• Halaman Awal
  • Diri Sendiri
facebook instagram Email

Anam Sy



Ditengah kebingungan saya untuk mencari pekerjaan yang tetap –dalam artian punya tempat kerja dan penghasilan cukup yang setidaknya untuk menenangkan dada, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba menjadi penulis  freelance. Tentunya meskipun mencoba, saya tidak main-main dalam hal ini (apalagi kalau mencoba pacaran, sungguh). Sebab menjadi freelance adalah  harapan yang paling mungkin di tengah status saya sebagai pengangguran tak berfedah ini. Ya … meskipun tidak menjanjikan betul.

Berbekal laptop yang saya beli dengan harga sangat murah dengan nominal yang hanya 650.000 –terlebih kerena 500.000-nya hasil dari menang kuis, keoptimisan saya pada ceruk ini cukup beralasan. Memang karena sebelumnya saya juga pernah melamar menjadi penulis freelance dan diterima, bahkan saya sudah mendapat job, namun karena saya waktu itu pakai hp dan cukup menyulitkan, dengan berat hati saya memutuskan tidak melanjutkan kerjasama tersebut.

Dan kini, dengan laptop murah yang meskipun mengoperasikannya  harus nyanding colokan karena mesti dices, saya kembali melamar menjadi penulis freelance. Saya rasa menulis di laptop jauh lebih mudah dibanding menulis di hp. Hal ini didasari pengalaman saya akhir-akhir ini yang menunjukkan kalau menulis dilaptop memungkinkan apa yang ada dalam pikiran langsung bisa dituangkan dalam tulisan. Begitulah analisa saya pada saya sendiri. Tetapi tentunya setiap orang punya cara berbeda dalam hal ini. Namun demikian, meski berbeda percayalah kita akan dipersatukan dalam maghligai cinta oh mylov. Sungguh gombalan yang  receh dan tidak mengena.

Saya akhirya mencari lowongan ini. Pencarian saya adalah di situs olx. Banyak yang membutuhkan  jasa penulis artikel, dilihat dari iklan yang setiap hari selalu ada yang baru. Saya akhirnya mengirim lamaran ke beberapa pemasang iklan. Namun sebelum itu, terlebih dulu saya harus membuat contoh artikel sebagai penyandingnya. Itulah perjuangan pertama: menulis artikel untuk tes.
                      
Tentu saja saya kesulitan mengerjakan hal ini; pengalaman baru, belum terbiasa, harus mencari materi, dan artinya saya benar-benar harus mempelajarinya dari nol. Ringkas cerita saya selesai membuat artikel yang bisa dijadikan pertimbangan. Dan singkat cerita juga, saya diterima oleh salah satu pengiklan yang membutuhkan jasa menulis tadi.

Saya kemudian di-whatsapp, disuruh mengisi data termasuk didalamnya nomor rekening. Nomor rekening? Terdengar meyakinkan. Saya langsung membayangkan saya ditransfer beberapa ratus ribu uang kelak. Sayang, saya tak punya rekening. Lha bagaimana saya punya rekening, sedang uang receh pun tidak. Untungnya, kakak saya punya. Sebuah rekening yang pernah digunakan sebelumnya untuk menampung hadiah kuis waktu itu. Wahai rekening, kelak kamu bakal terisi lagi.

Masih dalam arena whatsapp, saya juga dikasih tahu aturan mainnya. Dari mulai A, B, C, sampai Z. Akhirnya saya ketahuilah fee yang akan dapatkan. Di-wasap itu tertulis untuk 200 kata saya akan dibayar 3000. Itu artinya 100 kata = 1500 rupiah. Namun dalam keterangan juga dijelaskan kalau artikelnya bagus 200 kata akan dibayar 4000, atau dalam arti lain 50 kata = 1000. Ini begitu menggiyurkan untuk seorang yang luntang-luntung macam saya. Entah kenapa, khayalan saya kembali muncul, andaikan saya bisa menyelesaikan artikel 600 kata dengan bagus setiap hari, artinya satu bulan saya akan mendapatkan penghasilan 30 x 12.000. Ya, saya bisa mendapatkan 360.000 sebulan. Tentunya ini hanya bayangan saya saja, praktik sebenarnya tidak semudah itu.

