Tentang Story Telling-ku
Sehabis
rutinan berzanji, aku memulai aktifitas malam Jumatku dengan scroll sosial
media. Membuka twitter sebentar dan berlanjut melihat beranda youtube. Tak sengaja,
aku menemukan sebuah postingan tentang story telling. Tema yang selama ini aku cari.
Rasa penasaran akhirnya menggerakan mataku untuk menontonnya.
Sialan. Gokil ini. Kereeen. Ini yang
selama ini aku cari. Kenapa aku baru tahu kalau ada orang yang asik begini. Itu adalah responku setelah menyaksikan seseorang berbicara
monolog menceritakan sesuatu di kamera selama beberapa menit. Tak lama, aku
melihat-lihat isi konten chanel-nya yang lain. Seseorang itu adalah Ferri
Irwandi.
Selama
ini aku selalu kagum dan iri dengan orang yang ahli berbicara di depan umum. Mereka
berbicara di forum selayaknya berbicara kepada seorang teman. Lancar. Tanpa celah.
Sebuah keistimewaan yang tidak aku miliki.
Bagiku,
berbicara di depan umum menjadi tantangan tersendiri. Ini karena dulu aku
adalah orang yang sangat pemalu. Jangankan berbicara di depan orang banyak,
berkomunikasi dengan teman bahkan keluarga saja selalu canggung. Makanya tema
story telling menarik perhatianku.
Aku
menganggap, kemampuan story telling ini penting untuk dilatih. Terlebih, aku
sekarang jadi ketua IPNU. Sebagian teman-temanku selama ini menganggap aku bisa
berbicara di depan. Anggapan itu tidak salah juga. Aku memang bisa berbicara di
depan. Tapi itu hanya terbatas pada konteks pembicaraan yang sama dan berulang.
Bukan ‘bisa’ dalam arti sanggup mengutarakan suatu hal dengan begitu
komunikatif. Untuk sampai titik itu, aku sama sekali belum sanggup.
Aku
percaya semua keahlian bisa diusahakan. Bercerita dalam bentuk tulisan semacam
ini adalah salah satu usahaku untuk belajar menstrukturkan gagasan yang ada
dalam pikiran. Aku ingin lebih banyak belajar menulis. Aku ingin lebih banyak
belajar story telling.
Pekalongan, 21 Januari 2022
0 Respon