Amin, Mantan, dan Kenangan Romantis Melankolis
Amin, kawan sekaligus sahabat saya ini punya riwayat heroik dalam kisah percintaan. Paling nyesek dari sederet riwayat itu adalah ketika mantan yang dulu paling dicintainya menikah dengan lelaki lain yang kini menjadi bapak atas anak yang sekarang sudah berumur satu tahunan.
Kisah di atas bagi Amin mungkin begitu nyesek. Tapi bagi saya juga kawan-kawan lain, kisah menyedihkan ini menjadi bahan empuk untuk menyerang Amin ketika terjadi perang ejek-ejekan. Amin memang suka bercanda. Kemarin saja, ketika ada reuni beberapa kawan akrabnya dulu langsung menanyakan kabar mantannya itu, “Mawar Saiki kabare priye Min?” (Sebut saja mantannya Amin itu bernama Mawar).
Menghadapi pertanyaan itu Amin tentu hanya bisa mesem dan celingak-celinguk seperti menahan tangis. Lelaki yang kini menjomblo itu mulai meresa risih dan tertekan. Saya dan kawan-kawan mulai mesem.
Hingga beberapa detik setelahnya, kawan saya ada yang menyahut dari kejauhan dan berteriak agak kencang. “Aha... Amin ditinggal kawin.” Sontak saja, semua yang ada disitu tertawa ngakak bahkan perutku sampai mules. Dan Amin yang tadi menahan tangis itu, hanya bisa menambah lebar senyumannya. Diluar itu, di dalam hatinya mungkin dia misuh-misuh.
Ada banyak hal kenapa kami bisa tertawa sengakak itu. Tapi satu hal yang pasti karena hubungan Amin dan Mawar terjalin begitu romantis. Saya adalah orang yang menjadi saksi atas keromantisan mereka. Bagaimana tidak, saya biasa menemani Amin apel ke rumahnya. Ya iyalah, Mawar itu tetanggaku sendiri kok.
Saya ingat, Amin pernah bertandang ke rumahnya waktu Lebaran. Dan saya agak menahan ketawa ketika dua manusia ini bersalaman. Bayangkan saja, salamannya mereka seperti salaman suami-istri, atau boleh dibilang juga salaman anak-ibu. Salaman dengan formasi dimana tangan Amin disosor oleh pipi Mawar. Untungnya, mereka tak sampai cipika-cipiki atau bahkan sampai cipokan. Bisa pingin saya.
Amin dan Mawar menjalin hubungan kalau tidak salah mulai kelas 8 awal. Saya tahu hal ini karena saya melihat Foto yang mereka unggah sendiri di fesbuk. Kalian tahu bagaimana posenya, mereka foto rangkulan dengan masih memakai seragam sekolah. So swit.
Esok harinya, Amin mendadak gelagapan. Foto itu ternyata dilihat oleh salah satu guru yang kemudian menegur dan mengancamnya. Kalau foto tidak dihapus maka akan dilaporkan ke kepala sekolah. Amin lupa bahwa ia berteman dengan guru tersebut. Akhirnya, setelah pulang sekolah Amin langsung bergegas menghapus.
Sekitar dua tahun setelah insiden posting foto itu, mereka putus. Amin galau, tapi tidak mau mencurhatkannya kepada saya. Saya juga tidak tahu, kenapa mereka bisa putus. Setelah saya pikir-pikir, saya menduga Amin terpaksa mengakhiri hubungan karena didesak orangtua mawar untuk segera meminangnya. Kisah yang begitu melankolis. Saya menduga seperti itu.
Kini, Amin menjomblo. Saya juga tidak tahu apakah dia sudah move on atau belum. Yang saya tahu, Amin pernah bilang pada saya kalau ia tak bernafsu pacaran lagi. Ia juga menambahkan, apa arti pacaran kalau tidak punya uang untuk menikahinya. Pesan yang amat berfaedah yang bisa saya camkan baik-baik.
Semangat Amin. Saya berdoa semoga engkau dapat pacar dan istri yang lumayan cantik. Karena yang cantik, akan saya pinang duluan. Gambate.
2 Respon
Sumpil ngekek mocone nam..
BalasHapusBuat amin tetap semangat yaa😆
Ngakak mocone, 😂😂 kesuwon nam wis ngarang cerito 😫
Hapus