Soft Selling, Teknik Jualan yang Harus Dilakukan Kawan-kawan Saya yang Kalau Jualan di Facebook Ntritil dan Ndugali
Jack Ma kalau tidak salah pernah bilang kalau saat ini
adalah waktu terbaik dalam abad ini. Alasan utamanya tentu adanya internet yang
berkembang semakin pesat. Internet bahkan telah masuk dalam setiap lini
kehidupan.
Sampean tentu melihat sekarang jamannya serba online; ojek
online, bisnis online, dan mungkin juga pacaran online. Yang elde’eran hayo
ngaku?
Kenyataan ini tak bisa dihindarkan dalam masyarakat. Mau tidak
mau kita harus mengkuti arus. Maka tak heran ada sedikit kecemburuan yang
menimbulkan adanya sedikit gesekan karena perubahan ini. Perseteruan ojok
online dan ojek pangkalan misalnya. Perseteran antara yang mengikuti perubahan
dengan yang tidak ikut perubahan.
Melihat kenyataan demikian, mau tak mau saya juga ingin
mengalir bersama perubahan yang sangat cepat ini. Sepertinya saya pernah
mengutarakan kalau saya ingin menjalankan bisnis online. Ya, saya merasa ceruk
ini punya peluang yang sangat besar. Banyak kawan-kawan saya sudah
mempraktekkannya. Buktinya, tiap hari kerjaannya hanya mosting mosting dan
mosting produk.
Namun sampai tulisan ini dibuat, saya sama sekali belum nyak-nyuk
sedikitpun tentang dodolan. Sebelum saya benar-benar berkecimpung dalam bisnis
ini, saya harus menemukan dulu orang yang akan menjadi mentor nantinya. Saya masih
mencari siapa yang kira-kira bisa mengajari saya dodolan, bukan saja dodolan
biasa, namun sampai masuk dan menguasai di tempat-tempat marketplace. Semua butuh
proses.
Meski begitu saya juga diam-diam mempelajari trik pemasaran
di internet. Setidaknya saya sedikit tahu hal itu. Bahkan sekarang pun saya
tahu cara apa yang tepat untuk menjual produk memanfaatkan kemampuan menulis
saya. Cara ini belum dilakukan sama kawan-kawan saya, dan kalau saya amalkan
nantinya besar kemungkinan akan banyak yang closing. Cara tersebut adalah
metode jualan dengan soft selling. Bentuk yang seperti apakah itu dan kenapa
saya bisa menemukan cara ini. Berikut ceritanya;
Kemarin itu saya melamar kerja menulis freelance yang saya
dapat infonya dari olx. Ketika saya hubungi kontak yang bersangkutan, saya diwajibkan
untuk mengikuti tes menulis. Ndilalah, tes yang diberikan adalah menulis
artikel soft selling. Dari sanalah saya mengerti apa itu soft selling. Berawal dari
penemuan ilmu soft selling itu, saya akhirnya cari tahu banyak mengenai soft selling.
Saya lalu paham sekarang.
Begini, soft selling itu adalah metode jualan dengan cara
yang samar. Ini penjelasan versi saya tentunya. Lebih mudahnya saya bandingkan
dengan cara satunya yang banyak digunakan orang yaitu hard selling. Kalau hard selling
itu jualan lansung, to the poin. Soft selling jualan secara halus. Dalam artian
tidak langsung ujug-ujug jualan, namun ada pengantarnya. Pengantar disini
bukanlah basa-basi.
Sampeyan pasti pernah lihat kan temenmu jualan di facebook:
ayo sis disorder, jual mantan, 25 juta saja. Iya kan. Nah itu hard selling. Teknik
ini kalau ditempatkan di facebook bagi saya cukup mboseni dan ndugali. Kita fesbukan
kan mau scroll status-status kawan kita, kalau dikit-dikit temunya postingan
iklan ya jangan heran kalau jari ini mengeklik tulisan unfriend. Iya tho? Untuk
jualan di fesbuk menurut saya cocoknya soft selling.
Lalu seperti apa contohnya?
Sayang, penulis sendiri hanya bisa menjelaskan saja dan
belum bisa mempraktekan. Ha wong saya ini belum jualan kok ya. Kalau mau lihat
ya nanti, kalau saya sudah jualan. Tapi kapan? Sudah, simpan dulu ig saya,
@anamsy atau fesbuk saya anam sy. Tapi inget lho ya, kalau berteman dengan saya
jangan ntritil posting dodolan terus. Tetap menjaga marwah fesbuk sebagai
medsos.
Terakhir, kalau sampayan punya rekomendasi guru dodolan,
kabari saya ya. Terimakasih lho ini.
0 Respon