Jas Hujan

by - Oktober 11, 2022



Musim hujan telah tiba. Salah satu barang yang penting untuk dipersiapkan adalah mantel atau jas hujan.

Keluarga saya punya dua jas hujan. Jas hujan kelelawar dan jas hujan yang untuk satu orang. Sekitar lima bulan yang lalu, saya kehilangan jas hujan pribadi. Entah hilang, entah tertinggal, atau entah kesingsal di mana. Yang saya ingat, terakhir kali saya memasukannya di kantong plastik hitam setelah bebersih rumah. Dari semua kantong plastik hitam yang saya selidiki, tak satu pun saya menemukan benda itu. Yang kemudian membuat saya menyangka, mungkin memang tidak di rumah, pasti tertinggal di rumah seseorang karena saya lupa.

Oke memang hilang. Itu kesimpulan final atas kasus hilangnya benda satu ini. Beberapa kali purnama lewat, setiap kali ada hujan datang, karena saya kerjanya agak jauh, maka saya memakai mantel kelelawar. Adik saya lebih suka hujan-hujanan, sehingga selalu malas bawa jas hujan.

Hingga tibalah kita di bulan Oktober. Menurut BMKG, hujan berpotensi turun nyaris setiap hari dengan intensitas ringan, sedang, sampai deras. Beberapa hari kemarin memang itulah yang terjadi. Dalam beberapa hari itu pula, ndilalah saya tidak bawa jas hujan. Untungnya, hujan jarang terjadi dalam jam-jam berangkat dan pulang kerja. Kalau tidak salah hanya sekali-dua terjadi hujan deras sewaktu pulang, sekali saya hujan-hujanan, dan sekali dipinjami mantel bos saya.

BMKG kembali merilis berita, hujan dengan intensitas sedang sampai lebat akan terjadi dari tanggal 8 sampai 15 Oktober 2022. Karena keterbatasan jas hujan, sempat terlintas dalam benak saya untuk membeli jas hujan dengan jenis yang sama seperti yang sudah hilang. Tapi itu selalu tidak terjadi. Saya sudah kehilangan selera untuk buka-buka marketplace sejauh ini. Yasudah, seperti sebelum-sebelumnya, saya yang akan bawa mantel kelelawar sementara adik saya tidak.

Hingga tibalah saya di sebuah pagi yang mendung. Sehabis bangun tidur dan beranjak ke kamar mandi, saya terkejut dengan penampakan sesosok benda berwarna hijau di atas motor. Yang sesaat kemudian saya sadari bahwa itulah jas hujan yang hilang selama ini. Ngumpet di mana dia? Habis dari mana dia? Kenapa tiba-tiba nongol begitu saja seperti tidak punya dosa?

Barulah saya ketahui dari bapak, jas itu tidak sengaja ditemukannya saat mencari karung di belakang. Seperti yang pernah saya ingat, memang betul mantel itu berada dalam kresek hitam.

Karena sudah ketemu, saya jadi membawa lagi mantel itu untuk jaga-jaga ketika hujan tanpa diduga tiba. Saya menaruhnya di jepitan leher motor. Dan mantel satunya, mantel kelelawar, bisa digunakan untuk yang lain.

Di luar itu semua, saya punya satu kesimpulan yang menarik atas ditemukannya jas hujan setelah selama 5 bulanan hilang tanpa kabar. Lebih-lebih penemuannya tepat saat musim hujan tiba. Kesimpulannya kurang lebih begini: pada akhirnya, ketika butuh, pasti ada.

 

You May Also Like

0 Respon