Hingga kemudian sesuatu yang ditunggu tiba. “Bisa mulai jobnya kapan?” sebuah pertanyaan yang menggetarkan semesta. Saya langsung fast respon, tak kalah cepat dari si dodolan onlen-onlenan itu. Langsung saya jawab “sekarang juga bisa mas.” Dan beberapa detik kemudian sebuah email masuk. Sebuah perintah untuk menjalankan tugas –Negara-  untuk kali pertama.

Inti dalam email itu adalah perintah membuat artikel softselling sebanyak 1000 kata dengan keyword yang telah ditentukan. Sungguh-sungguh menantang dan sulit. Pertama-tama saya langsung mencari tahu apa maksud dari soft selling di internet. Kata-kata itu begitu asing. Ringkas cerita saya kemudian tahu kalau soft selling itu jualan dengan pelan namun menusuk. Yang kemudian justru membuat saya ingin bisnis online dan menggunakan cara ini. Konon, teknik soft selling diklaim ampuh digunakan dalam ranah persosmedan ala internetiyah. Nah, inilah bukti dari salah satu faedah menjadi freelance, saya bisa tahu sesuatu yang sebelumnya tak tahu.

Berbekal pengetahuan soft selling –meski baru tahu kemarin sore- tanpa babibu dan sasisuasu saya langsung menggarap artikel tersebut. Sumpah, saya benar-benar tak  tahu apa yang harus saya tulis. Saya hanya modal ilmu materi yang saya pelajari di internet secara singkat. Bahkan saya sempat terhenti sebelum mencapai 500 kata.

Saya kembali mencari celah yang bisa saya tuliskan untuk menggenapi kata sampai 1000. Tidak mudah, saya bahkan beberapa kali jeda dan bahkan sengaja untuk tidur supaya bangun-bangun dapat inspirasi. Alih-alih begitu, bangun tidur saya juga masih bingung. Ha yo mumet aku.

Biar cerita ini tampak heroik, saya kemudian hampir putus asa. Sepertinya saya memang belum mampu untuk artikel yang menurut saya tidak receh ini. Saya ragu bisa menyelesaikannya. Pikiran pesimistis bergantian menggelanyut dalam pikiran. Saya panik, terlebih malamnya harus selesai. Ini sulit, jangan selesaikan sajalah. Awalnya saya ingin berpikir seperti itu, namun saya urung. Saya teringat isi surat lamaran yang saya tulis dengan kata-kata meyakinkan dan penuh optimis semangat juang  45. Masak saya mau lari dari tanggung jawab ini, tidak tidak. Saya akan malu kalau tidak menyelesaikannya. Saya harus kerjakan dan selesaikan. Saya tidak mau mengkhianati kalimat yang pernah saya tulis itu.

Akhirnya kemudian saya mencoba menenangkan pikiran. Kembali mencari materi. Tapi apa daya, sampai jam 12 malam artikel masih amburadul dan belum jadi. Lalu akhirnya saya minta waktu perpanjangan. Minta saja, tanpa menyebutkan sampai kapan, pokoknya nambah. Kalau menentukan waktu dan apabila pada waktunya kok belum selesai, kan malu. Dan syukurnya di OK kan.

Esoknya, diwaktu injury time yang menentukan itu, entah kenapa saya seperti punya kekuatan lebih. Saya menemukan celah untuk menyelesaikan artikel itu. Meski tidak sekaligus, akhirnya malamnya artikel itu bisa selesai yang langsung saya kirimkan. Peluit panjang berbunyi dan saya merayakan pertarungan yang hebat ini dengan lega dan bangga.

Saya tak bisa berhenti untuk melihat artikel yang saya buat. Ada perasaan bangga bisa menyelesaikan tulisan sebanyak itu dengan waktu yang bagi saya sangat sebentar dan tidak masuk akal. Saya terus membacanya. Menurut saya artikelnya bagus. Dan apabila dibilang tidak bagus pun saya pasti terima dan rela untuk revisi. Namun tidak ada komentar akan hal itu. Sungguh, sebuah pertarungan yang menyenangkan.

