Tinggi-Tinggi yang Bersembunyi

by - Desember 15, 2021

Rasanya, dua bulan lalu kasur yang aku tiduri sekarang suci dari binatang yang namanya bertolak belakang dari wujudnya: tinggi. Sekarang, hewan ini sudah berkoloni di sudut-sudut kasur dan bantal, bersembunyi di tengah-tengah celah sempit, dan bergerilya di malam hari layaknya perompak.


Aku tidak tahu apa nama resmi dari hewan yang body-nya semacam kutu ini. Atau barangkali ia masih sejenis kutu. Tapi jika kutu, apakah namanya kutu kasur. Tapi apapun namanya, ia tentu menyebalkan.

Ketika aku menulis catatan ini jam dua belas malam di kamar, lewat temaram cahaya yang menyorot dari gawai, aku memergoki dua tinggi mendekati lenganku. Tahu dirinya kepergok, dua tinggi itu tergopoh-gopoh melarikan diri di bawah bantal yang diatasnya kepalaku bersandar. Ketika aku buka, aku seperti menemukan kaum-kaum munafiqun. Bukan cuma dua, ada sekitar 7 ekor yang sudah seperti jihad memperjuangkan darahku. Aku yakin, komplotan ini sudah dikomandoni dan menempati pos-pos tertentu.

Dengan kekuatan yang lebih digdaya, aku sebenarnya bisa dengan mudah melacak pos-pos persembunyian itu dan menghancurkannya satu persatu. Meski tidak semua, aku pasti sudah bisa menurunkan populasi tinggi dengan signifikan. Hanya saja, ini sudah terlalu malam untuk melakukan pembantaian. Masih ada hari esok, pikirku.

Aku tidak tahu dari mana asal mula ada hewan bermigrasi ke sini. Dua bulan lalu, kasur ini adalah pulau kosong yang hanya dihuni oleh keluargaku. Lantas dari mana asal mulanya?

Aku berspekulasi, nan jauh di sana, di sebuah kasur yang sudah sesak penghuninya, dua ekor pasutri memutuskan untuk migrasi secara ilegal. Ia memutuskan untuk menetap di sebuah baju, dan ketika pemiliknya keluar dan bersinggungan dengan manusia lain, dua ekor pasutri itu merembet menuju baju lain. Ndilalah, orang tersebut adalah aku.

Ketika aku pulang, bersama itu pula dua ekor tinggi ini akhirnya resmi menjadi imigran gelap di pulauku. Mereka bercumbu saban hari dan beranak pinak. Dalam waktu singkat, mereka akhirnya membentuk komunitas dan kemudian menjadi sebuah kesatuan besar.

Spekulasi ini sangat mungkin benarnya. Dua bulan lalu dan dua bulan kemudian adalah dua musim yang berbeda. Masa produktif hewan ini, sepengatahuanku memang terjadi di musim hujan semacam ini. Kalau saat kemarau, eksistensi mereka hilang sebab sering kena jemur matahari.

Malam ini, aku memutuskan untuk tetap tidur di kasur ini. Aku ingin biarkan malam ini jadi kemenangan untuk mereka. Aku sudah siap gatal-gatal melewati malam yang mencekam ini. Tapi ketika itu sudah terjadi, ada alasan untukku melakukan balas dendam dan mengibarkan bendera perang.

Tunggu saja.


You May Also Like

0 Respon