Tulisan Saat Pergantian Usia
18 Agustus 2022
Tepat di hari ulang tahunku
hari ini, aku harus menerima kenyataan pahit. Selasa dini hari, motorku dicuri
bersama motor miliknya Nanang. Sama sekali tidak ada rasa marah, kecewa, atau
bersedih yang aku rasakan. Aku sudah berada dalam tahap pasrah. Sehingga,
kejadian ini sama sekali tidak bisa mengusik ketenangan hidupku. Aku tetap
bersikap seperti biasanya.
Tentunya kejadian ini
menjadi pelajaran besar bagiku untuk melangkah ke depan. Apalagi usiaku sudah
beranjak dewasa, 23 tahun, sudah waktunya untuk menata ulang merancang semuanya
lagi dari nol.
Aku gemas dengan nasibku
yang semacam ini. Tapi aku tahu ke mana aku akan melampiaskan kegemasan ini.
Aku ingin menempa diri sekeras mungkin untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Tidak ada yang mudah. Aku
hanya ingin meningkatkan kualitas hidupku dengan mengusahakan cara apapun. Aku
ingin menunaikan apa kebutuhanku, apa keinginanku, apa yang ingin aku miliki
dalam kehidupanku.
Aku ingin berat badan naik,
aku ingin hidup sederhana dan santai, aku ingin punya kekasih yang asik, aku
ingin bisa menularkan semangat kepada orang-orang, aku ingin bermanfaat bagi diri
sendiri. Kehidupanku harus diliputi dengan kebahagiaan dan kebahagiaan. Membaca
buku, menulis cerita, berolahraga, beropini akan sesuatu, dan lain halnya.
Sudah 23 tahun. Kapan lagi
waktunya untuk membangun semuanya lagi dari awal kalau bukan sekarang. Tuhan
memang sedang menjewerku agar aku segera bersungguh-sungguh kalau ingin
sesuatu. Bukan hanya diam di tempat dan cuma menunggu kesempatan datang. Justru
aku harus bersiap-siap untuk menunggangi segera jika kesempatan datang.
Sederhana saja sebenarnya
mempersiapkan itu semua. Pertama, aku hanya perlu bangun lebih pagi dan
melakukan olahraga seminggu setidaknya tiga kali. Berlanjut bekerja dengan
pikiran senang. Sore hari atau malam tinggal membaca buku dan menulis
sebanyak-banyaknya. Sesekali beropini akan sesuatu. Segalanya harus berjalan
rutin untuk mencapai target terbaik pencapaian yang ingin aku raih. Hidup bisa
berjalan sesuai rencana kalau aku bahagia menjalani setiap waktu yang berjalan.
Tidak kok. Aku sama sekali
tidak membenci diriku sendiri. Pun tidak membenci kehidupan ini. Semakin ke
sini aku merasa semakin memiliki spiritualitas yang tinggi untuk memaknai
kehidupan apapun peristiwa di dalamnya. Pikiranku sekarang jauh lebih
sederhana, masih hidup dan bisa makan setiap hari saja sudah menjadi hal besar
yang patut disyukuri. Bahwa hidup tidak perlu punya pencapaian yang wah atau
apa. Ya yang rileks rileks saja.
Soal masa depan, aku kok begitu
yakin kelak kaya raya, punya lingkup pertemanan yang sehat, punya istri yang
cantik dan cerdas, dan dipenuhi dengan keberuntungan. Yakin sekali aku.
0 Respon