Menghadiri Konferancab IPNU IPPNU Karangdadap ke-17
Dua hari lalu, saya
menghadiri acara Konferensi Anak Cabang IPNU IPPNU Kecamatan Karangdadap. Sudah
barang tentu saya mewakili ranting Kebonrowopucang.
Pembukaan Konferancab 17 PAC IPNU IPPNU Karangdadap
Rangkaian acara dimulai
dengan pembukaan pada Kamis malam bertempat di SMP NU Karangdadap. Rangkaian
pembukaan yang lebih mirip lomba pidato. Total, ada 7 sambutan yang disusun
beruntun. Dimulai dari sambutan ketua panitia, ketua IPNU, ketua IPPNU,
perwakilan PC Kabupaten Pekalongan, Perwakilan camat Karangdadap, Perwakilan
Kepolisian setempat, dan diakhiri sambutan dari MWC NU Karangdadap yang
sekaligus membuka acara.
Saya datang bersama Erik,
Jabbar, Rosul, Rayap, Vina, Salma, Muna, dan Susti. Sebetulnya, kehadiran kami
lebih karena ingin melihat dua teman kami tampil, yakni Anam Biola dan si
vokalis Reni. Kami datang saat mereka mendendangkan satu lagu terakhir sebelum
MC mulai mengambil alih acara. Tentu mereka tidak cuma berdua, ada dua vokalis
lagi dari ranting Kaligawe, yang kalau tidak salah namanya Disa, dan satu lagi
dari Kebonsari yang saya hapal wajahnya namun tidak mengenal namanya. Mereka
tampil lagi setelah rangkaian pembukaan selesai.
Acara dilanjutkan esoknya.
Jumat pagi, jam delapan, saya bersama Zainal, Jabbar, dan Ghoni bersiap diri
kembali ke acara. Sedangkan untuk IPPNU, sudah bersiap Amrina, Salma, dan Muna,
didampingi sang ketua Vina.
Padahal kami berangkat jam 8
lebih, namun belum ada tanda-tanda dimulai acara. Kalau tau begitu, mampir
sarapan makan bubur ayam tentu menggiurkan. Apalagi ternyata Salma, Jabbar, dan
mungkin lainnya belum sarapan. Tapi wis
kadung sudah di tempat, bagaimana lagi.
Sidang
Tatib Konferancab dan Sidang Komisi
Acara pertama dimulai pukul
08.30 dengan sidang tatib. Karena putra dan putri merupakan dua organisasi yang
berbeda, sehingga tempatnya dipisah. IPNU menempati panggung pertama, dan IPPNU
menempati ruang kelas di belakangnya. Saya dan Vina, mengobrol tak jauh dari
tempat sidang bersama rekan rekanita lain.
Ini adalah konferensi
kesekian yang saya ikuti selama saya ber-IPNU. Sebagai forum tertinggi sebuah
organisasi, konferensi selalu layak untuk diikuti. Konferensi tak melulu soal
siapa yang akan terpilih menjadi ketuanya nanti. Lebih dari itu, melalui forum
inilah rekan-rekanita dari ranting-ranting bertemu, bersilaturahmi.
Setelah sidang tatib
selesai, acara berlanjut ke sidang komisi. Dari kejauhan, saya melihat Ghoni
mengikuti komisi A, Jabbar komisi C, dan Zainal memimpin komisi B. Untuk yang
IPPNU, saya tidak begitu mengikuti. Pukul 10.45, sidang komisi selesai dan
dilanjut pemaparan di panggung utama. Pemaparan selesai pukul 11.15 yang
dilanjut istirahat untuk sholat Jumat. Kami berempat kemudian pulang, sedangkan
yang IPPNU sidang belum selesai.
Setiap kader tampaknya
memang perlu mengikuti forum semacam ini setidaknya sekali seumur hidup.
Mengikuti untuk belajar. Belajar hal-hal dasar dalam berorganisasi:
menungkapkan pendapat; mengapresiasi; membantah sebuah argumen; menyusun
seperangkat aturan; memilih pemimpin; dan lain hal. Kira bersyukur karena di
tingkat paling bawah, tahap ini ada saat Rapat Anggota di pimpinan ranting.
Siang hari yang terik
setelah jumatan, saya bergegas ke acara lagi. Kali ini berganti orang. Seperti
pertukaran pemain dalam sepak bola, tahap ini penting untuk penyegaran.
Mengikuti acara seharian, sekalipun hanya duduk, nyatanya bisa melelahkan juga.
Maka itulah Jabar diganti Rosul, Ghoni digantikan Bayu, dan saya menggantikan
Zainal. Sedangkan untuk line up IPPNU, Vina dan Susti masuk menggantikan Muna
dan Salma.
Sidang
LPJ, Pandangan Umum, dan Pandangan Khusus
Sekira jam 13.45, sidang
laporan pertanggung jawaban berlangsung. Rekan Subhan selaku ketua yang akan
demisioner, bersama jajaran pengurus harian, melaporkan kinerja PAC IPNU
Karangdadap selama satu periode atau dua tahun (2020-2022).
