Bersama Pacar dan Supra Geter Ke Pikaco Wangkelang
Suatu waktu, pacar saya mengajukan Pikaco Wangkelang sebagai tujuan jalan-jalan. Tapi waktu itu, saya hanya bilang kapan-kapan. Waktu pertama pacaran, urusan pergi jauh memang jadi tantangan mengingat saya bukan orang yang familiar mengunjungi tempat tempat semacam itu.
Kini sudah setahun saya mengenalnya, saya jadi banyak menaklukkan ketakutan. Hingga waktu tiba, tepatnya Sabtu 2 Maret kemarin, saya menawarkan untuk jalan-jalan. Saya sudah menduga ia akan menyebutkan tempat itu, dan tepat, begitu tempat itu disebut, saya langsung mengiyakan.
Beberapa hari sebelum ke Pikaco, pacarku sedang mengalami rentetan kekesalan. Baik karena saya maupun bukan. Termasuk kekesalan karena minggu sebelumnya ketika saya merencanakan pergi, saya justru ketiduran ketika ia sudah sangat menantikan. Jadi, jika agenda ke Pikaco ini batal, sudah barang pasti pacarku akan dobel kesal.
Minggu pagi, 3 Maret 2024 saya menjemputnya dalam keadaan siap. Motor Supra X 125 bahkan sudah saya ganti ban belakang demi perjalanan ini. Hari cukup cerah ketika saya tiba di rumahnya sekitar pukul setengah sepuluh. Semakin cerah ketika saya melihat wajahnya yang terpancar berbinar-binar dengan dandanan tipis dan merah lipstik di bibirnya. Supra X tampak bersemangat menyambutnya. Perjalanan dimulai.
Dalam perjalanan yang tidak pelan pun tidak cepat, kami bertukar obrolan. Sampai di Kajen, begitu melihat es lemon di pinggir jalan, yang mana saya tahu dia sangat suka itu, saya memberhentikan Supra, memesan dua es lemon. Sial, rasanya kecut. Tapi tak masalah, selama bersama pacar, kecut mendadak menjadi manis. Perjalanan dilanjutkan.
Setelah melewati puluhan tikungan, tanjakan, dan turunan, kami akhirnya sampai di Pikaco Wangkelang beberapa menit kemudian. Kami berdua belum pernah ada yang ke sini, jadi kami hanya mengandalkan google map. Sesekali berhenti untuk memastikan. Ternyata lokasinya mudah dijangkau. Masih satu jalur menuju Guci. Tempatnya tidak jauh dari jalan raya, hanya masuk gang sebentar.
Setelah kami parkir dan turun menunju lokasi, ternyata Pikaco Wangkelang ini merupakan sebuah cafe yang berada di pinggir kali di bawah jembatan. Tapi jangan kira view-nya biasa saja. Justru karena berada dipinggir kali, ada suasana asri yang begitu kental terasa. Suara gemercik air berpadupadan dengan sepoi angin siang yang syahdu. Penataan cafenya juga rapi dengan kursi-kursi dan meja menghadap kali.
Menu-menu di sini ternyata hanya menyediakan makanan ringan dan tidak menyediakan makanan berat. Mungkin memang tempat ini ditunjukkan untuk ngopi-ngopi cantik dan bukan untuk kelas pekerja makan berat. Namun begitu ada menu roti yang bisa menggantikan kebutuhan karbohidrat jika memang lapar.
Pacar saya memesan minuman andalannya, Red Velvet. Sementara saya sebagai lidah desa memilih minuman yang 'aman', yakni es lemon. Sekalipun di jalan sudah minum itu, tapi tak ada salahnya mengulang hal yang sama, kan? Tak lupa Snack ringannya kami memilih kentang goreng dan roti Maryam.
Usai pesan kami sempat bingung harus duduk di mana. Hari itu hari Minggu jadi sangat ramai. Semua meja sudah full ditempati, kami sempat berdiri beberapa detik sebelum akhirnya melihat meja kosong. Kosong sebab tempat itu terkena sinar matahari. Mau tak mau kami akhirnya menempati meja itu sambil menunggu meja lain yang selesai. Barulah beberapa menit kemudian, saya melihat meja kosong di sisi sungai paling pojok, dan kami pindah.
Hari itu sangat ramai. Rata-rata pengunjungnya adalah sepasang kekasih. Namun ada juga serombongan bapak-bapak pesepeda dan serombongan keluarga. Namun kalau boleh saya bilang, tempat ini cocoknya memang untuk yang berpasangan. Syahdu untuk berbincang-bincang sambil memikirkan follow up hubungan ke depan.
Beberapa menit kemudian, pesanan kami datang. Tersaji di depan kami tepat di samping sungai. Di seberangnya semacam air terjun kecil mengguyur ke bawah menciptakan background dan backsound yang syahdu.
Hari itu kami sepertinya datang di waktu yang tepat. Beberapa anak kecil terlihat dari atas jembatan bersiap-siap mandi. Lalu satu persatu mereka meloncat dari jembatan menjadi hiburan dadakan. Beberapa pengunjung mengabadikan momen melalui ponsel mereka, tak terkecuali saya dan pacar.
Anak-anak itu terjun lalu berenang, lalu naik lagi, terjun lagi. Dilakukannya berkali-kali dengan gembira. Beberapa pengunjung memberikan saweran pada mereka. Tidak salah memang mengunjungi tempat ini untuk melihat nostalgia diri sendiri di waktu kecil dulu. Dus-dusan di kali dengan riang gembira.
Keseruan ternyata belum berakhir. Beberapa waktu kemudian, rombongan rifting melewati sungai ini tepat di depan mata. Melihat keseruan mereka meluncur di atas air. Rombongannya pun banyak. Karena sungai di depan saya cukup dalam, ini menjadi semacam istirahat sejenak rombongan rifting ini. Kegembiraan terpancar jelas di wajah mereka. Kejahilan-kejahilan sengaja ditampakkan untuk mengundang tawa kami. Mulai dari menciprati temannya, membalikkan perahu karetnya, dan lain semacamnya. Menjadi hiburan tersendiri bagi kami.
Saya dan pacar sangat puas dengan apa yang tersaji di Pikaco ini. Mulai dari tempat yang asri sekaligus Instagramable, sampai hiburan dadakan dari anak-anak kecil dan rombongan rifting. Tempat ini saya rekomendasikan untuk kalian yang ingin ngopi-ngopi cantik dengan sensasi alam yang syahdu.
0 Respon