Ganjil yang Agak Lain

by - Januari 09, 2022



9 Januari 2022

Akhirnya aku memasuki momen yang ganjil dalam hidupku. Untuk kali pertama, aku merasa tidak betah berlama-lama main hape. Perasaan ini muncul karena aku sudah begitu bosan dengan rutinitas monoton dalam bermain hape: mengecek sosial media, nonton youtube, dan mendengarkan musik. Ditambah, aku tidak punya kebutuhan khusus untuk menghubungi seseorang.

Ya. Ini adalah sesuatu yang ganjil. Jika selama ini aku kecanduan bermain hape, kali ini justru sebaliknya. Aku sama sekali malas.

Momen langka ini harus dimanfaatkan betul. Aku ingin menjadikan kebosanan ini sebagai waktuku untuk mengambil jarak dengan itu semua dan mengisinya dengan hal produktif. Akan banyak hal yang bisa aku dapat dibanding bersekutu dengan hape berjam-jam lamanya.

Sudah saatnya resolusi tahun ini mulai perlahan diwujudkan. Aku sadar, dalam sehari, aku biasanya menyita waktu nyaris enam jam untuk hapenan. Itu buruk sekali. Ruang otakku justru banyak diisi untuk hal yang tidak penting. Coba apa pentingnya mengetahui apa yang sedang tren saat ini?

Ada banyak kesempatan yang hilang ketika aku hanya bisa merebah dan menyaksikan apa yang sedang terjadi pada dunia alih-alih berusaha bergerak untuk mengubah hidupku yang begini-begini saja.

Coba mari ganti. Ngecek media sosial tiap beberapa menit diganti dengan mencicil tulisan beberapa menit. Melihat story orang diganti dengan melihat list catatan apa yang belum tercoret. Mengganti kebiasaan buka tutup hape dengan tarik nafas penuh sadar. Dan banyak hal kecil yang punya makna baik.

Kehidupanku sudah semakin dewasa. Diam di tempat dan tetap melakukan hal konyol hanya dapat membuatku memisuhi diri sendiri di kemudian hari. Aku harus mulai tahu mana prioritas dan mana yang cuma pantas-pantas. Aku bukan lagi anak kecil yang bebas untuk bertindak tanpa pikir panjang. Selalu menuruti ego sesaat padahal sama sekali tidak penting. Aku tidak ingin begitu lagi sekalipun pada beberapa hal aku harus menghidupkan jiwa kanak-kanakku.

Umurku masih 22. Maksudku, umurku sudah 22. Aku tidak tahu mana yang tepat. Aku merasa kesadaranku menjadi manusia baru mulai tumbuh sejak saat ini. Tapi aku lebih merasa selama 21 tahun berlalu, aku tidak melakukan apapun. Aku tumbuh ya tumbuh saja. Aku bergerak ya bergerak saja. Tidak ada tujuan. Tidak ada cita-cita. Tidak ada arah ke mana aku melangkah.

Ketidaktahuan akan tujuanku sendiri pada akhirnya membawaku pada titik sekarang ini. Aku kebingungan. Aku melawatkan banyak hal. Tentu hari ini adalah hasil dari apa yang terjadi beberapa waktu belakangan. Titik ini adalah titik kesimpulan, ketika aku tidak melakukan apa-apa, maka aku akan menjadi seperti ini. Aku tidak ingin beberapa tahun lagi mengalami hal yang sama persis seperti yang terjadi sekarang.

Aku berlindung dari kemalasan dan ego untuk menuruti kesenangan sesaat.

 

You May Also Like

0 Respon