Dalam pandangan umum,
beberapa ranting dipersilahkan memberikan tanggapan. Ranting Karangdadap yang
diwakili ketuanya, Rekan Ardaf, mengapresisasi kepemimpinan rekan Subhan cs.
Menurutnya, kepengurusan kali ini berjalan sangat baik. PAC Karangdadap menjadi
jauh lebih berkembang dan maju.
Rekan Hasan dari ranting
Jrebengkembang juga mengutarakan hal yang sama. Ia menambahi, semoga
kepemimpinan selanjutnya dapat mencontoh kepemimpinan periode ini sehingga PAC
Karangdadap bisa lebih maju lagi.
Perwakilan Pegandon yang
diwakili Rekan Fauzi turut bersuara. Dalam pandangan umumnya, ia mengakui PAC
sudah sangat baik. Kendati demikian, ia menanyakan dua hal. Pertama, ia
menanyakan kenapa PAC memiliki kegiatan yang sebegitu banyak, padahal
menurutnya, yang seharusnya terjadi adalah PAC memikirkan bagaimana agar
ranting-ranting punya kegiatan. Kedua, rekan Fauzi juga mempertanyakan tentang
dana forum pengurus harian yang tidak dilaporkan dalam LPJ.
Kedua pertanyaan ini
langsung ditanggapi PAC. Untuk soal pertama, Rekan Eko Imaduddin mengungkapkan
bahwa sebetulnya PAC bukan memiliki banyak acara, hanya saja, jarak satu acara
ke acara berikutnya pendek, sehingga terkesan banyak acara. Dan untuk
pertanyaan kedua, Rekan Subhan yang menjawabnya langsung. Menurutnya, forum
pengurus harian adalah milik seluruh anggota forum, dalam hal ini adalah setiap
ranting se-kecamatan Karangdadap. Dan posisi PAC, berada sebagai anggota
sekaligus fasilitator. Sehingga menurutnya, laporan itu bukan tanggung jawab
PAC. Meski demikian, ia meminta maaf tidak melampirkan hal yang dimaksud rekan
Fauzi. Hal ini semoga menjadi pelajaran bagi kepengerusan setelahnya,
tambahnya.
Berikutnya adalah pandangan
khusus. Setiap ranting dan komisariat mengemukakan pandangan khususnya. Dari
seluruh ranting dan komisariat se-kecamatan Karangdadap, semuanya menerima
laporan pertanggungjawaban kepengurusan PAC IPNU Karangdadap periode 2020-2022.
Dan memang, kita layak menerima
dan mengapresiasi kepemimpinan rekan Subhan dan Rekanita Soleha ini. PAC
Karangdadap memiliki progres yang signifikan, sejalan dengan pernyataan PC IPNU
saat pembukaan kemarin. Setidaknya, ada dua poin yang menjadi alasannya.
Pertama, jumlah kader yang
meningkat. Dalam dua tahun kepemimpinan mereka, beberapa pengkaderan baik yang
dihelat ranting maupun PAC sendiri berjalan sukses. Utamanya Lakmud, ini
menjadi tonggak penting pengkaderan PAC Karangdadap karena beberapa kali mereka
memotori kegiatan-kegiatan penting PAC.
Kedua, proker progresif.
Eksistensi sebuah organisasi menjadi bagian penting karena IPNU IPPNU
bersinggungan langsung masyarakat. Dua rutinan mingguan menjadi gagasan yang
cerdik untuk sebuah eksistensi itu. Bukan hanya sekadar eksistensi malah, dua
rutinan ini menjangkau segmennya sendiri. Rutinan Futsal yang diadakan setiap
Selasa sore, menjangkau kader segmen olahraga. Sedangkan rutinan ngaji kitab
setiap malam rabu menjangkau segmentasi keagamaan. Rutinan Manisan setiap Jumat
Manis juga menjadi pertemuan penting karena berhasil untuk terus menjaga
keterikatan antar anggota IPNU IPPNU.
Selain itu, adanya Pekan
Olahraga dan Seni atau yang lebih familiar disebut dengan Porseni pada April
2022 kemarin juga menjadi kegiatan akbar yang luar biasa layak diapresiasi.
Menjadi Porseni pertama, ini sepertinya akan memunculkan kegiatan serupa untuk
kepengurusan setelahnya. Porseni ini menunjukkan keberhasilan PAC dalam
menggerakkan kader potensial ranting di bawahnya.
Kita berharap, kontribusi
mereka pada PAC IPNU IPPNU Karangdadap tidak berhenti sampai di sini. Dan apa
yang telah mereka berikan, semoga menjadi amal sholeh yang tak terputus.
Terimakasih Rekan Subhan dan Rekan Sholeha beserta jajarannya.
