untuk saat ini, sementara waktu saya bekerja nglempiti di tempat finishing jin tetangga saya. Akan tetapi, meskipun sementara, saya belum punya kepastian akan sampai kapan disana. Faktor utamanya karena saya tak punya pilihan lain.
Dalam ceruk pekerjaan itu, sebetulnya mudah, ringan, dan simpel. Tetapi tetap saja saya tidak suka, sejak awal saya memang tidak menginginkan berada dalam ceruk ini. Namun apa daya, inilah kehidupan.
Sebetulnya juga, ada resiko terhadap kesehatan. Tentu saja ini berbahaya bagi saya yang-dalam tanda kutip-masih tahap penyembuhan dari penyakit TBC paru dan kelenjar. Dalam pekerjaan ini, yang senantiasa diwaspadai adalah debu-debu yang berhamburan dari jin yang bertumpuk-tumpuk. Menyerang pernafasan bukan? Mestinya saya bisa saja mengantisipasi hal itu dengan memakai masker. Namun entah kenapa, saya malas. Masak harus pakai masker.
Ancaman inilah yang menyebabkan saya berkali-kali merencanakan untuk berhenti kerja, selain karena saya memang tak suka. Namun selalu saja rencana itu gugur. Dan sekarang pun saya masih belum berhasil.
Rencana itu sudah pernah saya konsultasikan kepada keluarga namun selalu mental. Alih-alih mendapat persetujuan, saya malah kena ceramah. Katanya, memangnya mau kerja kemana, kedepannya mau dimana, kalau kerja itu ya memang begitu, harus susah dulu, dirumah mau apa.
Ah, saya sudah paham jawabannya. Bahwa saya harus kerja di ceruk itu lagi. Untuk sementara waktu, sampai waktu yang belum dapat dipastikan.
Saya tumbuh tidak sesuai apa yang saya harapkan. Saya kira, Ramadhan nanti akan saya alokasikan penuh pada kepenulisan. Dan harapannya, pekerjaan saya adalah kepenulisan itu sendiri.
Yasudah, kita lihat saja Ramadhan nanti. Apakah saya sudah ganti kerja. Apakah saya akan mencipta banyak tulisan. Apakah tidak kedua-duanya. Tunggu saja.
0 Respon