Akhirnya Saya Punya Laptop
Semenjak saya menyukai
kepenulisan, saya berfikir untuk kelak punya laptop. Alasan uatamanya tentu
agar kepenulisan saya berkembang mengingat lebih mudah untuk mengetik di laptop
daripada di hape. Awalnya saya tak begitu yakin akan punya laptop dalam waktu
dekat. Bagaimana mungkin hal itu terjadi sementara saya saja belum kerja dan
belum punya uang.
Namun hidup ini selalu ada-ada saja. Segala yang mungkin
dipikiran kita terasa tidak mungkin, kenyataannya bisa terjadi. Tidak ada yang
tidak mungkin dalam dunia ini. Saya adalah satu yang merasakan hal tersebut.
Ditengah keluntang-luntungan saya selama ini, saya hanya mengandalkan sisa uang
lebaran sejumlah 500 ribu. Itupun sedikit demi sedikit berkurang tanpa
disadari. Hingga pada suatu ketika, kabar gembira datang menjumpai saya. Ya,
saya menang kuis dan mendapatkan 500 ribu. Sehingga total uang yang saya punya
senilai sejuta.
Oh iya, ini kali kedua saya memenangkan kuis setelah
sebelumnya dapat buku secara gratis. Saya tak tahu apakah dewi fortuna memang
sedang memihak pada saya atau tidak. Yang pasti kerjaan saya yang belum punya
pekerjaan ini ya hanya iseng-iseng ikut kuis.
Memegang uang sejuta dalam posisi belum bekeja, memaksa
saya untuk berfikir secara jernih tentang uang ini. Mau dibawa kemanakah agar
berfaedah. Dengan uang ini, saya pernah mencoba untuk menebus ijasah SMA saya.
Saya masih ingat kalau saya perlu 200 ribu lagi untuk menebusnya. Namun saya
urungkan setelah pada suatu hari saya ke sekolah menemui kepsek, saya harus
menemui mbak ana dulu yang pada waktu itu belum hadir di sekolahan. Saya juga
disuruh membawa ijasah SMP untuk melengkapi datanya. Yasudah, daripada saya
harus bolak-balik karena tidak bawa hal itu, maka saya bilang untuk kembali
lagi esok hari dengan membawa uang, lengkap dengan fc ijasah SMP.
Di rumah esok harinya, saya pikir-pikir untuk apa saya
ambil ijasah semantara saya masih belum membutuhkannya. Akhirnya saya
membatalkan mengambil ijasah. Lagipula, waktu itu saya malas untuk kesana lagi.
Maka uang sejuta itupun tetap sejuta. Tidak berkurang. Tapi saya pikir kembali,
untuk apa uang ini?
Sempat terbersit dalam otak saya untuk menggunakan uang
ini untuk bisnis online, lebih tepatnya menjadi dropshiper. Saya tertarik
menjadi dropshiper setelah saya baca-baca di internet dan menonton di youtube.
Saya begitu ingin mencobanya. Saya bahkan siap apabila uang itu habis untuk
mengikuti kursus begituan dengan ahlinya. Namun dalam perjalanan saya
memikirkan hal ini, belum saya temukan seseorang yang sekiranya pantas dan
mumpuni untuk saya jadikan guru dropship. Saya masih mencari siapakah yang
tepat untuk itu.
Belum kunjung menemukan tokoh tersebut, saya lalu mencoba
untuk memiliki komputer. Biarlah saya belajar sendiri lewat terjun langsung
dengan komputer, barangkali bisa, begitu pikir saya. Saya mencoba mencari di
bukalapak pritilan komputer. Namun sayang, harga yang ditawar kalau ditotal
tidak mencukupi untuk saya beli. Karena di bukalapak tidak ada, saya mencoba
cari di marketplace facebook dengan jangkauan 6 km, tentu agar tidak ada biaya
pengiriman karena bisa dilakukan dengan COD.
