Menghadiri Konferancab IPNU IPPNU Karangdadap ke-17

by - November 01, 2022


Dua hari lalu, saya menghadiri acara Konferensi Anak Cabang IPNU IPPNU Kecamatan Karangdadap. Sudah barang tentu saya mewakili ranting Kebonrowopucang.

Pembukaan Konferancab 17 PAC IPNU IPPNU Karangdadap

Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan pada Kamis malam bertempat di SMP NU Karangdadap. Rangkaian pembukaan yang lebih mirip lomba pidato. Total, ada 7 sambutan yang disusun beruntun. Dimulai dari sambutan ketua panitia, ketua IPNU, ketua IPPNU, perwakilan PC Kabupaten Pekalongan, Perwakilan camat Karangdadap, Perwakilan Kepolisian setempat, dan diakhiri sambutan dari MWC NU Karangdadap yang sekaligus membuka acara.


Saya datang bersama Erik, Jabbar, Rosul, Rayap, Vina, Salma, Muna, dan Susti. Sebetulnya, kehadiran kami lebih karena ingin melihat dua teman kami tampil, yakni Anam Biola dan si vokalis Reni. Kami datang saat mereka mendendangkan satu lagu terakhir sebelum MC mulai mengambil alih acara. Tentu mereka tidak cuma berdua, ada dua vokalis lagi dari ranting Kaligawe, yang kalau tidak salah namanya Disa, dan satu lagi dari Kebonsari yang saya hapal wajahnya namun tidak mengenal namanya. Mereka tampil lagi setelah rangkaian pembukaan selesai.


Acara dilanjutkan esoknya. Jumat pagi, jam delapan, saya bersama Zainal, Jabbar, dan Ghoni bersiap diri kembali ke acara. Sedangkan untuk IPPNU, sudah bersiap Amrina, Salma, dan Muna, didampingi sang ketua Vina.

Padahal kami berangkat jam 8 lebih, namun belum ada tanda-tanda dimulai acara. Kalau tau begitu, mampir sarapan makan bubur ayam tentu menggiurkan. Apalagi ternyata Salma, Jabbar, dan mungkin lainnya belum sarapan. Tapi wis kadung sudah di tempat, bagaimana lagi.

Sidang Tatib Konferancab dan Sidang Komisi

Acara pertama dimulai pukul 08.30 dengan sidang tatib. Karena putra dan putri merupakan dua organisasi yang berbeda, sehingga tempatnya dipisah. IPNU menempati panggung pertama, dan IPPNU menempati ruang kelas di belakangnya. Saya dan Vina, mengobrol tak jauh dari tempat sidang bersama rekan rekanita lain.


Ini adalah konferensi kesekian yang saya ikuti selama saya ber-IPNU. Sebagai forum tertinggi sebuah organisasi, konferensi selalu layak untuk diikuti. Konferensi tak melulu soal siapa yang akan terpilih menjadi ketuanya nanti. Lebih dari itu, melalui forum inilah rekan-rekanita dari ranting-ranting bertemu, bersilaturahmi.

Setelah sidang tatib selesai, acara berlanjut ke sidang komisi. Dari kejauhan, saya melihat Ghoni mengikuti komisi A, Jabbar komisi C, dan Zainal memimpin komisi B. Untuk yang IPPNU, saya tidak begitu mengikuti. Pukul 10.45, sidang komisi selesai dan dilanjut pemaparan di panggung utama. Pemaparan selesai pukul 11.15 yang dilanjut istirahat untuk sholat Jumat. Kami berempat kemudian pulang, sedangkan yang IPPNU sidang belum selesai.

Setiap kader tampaknya memang perlu mengikuti forum semacam ini setidaknya sekali seumur hidup. Mengikuti untuk belajar. Belajar hal-hal dasar dalam berorganisasi: menungkapkan pendapat; mengapresiasi; membantah sebuah argumen; menyusun seperangkat aturan; memilih pemimpin; dan lain hal. Kira bersyukur karena di tingkat paling bawah, tahap ini ada saat Rapat Anggota di pimpinan ranting.

Siang hari yang terik setelah jumatan, saya bergegas ke acara lagi. Kali ini berganti orang. Seperti pertukaran pemain dalam sepak bola, tahap ini penting untuk penyegaran. Mengikuti acara seharian, sekalipun hanya duduk, nyatanya bisa melelahkan juga. Maka itulah Jabar diganti Rosul, Ghoni digantikan Bayu, dan saya menggantikan Zainal. Sedangkan untuk line up IPPNU, Vina dan Susti masuk menggantikan Muna dan Salma.

Sidang LPJ, Pandangan Umum, dan Pandangan Khusus

Sekira jam 13.45, sidang laporan pertanggung jawaban berlangsung. Rekan Subhan selaku ketua yang akan demisioner, bersama jajaran pengurus harian, melaporkan kinerja PAC IPNU Karangdadap selama satu periode atau dua tahun (2020-2022).

