Sebuah Pohon yang Bergoyang

by - September 13, 2022

 

Di bawah terik sinar matahari, sebuah pohon bergoyang-goyang oleh angin siang hari yang kencang. Ke kiri. Ke kanan. Menunduk. Menegak.

Ketahanannya dalam bertahan hidup meski berdiri sendiri di pinggir jalan raya, pasti karena pohon itu tak pernah sambat apalagi marah.

Aku saksinya. Pernah ada orang gila yang lewat dan begitu melihat pohon itu, ia kencing di sana. "Aku sirami kau wahai pohon, tetaplah tumbuh," begitu katanya setelah mendendangkan mantra-mantra.

Bukan hanya itu, setiap kali ada anak-anak main petak umpet, pohon itu selalu jadi andalan bersembunyi. Anehnya, sekalipun pohon itu secara kasat mata ringkih dan dedaunannya sedikit, namun bocah-bocah yang menaikinya tak pernah dibuatnya jatuh, bahkan teman-temannya sulit melihat mereka. Dan biasanya, setelah penantian panjang yang membuat mereka kebelet, tak peduli apapun pasti ada salah satu dari mereka kencing dari atas. Mengencingi pohon itu lagi.

Pohon itu agaknya memang tidak ditakdirkan Tuhan untuk berbuah. Jikapun akan berbuah, benih-benih buah yang dikandungnya selalu gugur. Gugur bukan karena ia tidak bisa menjaga dirinya, tetapi karena lingkungannya yang memang toxic. Bocil-bocil selalu menyerampangi setiap pulang sekolah. Bus dan truk besar juga selalu lewat begitu saja tanpa menundukkan kepala sehingga menyenggol sebagian rantingnya. Bagaimana anak-anak dalam kandungku mau bertumbuh, tanyanya kepada sendiri.

Sebaliknya, pohon itu sepertinya sedang ditakdirkan untuk didzolimi. Tubuhnya sering dipaku dan ditali oleh mmt iklan-iklan kartu perdana, caleg-caleg, bahkan badut dan sedot WC. Namun pohon itu juga ditakdirkan untuk memiliki sifat yang baik hati. Ia tabah dan terus menari diterpa angin siang hari. Baru ketika gerimis turun, biasanya saat malam hari, ia baru berani menangis.


You May Also Like

0 Respon