Artikel pertama saya sebagai freelance inipun menjadi pengalaman yang menarik dan saya yakin, memudahkan saya untuk menyelesaikan job-job berikutnya. Artikel sepanjang seribu kata. Saya lagi-lagi membayangkan fee-nya, 1000 kata, artinya 14.000. Uang yang akan berharga dan menjadi saksi sejarah. Nominalnya memang tak banyak, tapi karena hasil dari usaha sendiri, rasanya nilainya tak bisa dibandingkan dengan apapun.

Ya begitulah, pengalaman saya menerima job menulis freelance untuk pertama kali. Barangkali memang terlihat heroik, namun yang perlu diketahui, kemampuan saya mengutak-ngutik kata punya pengaruh besar pada heroiknya cerita ini. Ya…, begitulah seorang penulis bercerita, terlihat heroik, padahal ya aslinya biasa saja. He he he.

Iki ceritaku, endi ceritamu… Oh iya, tulisanku iki apik ra lur.

Share
Tweet
Pin
Share
3 Respon



Jack Ma kalau tidak salah pernah bilang kalau saat ini adalah waktu terbaik dalam abad ini. Alasan utamanya tentu adanya internet yang berkembang semakin pesat. Internet bahkan telah masuk dalam setiap lini kehidupan.

Sampean tentu melihat sekarang jamannya serba online; ojek online, bisnis online, dan mungkin juga pacaran online. Yang elde’eran hayo ngaku?

Kenyataan ini tak bisa dihindarkan dalam masyarakat. Mau tidak mau kita harus mengkuti arus. Maka tak heran ada sedikit kecemburuan yang menimbulkan adanya sedikit gesekan karena perubahan ini. Perseteruan ojok online dan ojek pangkalan misalnya. Perseteran antara yang mengikuti perubahan dengan yang tidak ikut perubahan.

Melihat kenyataan demikian, mau tak mau saya juga ingin mengalir bersama perubahan yang sangat cepat ini. Sepertinya saya pernah mengutarakan kalau saya ingin menjalankan bisnis online. Ya, saya merasa ceruk ini punya peluang yang sangat besar. Banyak kawan-kawan saya sudah mempraktekkannya. Buktinya, tiap hari kerjaannya hanya mosting mosting dan mosting produk.

Namun sampai tulisan ini dibuat, saya sama sekali belum nyak-nyuk sedikitpun tentang dodolan. Sebelum saya benar-benar berkecimpung dalam bisnis ini, saya harus menemukan dulu orang yang akan menjadi mentor nantinya. Saya masih mencari siapa yang kira-kira bisa mengajari saya dodolan, bukan saja dodolan biasa, namun sampai masuk dan menguasai di tempat-tempat marketplace. Semua butuh proses.

Meski begitu saya juga diam-diam mempelajari trik pemasaran di internet. Setidaknya saya sedikit tahu hal itu. Bahkan sekarang pun saya tahu cara apa yang tepat untuk menjual produk memanfaatkan kemampuan menulis saya. Cara ini belum dilakukan sama kawan-kawan saya, dan kalau saya amalkan nantinya besar kemungkinan akan banyak yang closing. Cara tersebut adalah metode jualan dengan soft selling. Bentuk yang seperti apakah itu dan kenapa saya bisa menemukan cara ini. Berikut ceritanya;

Kemarin itu saya melamar kerja menulis freelance yang saya dapat infonya dari olx. Ketika saya hubungi kontak yang bersangkutan, saya diwajibkan untuk mengikuti tes menulis. Ndilalah, tes yang diberikan adalah menulis artikel soft selling. Dari sanalah saya mengerti apa itu soft selling. Berawal dari penemuan ilmu soft selling itu, saya akhirnya cari tahu banyak mengenai soft selling. Saya lalu paham sekarang.

Begini, soft selling itu adalah metode jualan dengan cara yang samar. Ini penjelasan versi saya tentunya. Lebih mudahnya saya bandingkan dengan cara satunya yang banyak digunakan orang yaitu hard selling. Kalau hard selling itu jualan lansung, to the poin. Soft selling jualan secara halus. Dalam artian tidak langsung ujug-ujug jualan, namun ada pengantarnya. Pengantar disini bukanlah basa-basi.

