Merawat Kebiasaan Dengan Pola Silang Mengular

by - Mei 07, 2022

 


Tak ada yang lebih baik ketika lebaran tiba dan kita benar-benar memulai segalanya lagi dari awal. Aku telah kehilangan banyak kebiasaan belakangan ini. Kau bisa melihatnya dari postingan blog pribadiku yang sepi. Sebenarnya aku masih sering menulis semacam ini, hanya karena aku menganggap hasil tulisanku tak bagus, aku selalu enggan untuk mengunggahnya ke media.

Sejak hari pertama lebaran kemarin, aku merencanakan pola kebiasaan baru dalam menulis. Setiap kali aku menulis di hari itu, aku memberi tanda silang di kalender. Sudah lima hari berjalan dan hasilnya ada kecenderungan tidak menulis setelah sebelumnya menulis. Aku memakluminya karena masih awal.

Pengetahuanku soal pola semacam ini kalau tidak salah aku dapat dari membaca sebuah artikel. Kalau tidak salah lagi, pola ini dinamakan kebiasaan mengular. Dengan menyilang setiap tanggal di kalender setiap melakukan sesuatu, maka akan menciptakan sebuah deretan silang yang berjajar atau mengular. Bayangkan ketika deretan angka di kalender sudah tersilang semua, ini akan menciptakan efek candu untuk terus merawat satu kebiasaan, sekaligus rasa enggan untuk meninggalkan karena dengan begitu deretan mengular bisa terhenti.

Sebenarnya aku tahu pola ini sejak lama namun baru melakukannya setelah menemukan momentum yang pas. Bukan hanya dalam kebiasaanku menulis, aku juga mencoba menerapkannya dalam kebiasaan membaca. Jika dulu aku jarang membaca karena keterbatasan bahan bacaan, maka seandainya ke depan aku tidak membaca, maka itu murni kemalasan. Aku sudah punya akses kepada buku lewat seorang kawanku bernama Naili Wirdatul Muna yang kebetulan rumahnya dititipi buku-buku taman baca desa.

Tahun ini aku memang serius untuk berubah. Aku merasa jika selama hidupku, belum pernah aku bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu. Tidak enak menjalani hidup yang begitu-begitu saja tanpa memberi tantangan kepada diri sendiri. Memangnya apa artinya hidup kalau setiap datang waktu luang dalam kerjaku yang biasa saja, aku selalu mengisinya dengan main hape sampai lupa waktu; atau menghabiskan malam begitu saja dengan kerambol dan dongeng panjang tak berujung.

Setiap ingatanku disadarkan semacam ini, aku selalu mengingat usiaku yang sudah menginjak dua puluh dua. Usia yang memang sudah sepantasnya berubah dan bergerak. Aku punya adik yang perlu diperhatikan pendidikannya. Juga seseorang yang harus mengisi hidupku yang biasa saja ketika usia dua puluh lima.

 

Kebonrowopucang, 6 Mei 2022

You May Also Like

0 Respon