Jatuh Cinta Pertama Pada Membaca

by - Januari 16, 2022

 


Ketertarikanku pada membaca dimulai ketika suatu jam kosong yang lengang, aku melangkahkan kaki ke perpustakaan sekolah dan mengambil satu buku random. Aku membacanya dan memutuskan meminjam setelah terpincut beberapa lembar pertama.

Sebelumnya, kehadiranku ke perpustakaan lebih karena daripada mau ngapain. Aku ke perpus lebih sering melihat statistik pertandingan bola yang tersaji dalam koran daripada baca buku. Dan hari itu, aku mencoba untuk lain dari biasanya.

Buku itu membuatku jatuh cinta pertama pada membaca. Baru kali itu aku membaca sesuatu dan ikut hanyut di dalamnya. Latar ceritanya kurang lebih tentang kehidupan seseorang yang melarikan diri ke hutan dari tuduhan pembunuhan. Aku lupa judulnya tapi aku masih menyimpan novelnya entah di tumpukan yang mana. Itu artinya, aku belum mengembalikan buku lebih dari lima tahun lamanya.

Hari-hari berikutnya aku jadi ketagihan untuk membaca tulisan sejenis. Akhirnya aku menemukan rak sastra. Aku menemukan buku ‘Hujan Bulan Juni’ karya Sapardi Djoko Damono dan penulis hebat lain semacam Putu Wijaya. Sayangnya, koleksi buku karya sastra di perpus hanya sedikit dan bisa dihitung dengan jari.

Hasrat untuk terus membaca setelah itu naik tajam. Aku jadi mencari banyak bacaan di internet. Aku baca-baca tulisan-tulisan renyah ala Mojok. Baca ulasan berita dengan sudut pandang Tirto. Dan apapun tulisan yang menurutku bagus, utamanya beberapa cerpen yang ada di dalam situs koran digital.

Aku juga jadi tahu bahwa ada aplikasi perpustakaan digital. Namanya Ipusnas. Bentuknya seperti perpustakaan betulan di mana banyak buku yang tersedia. Dalam sehari satu akun dibatasi meminjam dua buku digital. Dan setiap buku yang dipinjam, memiliki batas waktu lima hari. Menyenangkannya, tidak ada denda yang diterapkan sekalipun kita tidak mengembalikan. Sistem otomatis mengembalikan buku ketika sudah habis masa pinjam.

Aku beruntung sekali Ipusnas hadir untuk menyalurkan hasrat membaca bagi orang-orang sepertiku yang jauh dari akses bacaan, eman ketika beli buku, dan males ngecek promo ketika harbolnas.

Rentang waktu membaca di Ipusnas terjadi ketika akhir MA dan beberapa waktu selulusnya dari sana. Ketika aku sudah kerja dan punya uang, aku mulai beli buku-buku. Sampai sekarang buku fisik yang aku beli sudah mencapai 30-an. Sebagai orang yang suka membaca, tentu jumlah itu belum seberapa. Perlahan demi perlahan aku ingin mewujudkan mimpiku untuk membuat perpustakaan mini.

Selamat membaca.


Pekalongan, 16 Januari 2022

You May Also Like

0 Respon