Sampeyan pasti pernah lihat kan temenmu jualan di facebook: ayo sis disorder, jual mantan, 25 juta saja. Iya kan. Nah itu hard selling. Teknik ini kalau ditempatkan di facebook bagi saya cukup mboseni dan ndugali. Kita fesbukan kan mau scroll status-status kawan kita, kalau dikit-dikit temunya postingan iklan ya jangan heran kalau jari ini mengeklik tulisan unfriend. Iya tho? Untuk jualan di fesbuk menurut saya cocoknya soft selling.

Lalu seperti apa contohnya?

Sayang, penulis sendiri hanya bisa menjelaskan saja dan belum bisa mempraktekan. Ha wong saya ini belum jualan kok ya. Kalau mau lihat ya nanti, kalau saya sudah jualan. Tapi kapan? Sudah, simpan dulu ig saya, @anamsy atau fesbuk saya anam sy. Tapi inget lho ya, kalau berteman dengan saya jangan ntritil posting dodolan terus. Tetap menjaga marwah fesbuk sebagai medsos.

Terakhir, kalau sampayan punya rekomendasi guru dodolan, kabari saya ya. Terimakasih lho ini.




Share
Tweet
Pin
Share
No Respon
Prayer, Bible, Christian, Folded Hands
sumber pixabay.com

Setelah membeli laptop baru, entah kenapa ada sesuatu yang menimbulkan saya menjadi semangat. Nggak tau kebawaannya semangat saja dan senang. Lebih-lebih saya tahu kalau leptop saya ini bisa terhubung internet. Memang awalnya saya agak cemas karena sulit sekali untuk internetan. Untungnya saya coba utak-atik sendiri dan berhasil.
                     
Kalau kemarin sebelum punya laptop saya hamper putus asa karena tak tahu harus ngapain. Sekarang saya bisa melakukan banyak hal dengan laptop ini. Termasuk didalamnya adalah menemukan ceruk pekerjaan yang sesuai keinginan saya.

Menjadi Freelancer

Freelancer sepertinya memang yang paling cocok dengan saya sekarang ini. Lebih tepatnya freelancer menjadi penulis. Soal ini, saya sedikit agak paham karena sebelum saya punya laptop pun saya sudah mencoba menjadi freelancer. Saya sudah tahu situs-situs mana saja yang menyediakan info mengenai pekerjaan ini. Seperti di olx misalnya, banyak yang membutuhkan jasa kepenulisan.

Sebelum punya laptop saya juga sering memantau situs tersebut. Saya bahkan pernah mengambil ceruk tersebut meski dengan hape pada waktu itu. Namun dalam perjalanan, saya mengundurkan diri karena agak susah mengerjakannya lewat hape. Ya, saya memanfaatkan aplikasi ms word di hape kala itu.

Namun sekarang, dengan punya laptop begini. Saya akan mencoba mengambil lagi ceruk-ceruk tersebut. Saya tentu saja optimis. Menulis di laptop jauh lebiih mudah, juga sangat mendukung untuk membuat tulisan mengalir lancar. Berbeda saat saya pakai hape dulu, banyak jedanya dan kebanyakan berakhir meski belum selesai.

Sekarang, setidaknya saya sudah menyimpan kontak orang-orang yang membutuhkan jasa kepenulisan. Saya yakin kali ini akan bisa menyelesaikan artikel yang nanti dibebankan pada saya. Saya akan memulai segalanya esok. Mengapa saya memilih esok, kaerena esok adalah tahun baru hijriyah atau 1 Muharram 1440 H. saya ingin memulai tahun baru dengan sesuatu yang baru dan juga dengan semangat yang baru.

Di akhir tahun 1439 H ini saya bersyukur sekali. Saya belajar banyak hal dalam satu tahun ini. Baik secara sadar atau tidak sadar. Dan puncaknya adalah hari ini, hari terakhir tahun 1440 ini, saya sudah dalam keadaan sehat kembali, saya sudah punya laptop, dan saya sudah agak mahir untuk menulis. Tentunya pencapaian-pencapaian tersebut akan menjadi bekal yang sangat penting untuk menjalani tahun berikutnya.