Proses
Pemilihan
Setelah pemaparan LPJ, acara
dilanjutkan dengan sidang tatib pemilihan. Dalam sidang ini, tidak ada satu
ayat pun yang diubah—hal yang kemudian akan menjadi blunder. Hanya ada satu
ayat yang dihapus, yakni ayat yang menyebutkan kesediaan untuk dicalonkan.
Bersedia atau tidak, ya harus bersedia, kata Rekan Yusron dari ranting
Pagumenganmas.
Sampailah kepada saat-saat
yang mendebarkan: pencalonan ketua IPNU. Dalam tahap pencalonan, setiap peserta
Konferancab menuliskan nama yang dikehendakinya dalam surat suara yang sudah
disediakan panitia. Namun sebelum itu, kepengurusan PAC periode Subhan Cs lebih
dulu menyatakan demisioner.
Satu demi satu nama peserta
dipanggil dan menuliskan bakal calon. Total ada 32 peserta yang memiliki hak
suara. Setelah pencalonan selesai, tibalah perhitungan suara. Rekan Sopyan dari
ranting Logandeng bersama Rekan Arif Kebonsari mewakili panitia bertugas
menjadi saksi.
Dalam tahap pencalonan ini,
Rekan Slamet Alimin unggul dengan 20 suara. Disusul Rekan Ikromi dengan 4
suara, Irfan 2 suara, dan masing-masing 1 suara yakni Narul, Anam, Naufal,
Bayu, dan Sopyan. 1 suara bertuliskan Helim Imo, dinyatakan rusak karena
identitas tidak diketahui.
Mengacu pada hasil tatib
pemilihan yang memutuskan calon harus memiliki setidaknya 7 suara, dengan
demikian hanya rekan Slamet yang memenuhi syarat. Jika hanya ada satu calon
yang sah, maka calon tersebut dinyatakan terpilih secara aklamasi atas
persetujuan peserta sidang; begitu kurang lebih bunyi ayat berikutnya. Namun
hal ini menjadi kendala setelah ada ayat berikutnya yang berbunyi: seorang
calon dapat dinyatakan terpilih secara aklamasi apabila telah memenuhi 70%
suara. Pasalnya, untuk mencapai 70% dari suara, setidaknya seorang calon
memiliki 23 suara, sedangkan rekan Slamet hanya memiliki 20 suara. Pemimpin
sidang akhirnya memutuskan untuk melakukan pencalonan kembali karena tidak ada
yang memenuhi kriteria. Pimpinan sidang juga menjelaskan, inilah pentingnya
untuk mencermati setiap hal dalam sidang karena akan mempengaruhi tahapan
berikutnya.
Pencalonan ulang dilakukan.
Hasilnya bisa ditebak, Rekan Slamet unggul. Kali ini ia berhasil melewati
ambang batas 70% suara dengan perolehan 24 suara. Nama-nama lain seperti hanya
untuk hiasan belaka: Ikromi 2 suara, Irpan 3 suara, Anam 2 suara, dan Arif 1
suara.
Setelah dilakukan kroscek,
Rekan Slamet lebih dari cukup untuk memenuhi semua syarat yang diperlukan. Ia
sedang berusia 22 tahun, aktif ber-IPNU lebih dari dua tahun, melebihi batas
minimal pengkaderan Makesta—bahkan sudah Lakut, dan tidak terafiliasi dengan
partai politik apapun. Dengan demikian, Rekan Slamet terpilih menjadi ketua
mandataris Konferancab IPNU PAC Karangdadap ke-17 yang berlangsung di SMP NU
Karangdadap, 28 Oktober 2022.
Acara ditutup dengan
menyanyikan lagu Mars IPNU dilanjutkan musafahah.
Di tempat terpisah, Rekanita
Fitriyani (Pipit) terpilih menjadi ketua PAC IPPNU Karangdadap periode
2022-2024 menggantikan Rekanita Soleha.
Ditutup
dengan Maulid Nabi
Rangkaian Konferancab 17
IPNU IPPNU Karangdadap ditutup dengan pembacaan Maulid Nabi dan pengajian dari
KH Ahmad Syafiq.
Ranting Kebonrowopucang hadir ke sana setelah takziyah ke salah seorang warga. Mereka adalah Erik, Zilin, Rosul, Doni, Jabbar, Vina, Amrina, Salma, Muna, Susti, Silfi, Amel, Owik, dan Ani. Datang pukul 21.00, pengunjung masih sepi, utamanya yang putra. Bahkan rombongan kami ternyata menjadi pengunjung pertama.
Pembacaan Maulid diisi oleh
JMSD Kecamatan Karangdadap. JMSD sendiri merupakan satu lembaga di bawah
naungan IPNU PAC Karangdadap. Rutinan JMSD dilakukan sebulan sekali setiap
Malam Sabtu setelah Jumat Kliwon. Malam itu sebenarnya panitia turut mengundang
Habib Idrus selaku pengasuhnya, namun beliau berhalangan hadir. Sebagai penutupnya,
KH Ahmad Syafiq memberikan mauidhoh hasanah.
0 Respon