Ramadhan Pertama dan Musim Penghujan
Sidang isbat memutuskan awal Ramadhan 1445 jatuh pada hari Selasa 12 Maret 2012. Sementara Muhammadiyah sudah lebih dulu memastikan awal puasa pada hari Seninnya. Perbedaan yang sudah tidak asing lagi.
Tak seperti tahun sebelum-sebelumnya, Ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim penghujan. Permulaan Ramadhan pada Senin malam saja sudah disambut dengan hujan lebat. Hujan yang terus bertahan hingga waktu sahur tiba.
Saya menulis ini di malam kedua Ramadhan, saat hujan sebentar turun dan sebentar reda di luar. BMKG bilang, hujan masih akan terus mengguyur sampai beberapa hari ke depan.
Musim penghujan ini, sedikit banyak akan mempengaruhi kecenderungan orang membeli takjil di jalan-jalan. Varian es yang ada mungkin tidak se-primadona kala musim panas. Tapi juga mustahil tidak ada peminatnya. Sesuatu yang mungkin pasti yaitu kemalasan orang untuk keluar rumah karena hujan.
Mari kita lihat hari pertama puasa. Mendung menyelimuti Selasa dari pagi sampai sore dengan beberapa hujan yang lewat. Saya melintas di jalan raya Jrebengkembang untuk melihat situasi. Seperti dugaan, sangat ramai. Berbagai hidangan takjil dijual, bahkan oleh orang-orang yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Ngabuburit masih menjadi hal yang tidak bisa dihapus dari kegiatan sore di bulan puasa.
Bertepatannya musim penghuni ini saat bulan puasa tentulah ada plus dan minusnya. Poin plusnya yakni puasa jadi lebih terasa adem. Untuk beberapa orang malah sangat cocok untuk ngruwel di kasur seharian. Minusnya juga ada. Seperti tadi, penjualan es tidak selaris dulu. Untuk beberapa pekerjaan di luar juga terkena dampaknya, seperti halnya kuli bangunan. Hujan bisa saja membuat mereka tidak bisa bekerja.
Bagi saya pribadi, bertepatannya dengan musim penghujan ini justru menguntungkan. Selain bisa ngruwel dengan nikmat, hobi-hobi saya juga menemukan kesannya ketika hujan. Sebut saja baca buku dan menulis.
Apapun itu, semoga hujan ini membawa berkah turah-turah untuk kita semua.
0 Respon