1440 H. Bismilah…

Ditulis pada 9 September2018 / 30 Dhulhijjah 1439 H
Share
Tweet
Pin
Share
No Respon


Saya sedang dalam masa bimbang. Satu sisi saya membingungkan soal pekerjaan yang belum kunjung saya dapatkan. Disisi lain saya tak sedikitpun menyesal dengan waktu luang yang sangat panjang ini. Terlebih sekarang saya punya laptop.

Saya tak tahu saya ini manusia jenis apa. Aneh saja, orang lain bekerja keras untuk mendapat sesuatu yang diinginkan sementara saya tidak. Aneh sekaligus unik. Mungkin karena keanehan ini pula saya berteman akrab dengan sedikit orang saja. Sejujurnya, saya belum merasa menemukan kawan yang benar-benar sejiwa dengan saya, sepemikiran dengan saya, dan seaneh saya. Apakah manusia seperti saya ini ada, ataukah hanya saya saja. Konon, berkawan dengan seseorang yang sejiwa dan sepemikiran, mempermudah perkembangan diri. Buktinya, seorang dengan hobi jalan-jalan, akan berkawan baik dengan yang berhobi jalan-jalan juga. Saya perlu menemukan kawan sejiwa itu.

Bisa dibilang saya orang pemalas. Saya malas mencari pekerjaan. Malas keluar yang tidak penting. Malas punya keinginan untuk kerja menjahit seperti banyak kawan-kawan saja. Saya berpikir untuk bekerja pada ceruk pekerjaan yang sesuai dengan karakter saya ini. Tetapi apakah ada pekerjaan yang sesuai dengan hal itu. Tentu saja ada, dan langka. Hanya orang tertentu saja yang menempati maqom tersebut.


Saya mencoba menebak kira-kira ceruk pekerjaan apakah yang pantas dan sesuai dengan jiwa malas saya. Namun sebelum itu, patut saya jelaskan bahwa jiwa malas saya bukanlah malas dalam artian tidak ingin melakukan apapun. Malas dalam jiwa saya adalah malas melakukan hal yang tidak saya sukai. Malas untuk pekerjaan yang menuntut fisik lebih. Saya hanya akan rajin pada hal-hal yang saya sukai dan cintai bahkan meski tanpa imbalan sekalipun. Dan tentu saja, ceruk pekerjaan yang saya inginkan adalah sesuatu yang saya senangi.

Pertama, saya ingin sekali menjadi penulis. Sejak beberapa tahun belakangan saya hobi sekali menulis. Salah satu factor yang mendorongnya adalah keirian saya pada karya buku yang saya baca. Setiap kali saya baca buku saya selalu bertanya-tanya, apa yang ada dipikiran penulis sampai-sampai menjadi susunan kata indah yang begitu banyakya. Bagaimana bisa? Berangkat dari hal itu, saya mencoba mulai menulis. Lama-kelamaan saya menemukan diri saya dalam menulis. Saya langsung jatuh cinta padanya.

Menjadi penulis beneran tidaklah mudah. Butuh proses menuju kesana. Dan sekarang ini saya dalam tahap proses tersebut. Saya menulis apa saja yang terbersit di hati saya. Menulis pengalaman. Menulis kenangan. Impian. Apapun itu. Langkah yang pasti sebagai bukti keseriusan saya adalah membuat blog. Sekarang saya sudah puya blog dan berisi tulisan-tulisan saya. Selain sebagai ruang untuk belajar mrnulis, saya juga mengharap uang dari sana. Sudah lama saya punya akun adsense, namun blog saya masih tampil seadanya dan belum menarik banyak pengunjung. Sepertinya, harapan itu bakal terwujud dengan adanya laptop ini.

