Melihat Nadin Melihat Puisi

by - Juli 24, 2022

 

Nadin Amizah
Ig: @cakecaine

Saya adalah orang dengan selera musik yang buruk. Bahkan dibilang saya tidak punya selera musik sama sekali. Sejak dulu, tidak ada penyanyi satupun yang saya sukai. Memang ada beberapa musik yang ketika diputar saya bisa ikut bernyanyi, namun itu semata karena lagunya sangat terkenal atau karena saya terbiasa mendengarkannya lewat radio.

Kini, riwayat itu selesai setelah satu pendatang baru hadir di kancah permusikan kita: Nadin Amizah. Perempuan anggun yang masih seusia saya ini berhasil membuat saya menyukai musik. Lirik-lirik serta gestur tubuhnya ketika menyanyi adalah pertunjukkan puisi. Kata-katanya bernyawa, gerak tubuhnya bercerita.

Saya berterimakasih kepada kawan saya, Wirda, yang secara tidak langsung menghantarkan saya menemukan Nadin Amizah. Suatu kali ketika sedang whatsapp-an, saya iseng meminta rekomendasi musik untuk menemani malam yang luang kala itu. Ia merekomendasikan nama Tulus, sesuai kesukaannya.

Singkat kata, pencarian di Youtube dengan keyword ‘Tulus” ternyata juga membawa saya menemukan musik-musik sejenis. Hingga kemudian, saya menemukan si ibu peri bernama Nadin Amizah. Bertaut, Rumpang, Sorai, berjejer saya temukan dan dengarkan. Tak butuh waktu lama, dua-tiga lagu yang saya nikmati, sudah cukup untuk saya menyimpullkan: saya suka penyanyi ini, saya suka lagu ini, saya suka musik ini.

Jenis musik yang dibawakan Nadin Amizah kata orang-orang adalah musik indie. Saya tidak tahu apa makna indie seperti saya tidak tahu apa itu anak senja. Yang jelas, musiknya Nadin adalah musik yang begitu. Yang syahdu. Yang bisa membuat saya menangis sedu.

Tidak ada yang tidak bisa untuk menyukai lirik-lirik lagunya Nadin. Makna yang begitu dalam bisa dikemas dalam lirik dengan diksi yang tepat dan sederhana. Misalnya dalam lagu Sorai, Nadin menggambarkan perpisahan dengan kata: mungkin akhirnya tak jadi satu // namun bersorai pernah bertemu. Atau dalam lagu Rumpang, perasaan yang ganjil diwujudkan dengan lirik: katanya mimpiku kan terwujud // mereka lupa tentang mimpi buruk // tentang kata maaf, sayang aku harus pergi. Indah sekali.

Sekarang, apapun yang berkaitan dengan Nadin Amizah saya ikuti. Semua medsosnya saya follow. Semua tulisannya saya baca. Semua fotonya saya sukai.

Setiap malam, ketika saya bersinggungan dengan kesedihan atau masa lalu, saya tahu siapa yang mesti saya cari: Nadin Amizah.

I love you, Nadin.

 

 

You May Also Like

0 Respon