Dalam pandangan umum, beberapa ranting dipersilahkan memberikan tanggapan. Ranting Karangdadap yang diwakili ketuanya, Rekan Ardaf, mengapresisasi kepemimpinan rekan Subhan cs. Menurutnya, kepengurusan kali ini berjalan sangat baik. PAC Karangdadap menjadi jauh lebih berkembang dan maju.

Rekan Hasan dari ranting Jrebengkembang juga mengutarakan hal yang sama. Ia menambahi, semoga kepemimpinan selanjutnya dapat mencontoh kepemimpinan periode ini sehingga PAC Karangdadap bisa lebih maju lagi.

Perwakilan Pegandon yang diwakili Rekan Fauzi turut bersuara. Dalam pandangan umumnya, ia mengakui PAC sudah sangat baik. Kendati demikian, ia menanyakan dua hal. Pertama, ia menanyakan kenapa PAC memiliki kegiatan yang sebegitu banyak, padahal menurutnya, yang seharusnya terjadi adalah PAC memikirkan bagaimana agar ranting-ranting punya kegiatan. Kedua, rekan Fauzi juga mempertanyakan tentang dana forum pengurus harian yang tidak dilaporkan dalam LPJ.

Kedua pertanyaan ini langsung ditanggapi PAC. Untuk soal pertama, Rekan Eko Imaduddin mengungkapkan bahwa sebetulnya PAC bukan memiliki banyak acara, hanya saja, jarak satu acara ke acara berikutnya pendek, sehingga terkesan banyak acara. Dan untuk pertanyaan kedua, Rekan Subhan yang menjawabnya langsung. Menurutnya, forum pengurus harian adalah milik seluruh anggota forum, dalam hal ini adalah setiap ranting se-kecamatan Karangdadap. Dan posisi PAC, berada sebagai anggota sekaligus fasilitator. Sehingga menurutnya, laporan itu bukan tanggung jawab PAC. Meski demikian, ia meminta maaf tidak melampirkan hal yang dimaksud rekan Fauzi. Hal ini semoga menjadi pelajaran bagi kepengerusan setelahnya, tambahnya.

Berikutnya adalah pandangan khusus. Setiap ranting dan komisariat mengemukakan pandangan khususnya. Dari seluruh ranting dan komisariat se-kecamatan Karangdadap, semuanya menerima laporan pertanggungjawaban kepengurusan PAC IPNU Karangdadap periode 2020-2022.

Dan memang, kita layak menerima dan mengapresiasi kepemimpinan rekan Subhan dan Rekanita Soleha ini. PAC Karangdadap memiliki progres yang signifikan, sejalan dengan pernyataan PC IPNU saat pembukaan kemarin. Setidaknya, ada dua poin yang menjadi alasannya.

Pertama, jumlah kader yang meningkat. Dalam dua tahun kepemimpinan mereka, beberapa pengkaderan baik yang dihelat ranting maupun PAC sendiri berjalan sukses. Utamanya Lakmud, ini menjadi tonggak penting pengkaderan PAC Karangdadap karena beberapa kali mereka memotori kegiatan-kegiatan penting PAC.

Kedua, proker progresif. Eksistensi sebuah organisasi menjadi bagian penting karena IPNU IPPNU bersinggungan langsung masyarakat. Dua rutinan mingguan menjadi gagasan yang cerdik untuk sebuah eksistensi itu. Bukan hanya sekadar eksistensi malah, dua rutinan ini menjangkau segmennya sendiri. Rutinan Futsal yang diadakan setiap Selasa sore, menjangkau kader segmen olahraga. Sedangkan rutinan ngaji kitab setiap malam rabu menjangkau segmentasi keagamaan. Rutinan Manisan setiap Jumat Manis juga menjadi pertemuan penting karena berhasil untuk terus menjaga keterikatan antar anggota IPNU IPPNU.

Selain itu, adanya Pekan Olahraga dan Seni atau yang lebih familiar disebut dengan Porseni pada April 2022 kemarin juga menjadi kegiatan akbar yang luar biasa layak diapresiasi. Menjadi Porseni pertama, ini sepertinya akan memunculkan kegiatan serupa untuk kepengurusan setelahnya. Porseni ini menunjukkan keberhasilan PAC dalam menggerakkan kader potensial ranting di bawahnya.

Kita berharap, kontribusi mereka pada PAC IPNU IPPNU Karangdadap tidak berhenti sampai di sini. Dan apa yang telah mereka berikan, semoga menjadi amal sholeh yang tak terputus. Terimakasih Rekan Subhan dan Rekan Sholeha beserta jajarannya.