Kedua, saya ingin menjadi illustrator. Pekerjaan ini memerlukan kreativitas tinggi sehingga membuat saya tertantang, terlebih bayarannya yang lumayan. Menuju kesana juga ada syarat yang harus dipenuhi. Syarat utamanya tentu saja bisa membuat ilustrasi. Artinya harus menguasai photoshop dan corel draw. Dan itu ilmu yang sulit dan menarik.

Ketiga, saya ingin bisnis internet. Saat ini adalah era digital. Masanya internet. Ceruk yang banyak digeluti masa sekarang adalah bisnis online. Saya ingin bisnis online karena pekerjaan ini bisa dilakukan dengan gaya apa saja; bisa dengan tiduran, duduk santai, atau sambil makan. Dan saya melihat, bisnis online adalah peluang yang sangat bagus terlebih di kawasan saya sedikit sekali yang memanfaatkannya. Lebih dari itu, bisnis ini bahkan bisa dilakukan tanpa modal sekalipun, lebih tepatnya adalah menjadi dropshiper. Ya, saya ingin menjadi dropshipper.

Ketiga ceruk itulah yang saya inginkan. Saya rasa, saya perlu proses yang tidak sebentar untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, setidaknya beberapa ceruk ini realistis untuk saya tempati. Saya tidak  bicara penghasilan, yang penting dalam ceruk itu saya bisa belajar banyak hal menuju ketiga impian tadi. Ceruk tersebut adalah: jaga warnet, jaga toko, bekerja di fotokopian, atau jadi admin sebuah olshop. Mekipun ceruk tersebut tidak banyak gajinya, namun secara tidak langsung merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk kedepan.

Sayangnya, saya belum belum punya pekerjaan sampai saat ini. Tapi saya tidak gelisah, tidak cemas. Biasa saja. Namun begitu saya juga ingin kerja. Kalau anda butuh jasa saya, saya siap. Kalau anda punya lowongan, hubungi saya. Ini nomor hape saya: 085878861524. Atau bisa juga melalui email saya: anammustikabudaya@gmail.com. Facebook: Anam Sy. IG: anamsy. Terimakasih. Lowongan Anda adalah harapan saya.

Ditulis pada 9 September 2018
Share
Tweet
Pin
Share
No Respon
Hasil gambar untuk laptop hp compaq v3000


Semenjak saya menyukai kepenulisan, saya berfikir untuk kelak punya laptop. Alasan uatamanya tentu agar kepenulisan saya berkembang mengingat lebih mudah untuk mengetik di laptop daripada di hape. Awalnya saya tak begitu yakin akan punya laptop dalam waktu dekat. Bagaimana mungkin hal itu terjadi sementara saya saja belum kerja dan belum punya uang.

Namun hidup ini selalu ada-ada saja. Segala yang mungkin dipikiran kita terasa tidak mungkin, kenyataannya bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia ini. Saya adalah satu yang merasakan hal tersebut. Ditengah keluntang-luntungan saya selama ini, saya hanya mengandalkan sisa uang lebaran sejumlah 500 ribu. Itupun sedikit demi sedikit berkurang tanpa disadari. Hingga pada suatu ketika, kabar gembira datang menjumpai saya. Ya, saya menang kuis dan mendapatkan 500 ribu. Sehingga total uang yang saya punya senilai sejuta.

Oh iya, ini kali kedua saya memenangkan kuis setelah sebelumnya dapat buku secara gratis. Saya tak tahu apakah dewi fortuna memang sedang memihak pada saya atau tidak. Yang pasti kerjaan saya yang belum punya pekerjaan ini ya hanya iseng-iseng ikut kuis.

Memegang uang sejuta dalam posisi belum bekeja, memaksa saya untuk berfikir secara jernih tentang uang ini. Mau dibawa kemanakah agar berfaedah. Dengan uang ini, saya pernah mencoba untuk menebus ijasah SMA saya. Saya masih ingat kalau saya perlu 200 ribu lagi untuk menebusnya. Namun saya urungkan setelah pada suatu hari saya ke sekolah menemui kepsek, saya harus menemui mbak ana dulu yang pada waktu itu belum hadir di sekolahan. Saya juga disuruh membawa ijasah SMP untuk melengkapi datanya. Yasudah, daripada saya harus bolak-balik karena tidak bawa hal itu, maka saya bilang untuk kembali lagi esok hari dengan membawa uang, lengkap dengan fc ijasah SMP.