Dan sebuah cerita menarik terjadi. Ketika pertama kali
saya buka marketplace fb, muncul di bagian paling atas adalah laptop dengan
harga 750 ribu. Betapa senangnya saya melihat itu karena 750 angka yang pas
untuk kantong saya dan masih berpeluang untuk dinego. Dan siang itu, saya catat
nomor wa yang tertera disana dan akan saya hubungi esok harinya.
Ketika sore tiba, saya mengecek kembali iklan itu dan
betapa terkejutnya saya. Laptop yang saya incar itu sudah tertulis terjual.
Seketika, pupus sudah memiliki laptop dengan harga yang murah. Saya begitu
cemas. Namun berangkat dari kecemasan itu, saya akhirnya memberanikan diri
untuk mengontak penjual tersebut. Apakah benar laptop itu terjual. Syukurlah,
si penjual bilang kalau laptop belum terjual. Lalu kenapa di iklan sudah
tertulis terjual. Bodoh amat, yang penting saya masih memiliki peluang untuk
memiliki laptop tersebut.
Di whatsapp, saya mencoba mengetahui minus dari laptop
tersebut. Karena dalam iklan, tertulis kalau ada satu garis vertikal seperti
rambut di layar dan baterai yang drop dan mesti dices ketika menggunakannya.
Penjual yang saya lacak ternyata namanya mas Reza ini, menjelaskan hal tersebut
dan meyakinkan saya kalau cacat ini tidak mempengaruhi performa laptop.
Hingga masuklah tahap negosiasi harga. Harga awal sesuai
yang tertera dalam iklan senilai 750, saya kemudian minta dikurangi. Penjual
menawar 650. Saya nego lagi 600 tapi tidak bisa, kecuali tanpa hardisk. Yasudah
saya deal 650 dengan hardisk. Malam itu juga, saya menemuinya di rumahnya di
desa Podo, tak jauh dari rumah saya.
Mengajak adik, saya kesana. Dan setelah mematuhi petunjuk
alamat yang diberikan, sampailah saya dikediamannya. Sebuah rumah yang cukup
besar dan mewah untuk sudut pandang saya. Dari sanalah akhirnya saya tahu
penjual yang bernama mas Reza ini memang penjual beneran karena di depan rumah
terpampang spanduk bertulis rezacom dengan ikon merk laptop mengelilinginya. barulah
setelah berbincang mengenai kekurangan, akhirnya resmi sudah pergantian
kepemilikan laptop. Tetap dengan harga 650. Sepulangnya dari rumah si penjual,
saya begitu tak sabar merasakan nikmatnya mengetik keyboard.
Dan tulisan saya kali ini, adalah tulisan pertama yang
saya tulis dengan laptop. sensasinya sesuai yang saya duga, mudah, simple,
cepat, pokoknya belum pernah saya menikmati menulis dengan enak dan begitu
mengalir seperti kali ini. Berbeda ketika saya menulis di kertas ataupun hape
yang seringkali berhenti di tengah jalan. Sejak ini, saya yakin sekali tulisan
saya akan semakin berkembang dan berkualitas. Pada akhirnya saya menyadari,
jalan menuju kepenulisan itu sudah di depan mata. Sesuatu yang membuat saya akan
semangat untuk menjalani kehidupan.
Alasan tersebut, setidaknya meyakinkan saya sendiri kalau
keputusan membeli laptop ini benar dan bermanfaat. Satu alasan itu mungkin
cukup meyakinkan saya ditengah kebingungan saya akan koneksi internet yang
belum membuat saya tersenyum.
Untuk belajar menulis. Setidaknya itu dulu manfaat laptop
ini bagi saya. Bertambahnya waktu, perlahan akan membuat saya belajar banyak
hal; photoshop, corel, bloging, dan bisnis online. Ini hanya masalah waktu.
Keputusan membeli laptop ini saya simpulkan sebagai keputusan yang tepat
berdasarkan asas manfaat.
Pekalongan, 9-9-2018
0 Respon