Akhirnya Saya Punya Laptop

by - September 11, 2018

Hasil gambar untuk laptop hp compaq v3000


Semenjak saya menyukai kepenulisan, saya berfikir untuk kelak punya laptop. Alasan uatamanya tentu agar kepenulisan saya berkembang mengingat lebih mudah untuk mengetik di laptop daripada di hape. Awalnya saya tak begitu yakin akan punya laptop dalam waktu dekat. Bagaimana mungkin hal itu terjadi sementara saya saja belum kerja dan belum punya uang.

Namun hidup ini selalu ada-ada saja. Segala yang mungkin dipikiran kita terasa tidak mungkin, kenyataannya bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia ini. Saya adalah satu yang merasakan hal tersebut. Ditengah keluntang-luntungan saya selama ini, saya hanya mengandalkan sisa uang lebaran sejumlah 500 ribu. Itupun sedikit demi sedikit berkurang tanpa disadari. Hingga pada suatu ketika, kabar gembira datang menjumpai saya. Ya, saya menang kuis dan mendapatkan 500 ribu. Sehingga total uang yang saya punya senilai sejuta.

Oh iya, ini kali kedua saya memenangkan kuis setelah sebelumnya dapat buku secara gratis. Saya tak tahu apakah dewi fortuna memang sedang memihak pada saya atau tidak. Yang pasti kerjaan saya yang belum punya pekerjaan ini ya hanya iseng-iseng ikut kuis.

Memegang uang sejuta dalam posisi belum bekeja, memaksa saya untuk berfikir secara jernih tentang uang ini. Mau dibawa kemanakah agar berfaedah. Dengan uang ini, saya pernah mencoba untuk menebus ijasah SMA saya. Saya masih ingat kalau saya perlu 200 ribu lagi untuk menebusnya. Namun saya urungkan setelah pada suatu hari saya ke sekolah menemui kepsek, saya harus menemui mbak ana dulu yang pada waktu itu belum hadir di sekolahan. Saya juga disuruh membawa ijasah SMP untuk melengkapi datanya. Yasudah, daripada saya harus bolak-balik karena tidak bawa hal itu, maka saya bilang untuk kembali lagi esok hari dengan membawa uang, lengkap dengan fc ijasah SMP.

Di rumah esok harinya, saya pikir-pikir untuk apa saya ambil ijasah semantara saya masih belum membutuhkannya. Akhirnya saya membatalkan mengambil ijasah. Lagipula, waktu itu saya malas untuk kesana lagi. Maka uang sejuta itupun tetap sejuta. Tidak berkurang. Tapi saya pikir kembali, untuk apa uang ini?

Sempat terbersit dalam otak saya untuk menggunakan uang ini untuk bisnis online, lebih tepatnya menjadi dropshiper. Saya tertarik menjadi dropshiper setelah saya baca-baca di internet dan menonton di youtube. Saya begitu ingin mencobanya. Saya bahkan siap apabila uang itu habis untuk mengikuti kursus begituan dengan ahlinya. Namun dalam perjalanan saya memikirkan hal ini, belum saya temukan seseorang yang sekiranya pantas dan mumpuni untuk saya jadikan guru dropship. Saya masih mencari siapakah yang tepat untuk itu.

Belum kunjung menemukan tokoh tersebut, saya lalu mencoba untuk memiliki komputer. Biarlah saya belajar sendiri lewat terjun langsung dengan komputer, barangkali bisa, begitu pikir saya. Saya mencoba mencari di bukalapak pritilan komputer. Namun sayang, harga yang ditawar kalau ditotal tidak mencukupi untuk saya beli. Karena di bukalapak tidak ada, saya mencoba cari di marketplace facebook dengan jangkauan 6 km, tentu agar tidak ada biaya pengiriman karena bisa dilakukan dengan COD.

Dan sebuah cerita menarik terjadi. Ketika pertama kali saya buka marketplace fb, muncul di bagian paling atas adalah laptop dengan harga 750 ribu. Betapa senangnya saya melihat itu karena 750 angka yang pas untuk kantong saya dan masih berpeluang untuk dinego. Dan siang itu, saya catat nomor wa yang tertera disana dan akan saya hubungi esok harinya.

Ketika sore tiba, saya mengecek kembali iklan itu dan betapa terkejutnya saya. Laptop yang saya incar itu sudah tertulis terjual. Seketika, pupus sudah memiliki laptop dengan harga yang murah. Saya begitu cemas. Namun berangkat dari kecemasan itu, saya akhirnya memberanikan diri untuk mengontak penjual tersebut. Apakah benar laptop itu terjual. Syukurlah, si penjual bilang kalau laptop belum terjual. Lalu kenapa di iklan sudah tertulis terjual. Bodoh amat, yang penting saya masih memiliki peluang untuk memiliki laptop tersebut.

Di whatsapp, saya mencoba mengetahui minus dari laptop tersebut. Karena dalam iklan, tertulis kalau ada satu garis vertikal seperti rambut di layar dan baterai yang drop dan mesti dices ketika menggunakannya. Penjual yang saya lacak ternyata namanya mas Reza ini, menjelaskan hal tersebut dan meyakinkan saya kalau cacat ini tidak mempengaruhi performa laptop.

Hingga masuklah tahap negosiasi harga. Harga awal sesuai yang tertera dalam iklan senilai 750, saya kemudian minta dikurangi. Penjual menawar 650. Saya nego lagi 600 tapi tidak bisa, kecuali tanpa hardisk. Yasudah saya deal 650 dengan hardisk. Malam itu juga, saya menemuinya di rumahnya di desa Podo, tak jauh dari rumah saya.

Mengajak adik, saya kesana. Dan setelah mematuhi petunjuk alamat yang diberikan, sampailah saya dikediamannya. Sebuah rumah yang cukup besar dan mewah untuk sudut pandang saya. Dari sanalah akhirnya saya tahu penjual yang bernama mas Reza ini memang penjual beneran karena di depan rumah terpampang spanduk bertulis rezacom dengan ikon merk laptop mengelilinginya. barulah setelah berbincang mengenai kekurangan, akhirnya resmi sudah pergantian kepemilikan laptop. Tetap dengan harga 650. Sepulangnya dari rumah si penjual, saya begitu tak sabar merasakan nikmatnya mengetik keyboard.

Dan tulisan saya kali ini, adalah tulisan pertama yang saya tulis dengan laptop. sensasinya sesuai yang saya duga, mudah, simple, cepat, pokoknya belum pernah saya menikmati menulis dengan enak dan begitu mengalir seperti kali ini. Berbeda ketika saya menulis di kertas ataupun hape yang seringkali berhenti di tengah jalan. Sejak ini, saya yakin sekali tulisan saya akan semakin berkembang dan berkualitas. Pada akhirnya saya menyadari, jalan menuju kepenulisan itu sudah di depan mata. Sesuatu yang membuat saya akan semangat untuk menjalani kehidupan.

Alasan tersebut, setidaknya meyakinkan saya sendiri kalau keputusan membeli laptop ini benar dan bermanfaat. Satu alasan itu mungkin cukup meyakinkan saya ditengah kebingungan saya akan koneksi internet yang belum membuat saya tersenyum.

Untuk belajar menulis. Setidaknya itu dulu manfaat laptop ini bagi saya. Bertambahnya waktu, perlahan akan membuat saya belajar banyak hal; photoshop, corel, bloging, dan bisnis online. Ini hanya masalah waktu. Keputusan membeli laptop ini saya simpulkan sebagai keputusan yang tepat berdasarkan asas manfaat.

Pekalongan, 9-9-2018

You May Also Like

0 Respon