Proses Pemilihan

Setelah pemaparan LPJ, acara dilanjutkan dengan sidang tatib pemilihan. Dalam sidang ini, tidak ada satu ayat pun yang diubah—hal yang kemudian akan menjadi blunder. Hanya ada satu ayat yang dihapus, yakni ayat yang menyebutkan kesediaan untuk dicalonkan. Bersedia atau tidak, ya harus bersedia, kata Rekan Yusron dari ranting Pagumenganmas.

Sampailah kepada saat-saat yang mendebarkan: pencalonan ketua IPNU. Dalam tahap pencalonan, setiap peserta Konferancab menuliskan nama yang dikehendakinya dalam surat suara yang sudah disediakan panitia. Namun sebelum itu, kepengurusan PAC periode Subhan Cs lebih dulu menyatakan demisioner.

Satu demi satu nama peserta dipanggil dan menuliskan bakal calon. Total ada 32 peserta yang memiliki hak suara. Setelah pencalonan selesai, tibalah perhitungan suara. Rekan Sopyan dari ranting Logandeng bersama Rekan Arif Kebonsari mewakili panitia bertugas menjadi saksi.

Dalam tahap pencalonan ini, Rekan Slamet Alimin unggul dengan 20 suara. Disusul Rekan Ikromi dengan 4 suara, Irfan 2 suara, dan masing-masing 1 suara yakni Narul, Anam, Naufal, Bayu, dan Sopyan. 1 suara bertuliskan Helim Imo, dinyatakan rusak karena identitas tidak diketahui.

Mengacu pada hasil tatib pemilihan yang memutuskan calon harus memiliki setidaknya 7 suara, dengan demikian hanya rekan Slamet yang memenuhi syarat. Jika hanya ada satu calon yang sah, maka calon tersebut dinyatakan terpilih secara aklamasi atas persetujuan peserta sidang; begitu kurang lebih bunyi ayat berikutnya. Namun hal ini menjadi kendala setelah ada ayat berikutnya yang berbunyi: seorang calon dapat dinyatakan terpilih secara aklamasi apabila telah memenuhi 70% suara. Pasalnya, untuk mencapai 70% dari suara, setidaknya seorang calon memiliki 23 suara, sedangkan rekan Slamet hanya memiliki 20 suara. Pemimpin sidang akhirnya memutuskan untuk melakukan pencalonan kembali karena tidak ada yang memenuhi kriteria. Pimpinan sidang juga menjelaskan, inilah pentingnya untuk mencermati setiap hal dalam sidang karena akan mempengaruhi tahapan berikutnya.

Pencalonan ulang dilakukan. Hasilnya bisa ditebak, Rekan Slamet unggul. Kali ini ia berhasil melewati ambang batas 70% suara dengan perolehan 24 suara. Nama-nama lain seperti hanya untuk hiasan belaka: Ikromi 2 suara, Irpan 3 suara, Anam 2 suara, dan Arif 1 suara.


Setelah dilakukan kroscek, Rekan Slamet lebih dari cukup untuk memenuhi semua syarat yang diperlukan. Ia sedang berusia 22 tahun, aktif ber-IPNU lebih dari dua tahun, melebihi batas minimal pengkaderan Makesta—bahkan sudah Lakut, dan tidak terafiliasi dengan partai politik apapun. Dengan demikian, Rekan Slamet terpilih menjadi ketua mandataris Konferancab IPNU PAC Karangdadap ke-17 yang berlangsung di SMP NU Karangdadap, 28 Oktober 2022.

Acara ditutup dengan menyanyikan lagu Mars IPNU dilanjutkan musafahah.

Di tempat terpisah, Rekanita Fitriyani (Pipit) terpilih menjadi ketua PAC IPPNU Karangdadap periode 2022-2024 menggantikan Rekanita Soleha.


Ditutup dengan Maulid Nabi

Rangkaian Konferancab 17 IPNU IPPNU Karangdadap ditutup dengan pembacaan Maulid Nabi dan pengajian dari KH Ahmad Syafiq.


Ranting Kebonrowopucang hadir ke sana setelah takziyah ke salah seorang warga. Mereka adalah Erik, Zilin, Rosul, Doni, Jabbar, Vina, Amrina, Salma, Muna, Susti, Silfi, Amel, Owik, dan Ani. Datang pukul 21.00, pengunjung masih sepi, utamanya yang putra. Bahkan rombongan kami ternyata menjadi pengunjung pertama.

Pembacaan Maulid diisi oleh JMSD Kecamatan Karangdadap. JMSD sendiri merupakan satu lembaga di bawah naungan IPNU PAC Karangdadap. Rutinan JMSD dilakukan sebulan sekali setiap Malam Sabtu setelah Jumat Kliwon. Malam itu sebenarnya panitia turut mengundang Habib Idrus selaku pengasuhnya, namun beliau berhalangan hadir. Sebagai penutupnya, KH Ahmad Syafiq memberikan mauidhoh hasanah.



You May Also Like

0 Respon