Di rumah esok harinya, saya pikir-pikir untuk apa saya ambil ijasah semantara saya masih belum membutuhkannya. Akhirnya saya membatalkan mengambil ijasah. Lagipula, waktu itu saya malas untuk kesana lagi. Maka uang sejuta itupun tetap sejuta. Tidak berkurang. Tapi saya pikir kembali, untuk apa uang ini?

Sempat terbersit dalam otak saya untuk menggunakan uang ini untuk bisnis online, lebih tepatnya menjadi dropshiper. Saya tertarik menjadi dropshiper setelah saya baca-baca di internet dan menonton di youtube. Saya begitu ingin mencobanya. Saya bahkan siap apabila uang itu habis untuk mengikuti kursus begituan dengan ahlinya. Namun dalam perjalanan saya memikirkan hal ini, belum saya temukan seseorang yang sekiranya pantas dan mumpuni untuk saya jadikan guru dropship. Saya masih mencari siapakah yang tepat untuk itu.

Belum kunjung menemukan tokoh tersebut, saya lalu mencoba untuk memiliki komputer. Biarlah saya belajar sendiri lewat terjun langsung dengan komputer, barangkali bisa, begitu pikir saya. Saya mencoba mencari di bukalapak pritilan komputer. Namun sayang, harga yang ditawar kalau ditotal tidak mencukupi untuk saya beli. Karena di bukalapak tidak ada, saya mencoba cari di marketplace facebook dengan jangkauan 6 km, tentu agar tidak ada biaya pengiriman karena bisa dilakukan dengan COD.

Dan sebuah cerita menarik terjadi. Ketika pertama kali saya buka marketplace fb, muncul di bagian paling atas adalah laptop dengan harga 750 ribu. Betapa senangnya saya melihat itu karena 750 angka yang pas untuk kantong saya dan masih berpeluang untuk dinego. Dan siang itu, saya catat nomor wa yang tertera disana dan akan saya hubungi esok harinya.

Ketika sore tiba, saya mengecek kembali iklan itu dan betapa terkejutnya saya. Laptop yang saya incar itu sudah tertulis terjual. Seketika, pupus sudah memiliki laptop dengan harga yang murah. Saya begitu cemas. Namun berangkat dari kecemasan itu, saya akhirnya memberanikan diri untuk mengontak penjual tersebut. Apakah benar laptop itu terjual. Syukurlah, si penjual bilang kalau laptop belum terjual. Lalu kenapa di iklan sudah tertulis terjual. Bodoh amat, yang penting saya masih memiliki peluang untuk memiliki laptop tersebut.

Di whatsapp, saya mencoba mengetahui minus dari laptop tersebut. Karena dalam iklan, tertulis kalau ada satu garis vertikal seperti rambut di layar dan baterai yang drop dan mesti dices ketika menggunakannya. Penjual yang saya lacak ternyata namanya mas Reza ini, menjelaskan hal tersebut dan meyakinkan saya kalau cacat ini tidak mempengaruhi performa laptop.

Hingga masuklah tahap negosiasi harga. Harga awal sesuai yang tertera dalam iklan senilai 750, saya kemudian minta dikurangi. Penjual menawar 650. Saya nego lagi 600 tapi tidak bisa, kecuali tanpa hardisk. Yasudah saya deal 650 dengan hardisk. Malam itu juga, saya menemuinya di rumahnya di desa Podo, tak jauh dari rumah saya.

Mengajak adik, saya kesana. Dan setelah mematuhi petunjuk alamat yang diberikan, sampailah saya dikediamannya. Sebuah rumah yang cukup besar dan mewah untuk sudut pandang saya. Dari sanalah akhirnya saya tahu penjual yang bernama mas Reza ini memang penjual beneran karena di depan rumah terpampang spanduk bertulis rezacom dengan ikon merk laptop mengelilinginya. barulah setelah berbincang mengenai kekurangan, akhirnya resmi sudah pergantian kepemilikan laptop. Tetap dengan harga 650. Sepulangnya dari rumah si penjual, saya begitu tak sabar merasakan nikmatnya mengetik keyboard.

