Dia, Perempuan

by - Januari 12, 2022

 


11 Januari 2022

Aku menulis ini ketika sore hari. Ketika hujan sedang deras membasuh bumi. Ketika listrik sudah siuman dari tidurnya yang panjang.

Sore yang syahdu ini, aku akan bercerita padamu tentang cinta: yang dahsyat ketika melanda, dan yang patah seketika. Ceritanya mungkin agak klise, tapi begitulah cinta, seperti kata patkay, deritanya tiada akhir.

Barusan, penyimpanan hapeku penuh. Ini sebetulnya notif harian dan selalu bisa selesai dengan menghapus beberapa berkas. Tetapi kasus kali ini agak lain, aku merasa seluruh foto yang tidak penting sudah nihil. Hingga kemudian aku mulai menggali lagi foto-foto lama. Dan betapa terkejutnya aku mengetahui sebagian kenangan dalam foto adalah tentang dia.

Dia. Dia adalah seorang perempuan langka yang kujumpai dalam sebuah siang yang panas. Senyumnya adalah keteduhan. Melihatnya adalah melihat purnama di antara sepanjang malam musim hujan. Ah, mengingatnya mengharuskanku membawaku ke titik itu lagi.

Aku tidak ingin bertele-tele, ingin kupersingkat saja ceritanya. Sejujurnya, aku mencintainya. Dia tahu aku mencintainya. Tapi aku tidak lagi mencintainya sekarang. Bukan sebab apa-apa. Tugasku mencintainya sudah selesai ketika dia memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Dan kami masih berkawan dengan baik.

Aku pernah patah hati, tetapi dalam waktu yang relatif singkat. Banyak hal yang membuatku memaklumi keputusannya. Tetapi bagaimanapun, cerita itu terlalu dahsyat untuk dikenang. Aku sudah berdamai. Dan kami memang tidak pernah bertengkar. Jika ada sebutan yang pantas, mungkin sebutan kisah ini ialah cinta yang tak tersampaikan. Bukan berhenti pada kata itu, namun ada tambahannya: cinta yang tak tersampaiakan, dan memang sengaja tak disampaikan.

Aku sama sekali tidak menyesal belum pernah mengungkapkan keterusterangan. Tetapi bagiku, mencintainya sudah merupakan hal besar dan dahsyat. Teman-teman dekatku tahu, aku tidak mudah jatuh cinta. Dan mengetahui aku bisa jatuh cinta sedahsyat itu, itu luar biasa. Kuakui, perempuan itu berhasil menjadi sangat berwibawa di hadapanku. Dia hebat, dia sanggup membuat seseorang yang sulit jatuh cinta, bisa jatuh cinta, jatuh sejatuh-jatuhnya.

You May Also Like

0 Respon