Rekapitulasi Akhir Tahun - Anam Sy

by - Januari 01, 2022



1 Januari 2022

Tahun baru sudah dimulai. Ini adalah hari pertama dari 365 hari yang akan berjalan dalam setahun. Jelas aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Tetapi aku percaya semua hal bisa direncanakan.

Sedikit flashback, 2021 secara keseluruhan tidak banyak perubahan yang terjadi. Namun kalau melihat dari perkembangan, aku merasa sudah berkembang sekalipun perlahan demi perlahan.

Tentunya, setiap waktu selalu ada hal yang perlu dievaluasi. Tahun lalu aku buruk sekali dalam mengatur waktu. Banyak pekerjaan yang melewati deadline padahal itu sudah jadi tanggung jawab. Seperti misalnya SDGS desa yang bahkan sampai delapan bulan kalau tidak salah, pengerjaannya masih belum sampai 40 persen. Ada juga input emis TPQ Madin yang baru mulai. Belum lagi managemen waktu tidurku yang masih amburadul sehingga mengganggu siklus jam pekerjaan. Hal-hal ini yang jadi evaluasi ke depan agar tidak lagi terulang.

Tahun ini aku gagal untuk menaikkan berat badan. Aku selalu bertahan di angka 50 kilo lebih sedikit. Kadang 52, kadang 53, antara segitu. Dengan tinggiku yang mencapai 175 meter, angka itu tentu bukan sebuah nilai yang ideal. Tubuhku tampak kurus tinggi.

Tetapi aku mengapresiasi diri sendiri yang selama setahun ini Alhamdulillah tidak ada penyakit berat. Demam pun kalau tidak salah dua atau tiga kali saja. Yang paling sering aku alami justru sariawan, pokoknya setiap bulan selalu ada saja momen sariawan, entah karena kegigit ketika makan, atau memang asupan vitamin yang kurang. Dan oiya, satu lagi, aku merasa tua setelah sering sakit pinggang.

Soal keuangan aku rasa tidak ada masalah berarti, sekalipun uangku tidak banyak-banyak amat, yang jelas aku selalu pegang uang. Sumber keuanganku saat ini masih dari satu arah, yakni pekerjaanku sekarang. Meski terseok-seok di awal tahun 2021 karena pandemi, syukurnya berangsur membaik di pertengahan hingga sekarang.

Kalau soal pengembangan diri, 2021 aku banyak belajar soal seni-seni hidup. Seperti misalnya hidup minimalis, frugalisme, mengelola keuangan, dan banyak hal. Untuk kebiasaan membaca sayangnya statistiknya turun, di pertengahan tahun aku ambisius sekali membaca banyak buku, namun menuju akhir-akhir hasrat itu perlahan pudar.

Untuk kebiasaan menulis sendiri aku merasa tidak ada banyak yang berubah. Aku menulis seperti biasa. Tentu tidak lagi menggebu-gebu seperti dulu karena tidak ada lagi yang aku cintai, sehingga jangan heran tidak ada lagi puisi yang tercipta di tahun ini. Kebiasaan menulis ini belum cukup untuk berhasil membuatku menghasilkan karya. Tapi tidak mengapa, kebiasaan selama ini aku rasa cukup untuk menjadi pondasi dasar.

Sebagai seorang yang sulit untuk jatuh cinta, catatan kisah asmaraku ya begini saja. Datar. Aku masih mempertahankan status ‘belum pernah pacaran’ hingga detik ini. Entah ini sebuah catatan prestisius atau bukan, aku tidak tahu. Sesorang yang aku cintai terakhir sekarang sudah happy ending dengan menemukan pasangannya yang serasi. Tentu dibikin patah hati, tetapi hanya sebentar, setelah itu, perasaanku kembali netral. Aku tidak tahu bakal kapan lagi ada perempuan yang bisa membuatku jatuh cinta, namun segala kemungkinan masih terjadi. Mungkin aku akan terbuka pada banyak kemungkinan. Sudah ada seseorang yang aku sukai, dan aku sedang berusaha bagaimana caranya agar aku bisa mencintainya. Aku percaya, jatuh cinta bisa dilatih.

Namun sekarang, ada yang lebih penting dari urusan cinta-cinta. September lalu, aku mengemban amanah menjadi ketua IPNU Kebonrowopucang. Ini adalah hal besar yang jatuh di tahun 2021. Menjadi ketua, sekalipun sebetulnya tidak ideal, akhirnya harus menjadikanku sebagai pembelajar ulung. Di awal-awal, aku belajar untuk ikhlas menjalankan organisasi dan belajar untuk mengambil keputusan demi keputusan. Untuk poin yang kedua, ini adalah hal yang benar-benar baru. Sulit untuk memutuskan sebuah kebijakan. Ini benar-benar hal menantang bagiku di tahun 2021 dan akan berlanjut sampai dua tahun ke depan.

Di akhir catatan ini, aku ingin berterimakasih dengan diri sendiri atas apa yang terjadi selama 2021. Meski rasanya biasa-biasa saja, banyak hal yang ternyata bisa disyukuri.

Next, lembaran baru 2022. Bismillah.

You May Also Like

0 Respon