Dan tulisan saya kali ini, adalah tulisan pertama yang saya tulis dengan laptop. sensasinya sesuai yang saya duga, mudah, simple, cepat, pokoknya belum pernah saya menikmati menulis dengan enak dan begitu mengalir seperti kali ini. Berbeda ketika saya menulis di kertas ataupun hape yang seringkali berhenti di tengah jalan. Sejak ini, saya yakin sekali tulisan saya akan semakin berkembang dan berkualitas. Pada akhirnya saya menyadari, jalan menuju kepenulisan itu sudah di depan mata. Sesuatu yang membuat saya akan semangat untuk menjalani kehidupan.

Alasan tersebut, setidaknya meyakinkan saya sendiri kalau keputusan membeli laptop ini benar dan bermanfaat. Satu alasan itu mungkin cukup meyakinkan saya ditengah kebingungan saya akan koneksi internet yang belum membuat saya tersenyum.

Untuk belajar menulis. Setidaknya itu dulu manfaat laptop ini bagi saya. Bertambahnya waktu, perlahan akan membuat saya belajar banyak hal; photoshop, corel, bloging, dan bisnis online. Ini hanya masalah waktu. Keputusan membeli laptop ini saya simpulkan sebagai keputusan yang tepat berdasarkan asas manfaat.

Pekalongan, 9-9-2018

Share
Tweet
Pin
Share
No Respon
Newer Posts
Older Posts

Info

Tayang seminggu dua kali

Mutualan, Yuk

  • facebook
  • instagram
  • youtube

Kategori

IPNU

Postingan Viral

Catatan

Sementara kosong dulu, seperti hatiku

Facebook

Isi Blog

  • ►  2024 (15)
    • ►  Apr 2024 (1)
    • ►  Mar 2024 (4)
    • ►  Feb 2024 (1)
    • ►  Jan 2024 (9)
  • ►  2023 (11)
    • ►  Des 2023 (3)
    • ►  Nov 2023 (1)
    • ►  Sep 2023 (3)
    • ►  Jul 2023 (4)
  • ►  2022 (46)
    • ►  Nov 2022 (7)
    • ►  Okt 2022 (7)
    • ►  Sep 2022 (6)
    • ►  Agu 2022 (4)
    • ►  Jul 2022 (9)
    • ►  Mei 2022 (4)
    • ►  Jan 2022 (9)
  • ►  2021 (22)
    • ►  Des 2021 (5)
    • ►  Sep 2021 (3)
    • ►  Agu 2021 (6)
    • ►  Jun 2021 (1)
    • ►  Mar 2021 (7)
  • ►  2020 (14)
    • ►  Des 2020 (1)
    • ►  Nov 2020 (2)
    • ►  Jul 2020 (2)
    • ►  Jun 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  Apr 2020 (1)
    • ►  Mar 2020 (2)
    • ►  Feb 2020 (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Mar 2019 (1)
    • ►  Feb 2019 (1)
    • ►  Jan 2019 (1)
  • ▼  2018 (57)
    • ►  Okt 2018 (7)
    • ▼  Sep 2018 (5)
      • Pengalaman Menjadi Penulis freelance dan Dapat Job...
      • Soft Selling, Teknik Jualan yang Harus Dilakukan K...
      • Harapan Baru
      • Ceruk Pekerjaan yang Saya Inginkan
      • Akhirnya Saya Punya Laptop
    • ►  Jul 2018 (11)
    • ►  Jun 2018 (3)
    • ►  Mei 2018 (4)
    • ►  Apr 2018 (2)
    • ►  Mar 2018 (5)
    • ►  Feb 2018 (12)
    • ►  Jan 2018 (8)
  • ►  2017 (71)
    • ►  Des 2017 (7)
    • ►  Nov 2017 (20)
    • ►  Okt 2017 (10)
    • ►  Sep 2017 (8)
    • ►  Agu 2017 (8)
    • ►  Jul 2017 (9)
    • ►  Jun 2017 (5)
    • ►  Mei 2017 (4)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates