Gegara Layangan

by - Juli 24, 2018

Ponakanku dan sepotong kaki ibunya
Husna tiba-tiba menangis. Ia menatap dari jendela melihat dua kawannya cukup seru memainkan layang-layang. Ia terus menunjuk-nunjuk dan menyerukan suaranya. Pasti, biar ibunya mendekati. Mengharapnya paham.

Awalnya Husna sedang nonton tivi, meski sebetulnya tidak benar-benar menonton karena ia sibuk merangkai pazel yang ia beli Jumat kemarin. Namun kesibukan itu dirusak oleh suara cukup seru dari luar rumah. Mengabaikan pazel, ia berlari, menyingkap klambu jendela, lalu menangis.

Aku yang sedang asik main gawai di kamar, segera keluar, mendekati keponakanku yang menangis. Ibunya sedang masak. Di luar sana, ada Arfi dan Ihsan sedang memainkan layang-layang kecil yang senarnya terikat di ujung belahan bambu. Dikitar-kitarkannya sambil berlari.

Aku paham Husna ingin layang-layang itu, tapi tidak mungkin. Dua anak itu beli dari penjual di depan sekolah. Sedang ponakanku, belum sekolah. Aku merayunya untuk tidak menangis. Nanti beli, nunggu penjualnya lewat, rayuku. Tapi tak mempan, tangisnya makin nyaring. Sialan.

Ibunya datang, langsung menggendongnya. Ia masih tetap menangis. Dibawanya ikut memasak. Aku kembali ke kamar. Tangisnya mulai mereda. Tapi kemudian memuncak lagi. Aku keluar lagi, ia sudah di jendela itu dengan tetap menunjuk-nunjuk.

Aku mendekatinya, dan ia mau kugendong saat tanganku kuajukan. Kubawa ke kamar. Ia tetap menangis. Dan kupikir, tangisnya akan berhenti ketika aku sodori hape. Dia suka main game. Tapi sial, ia menguasai hapeku. Oke kalau tetap dalam game. Kalau sampai masuk ke medsos dan dengan sembarang menjamahnya. Tidak tidak. Aku mendampinginya main game. Mainnya sembarangan, beberapa kali aku tegang saat game yang dimainkan hampir game over. Untungnya, Husna diselimuti keberuntungan. Di detik-detik sebelum game over, sasarannya ndilalah tepat.

Game di androidku cuma satu, ball & bricks. Game-nya sederhana, menghancurkan beberapa kotak dengan bola. Aku biasa memainkannya saat jenuh. Sebetulnya aku pernah memiliki permainan lain, PES 2012 dan juga simulator bis. Tapi saya hapus karena tidak efisien waktu. Sayangnya, game yang sedang dimainkan Husna ini cukup membosankan. Lalu diserahkan hape itu kepadaku. Syukur, ia sudah lupa pada layang-layang.

Husna keluar kamar, menghampiri ibunya, dan meminta beli jajan. Disanggupi. Kemudian menonton tivi lagi dan menghabiskannya. Ke kamarku lagi, tiduran, minta dibuatkan susu. Keluar lagi, menghadap tivi lagi.

Aku tetap di dalam kamar. Menatap ponsel. Dan menulis.



You May Also Like

0 Respon