Kebiasaan Buruk

by - Oktober 29, 2022

 


Tidak seperti orang-orang, saya menjalani hidup lumayan santai. Saya kerja jika ada saja. Kalau pas sepi, ya tidak. Selama ini, situasinya rada sepi. Jadi saya sering di rumah. Kalaupun kerja, ya hanya seharian saja. Tidak seperti yang lain sampai lembur larut malam. Karena itulah saya punya waktu yang lumayan luang setiap malam.

Kalau pas produktif, waktu luang bisa saya gunakan untuk banyak hal positif. Kalau tidak membaca ya menulis. Sesekali cari tutorial menarik di youtube.

Kalau pas tidak, seperti yang beberapa hari terakhir ini saya jalani, saya hanya scroll media sosial tidak jelas. Buka ige, buka twitter, buka quora. Membuka itu semua bukan karena sengaja ingin melihat atau membaca, semata-mata tangan ini sudah semi otomatis saking terbiasanya. Kemaruknya, kebiasaan itu bukan terjadi untuk beberapa menit, melainkan hitungannya jam. Terasanya sebentar, padahal sudah berjam-jam.

Itu kebiasaan buruknya. Dan seperti yang kita tahu, segala sesuatu tidak berdiri sendiri. Ada sebab akibat. Satu peristiwa mempengaruhi peristiwa lainnya. Dan kebiasaan buruk, mengundang kebiasaan buruk lainnya sebagai satu akibat.

Sebab terlalu lama bersosial media, jam tidur jadi kacau. Saya tidur selalu di atas jam dua belas malam. Syukurnya, saya selalu tidur nyenyak. Terlalu nyenyak sehingga selalu kembali tidur setelah bangun sholat subuh, dan bangun kembali di atas jam 7 lebih.

Saya selalu berpikir kebiasaan positif apa yang bisa saya lakukan selain menulis dan membaca. Sebab, jika tanpa dua hal itu, saya seperti belum melakukan sesuatu yang positif. Ada, sih, olahraga. Tapi ini juga kebiasaan buruk saya, selalu merasa terlambat untuk olahraga.

Terlalu banyak main hape, tidur larut malam, bangun kesiangan, hingga tidak pernah olahraga. Jika begitu siklusnya, kira-kira permasalahan awalnya di mana? Atau, apakah kebiasan buruk bisa menjadi baik ketika dibaik-baiki?


You May Also Like

0 Respon