MA NU Karangdadap dan Hal yang Tak Terlupakan

by - Agustus 07, 2017

Alhamdulillah aku sudah lulus dari MA NU Karangdadap. Dan resmi menjadi alumni. Hore...!!. Alumni. Lengkapnya alumni MA NU Karangdadap tahun 2016/2017. Atau bisa juga Alumni ke empat MA NU Karangdadap.

Terlepas dari itu. Ada kesedihan mendalam karena harus meninggalkan sekolahan tercinta. Banyak sekali moment yang terjadi semasa sekolah disini dan tak akan pernah terlupakan.

Saya sendiri saja misalnya. Banyak kejadian yang masih ingat betul disini (nunjuk kepala). Seperti saat lcc 4 pilar di SMA Kajen. Sumpah itu seneng sekali. Secara mengejutkan aku dan kesembilan teman yang mewakili MA NU Karangdadap lolos masuk putaran final. Tau kan bagaimana ruangan finalnya?  Ada empat meja lengkap dengan bel dan mikerfon untuk menjawab. Ini pemandangan langka. Seperti lcc lcc yang disiarkan TVRI itu lho. Wow.. is amazing.

Pas final. Itulah detik-detik menegangkan. Kami bersanding bersama ketiga regu lain. Ketiga regu itu adalah MASS Proto, SMA 1 Bojong, dan satu lagi saya lupa, hehe.

Pertandingan berjalan seru. Babak demi babak terlewati. Dari babak wajib, lempar, dan rebutan. Kami sempat unggul dibabak wajib. Tapi itu belum selesai. Sesi penentunya adalah sesi rebutan. Siapa yang mencet bel duluan dan bisa menjawab dialah pemenangnya.

Sesi itu adalah sesi yang tidak menguntungkan bagi kami. Secara, urusan bicara didepan umum tidak pernah kami lakukan. Pertanyaan rebutan selalu direbut tim lain -karena memang kami tak tau jawabannya sih. Regu lain selalu lancar menjawab. Ada juga satu regu yang begitu semangat dan percaya diri menjawab. Meski saya lihat sih ngarang-ngarang saja. Tapi lumayanlah, minimal bisa dapat setengah.

Melihat regu lain yang terus mendapat poin. Kami tak tinggal diam. Untungnya kami punya Riky dengan kegagahannya. Karena mengamati regu lain yang jawab asal-asalan tapi tetap dapat nilai. Akhirnya Riky tak mau kalah dan bermain brutal. Setiap selesai juri membacakan soal, Riky langsung sigap memencet bel dengan keras. Sayang, selalu keduluan tim lain. Masalahnya Riky tak sadar kalau yang dipencet keras dari tadi adalah tanganku. Owlah Riky Riky. Sakit tanganku.

Karena selalu kalah rebutan. Kami kemudian berunding sebentar dan menentukan strategi yang pas. Strategi itu adalah memencet bel meski soal belum selesai dibacakan. Cuma ini satu-satunya cara agar bisa menjawab.

Strategi itu pun kemudian kami gencarkan. Akhirnya berkali-kali kami berkesempatan menjawab. Untuk urusan jawab-menjawab Riky yang selalu tampil. Dengan semangat ia menjawab. Dia tak peduli apapun yang terjadi. Sebab seluruh hadirin disitu tak tahan menahan tawa, termasuk aku. Lha wong jawabannya ngawur kok, asal ngomong saja. Alasan itulah yang menyebabkan Riky sering salah ucap. Yang paling saya ingat adalah saat dia menjawab diantara jawabannya ketika "...seperti memakai helm saat naik sepeda...". Hahaha. Lucu sekali waktu itu. Saking gugupnya mungkin. Semua tertawa termasuk juri. Hahaha

Dari kengawuran itulah Alhamdulillah akhirnya kami dapat juara... juara... juara empat. Pulang membawa piala dan uang yang lumayan. Hore.... Yang penting hepy.

Tapi yang diingat sangat olehku adalah kepolosan kami yang terpampang nyata. Wajar waktu itu kami masih kelas 10 jon... masih imut-imutnya. Saat sekolahan yang lain pake jas, kacamata, dan atribut lain. Kami hanya makai pakaian batik. Baru sih baru. Tapi ukurannya son... besar besar, lebih tepatnya kebesaran. Bayangkan sri wulan waktu itu, seperti pakai daster. Aduh duh..

Saat sekolah lain bawanya laptop, gitar, dan android. Kami cuma bawa air mineral yang dicangking pakai plastik dan tas gendong warisan dari smp. Bisa dibayangkan kan?

Saat regu lain berselfi ria. Kami hanya duduk dipojokan. Bagaimana mau selfi. Android saja ndak ada yang punya. Kasihan...

Tapi dari situlah terungkap siapa kami sebenarnya. Meski penampilan tak meyakinkan dan kelihatan ndeso bingit. MA NU Karangdadap bisa menembus putaran final. Itu bukti kalau kami bisa.

Sumpah. Pengalaman tadi tak akan pernah kulupakan. Itu hanya satu cerita. Belum lagi cerita lain. Uh.. jadi kangen MA NU.

You May Also Like

0 Respon