Apa Itu Work Life Balance?

by - Agustus 03, 2022

 

anam sy

Kamis sudah tiba. Saatnya meregangkan tubuh setelah menjalani seminggu yang melelahkan.

“Katanya tidak kerja?”

Ya. Aku tidak bekerja seminggu ini. Bahkan sudah sebulan. Kaupikir, tidak bekerja artinya aku tidak melakukan sesuatu? Tidak. Aku tetap bergerak meski hanya sedikit. Aku mencoba mengambil job freelance menulis.

Jadi ya, sehari-hari aku menulis. Aku bukan hanya menulis untuk job-ku saja kok. Aku menulis banyak tulisan. Ada tulisan yang kutulis sampai selesai dan ada juga yang tidak.

Aku menulis cerita setiap hari. Cerita-cerita receh. Kadangkala, kalau ceritaku cukup bagus, aku mengunggahnya ke sini. Kalau tidak ya tidak.

Setiap aku bangun jam delapan pagi, mula-mula aku mengecek linimasi medsos. Setelah merasa nyawa sudah terkumpul, aku makan dan mandi. Barulah kegiatan rutinku dimulai. Mengambil laptop dan menulis.

Kamu mungkin bertanya bagaimana bisa aku menulis selama itu, kan, aku tidak bekerja?

Aku tidak menulis full delapan jam sehari juga. Disela-sela itu aku menonton youtube, bikin status, minum, kencing, merebah sebentar, dan kadang menjemput ponakan pulang sekolah. Bisa dibilang, akumulasi menulisku kisaran tiga jam saja kalau tidak terputus-putus.

Kadangkala, aku juga berpikir untuk menulis maraton semacam itu. Menulis delapan jam sehari layaknya jam kerja. Sayangnya, aku belum bisa melakukannya. Bahkan untuk menulis satu cerita saja kadang aku bingung mencari idenya.

Kalau tidak percaya, lihat saja tulisan ini. Tulisanku kali ini begini saja kan. Nyaris tidak ada ide. Ya karena memang aku tidak menemukan ide. Sehingga, yang bisa kutulis ya kepolosanku semacam ini. Tapi, aku tetap tidak malu untuk menuliskannya. Bukankah berhasil menuliskan kepolosan adalah pencapaian seorang penulis.

Sebulan ini, nyaris tidak ada pemasukan yang masuk ke dompetku yang kosong. Padahal sesuatu yang kosong biasanya siap untuk diisi. Parkiran yang kosong saja memungkinkan mobil Ferrari untuk masuk. Kok aku tidak?

Untungnya tidak punya uang adalah pengalaman yang sudah berkali-kali terjadi. Ini seperti de javu saja. Tidak sampai membuatku gila.

Maklum saja lah ya. Aku sudah mumet mikir duit. Kok ya masih mikir untuk menulis. Kan nggak imbang. Kalau bahasa gaule munu nggak work life balance. Meski gak sedang work.

Menulis ya kudu plong. Lhos. Ati lego. Pikiran plong. Ora kudu ndakik-ndakik.

 

3 Agustus 2022

You May Also Like

0 Respon