Melihat Nadin Melihat Puisi
![]() |
Ig: @cakecaine |
Saya adalah orang dengan selera musik yang buruk. Bahkan
dibilang saya tidak punya selera musik sama sekali. Sejak dulu, tidak ada
penyanyi satupun yang saya sukai. Memang ada beberapa musik yang ketika diputar
saya bisa ikut bernyanyi, namun itu semata karena lagunya sangat terkenal atau
karena saya terbiasa mendengarkannya lewat radio.
Kini, riwayat itu selesai setelah satu pendatang baru
hadir di kancah permusikan kita: Nadin Amizah. Perempuan anggun yang masih
seusia saya ini berhasil membuat saya menyukai musik. Lirik-lirik serta gestur
tubuhnya ketika menyanyi adalah pertunjukkan puisi. Kata-katanya bernyawa,
gerak tubuhnya bercerita.
Saya berterimakasih kepada kawan saya, Wirda, yang
secara tidak langsung menghantarkan saya menemukan Nadin Amizah. Suatu kali ketika
sedang whatsapp-an, saya iseng meminta rekomendasi musik untuk menemani malam
yang luang kala itu. Ia merekomendasikan nama Tulus, sesuai kesukaannya.
Singkat kata, pencarian di Youtube dengan keyword ‘Tulus”
ternyata juga membawa saya menemukan musik-musik sejenis. Hingga kemudian, saya
menemukan si ibu peri bernama Nadin Amizah. Bertaut, Rumpang, Sorai, berjejer
saya temukan dan dengarkan. Tak butuh waktu lama, dua-tiga lagu yang saya
nikmati, sudah cukup untuk saya menyimpullkan: saya suka penyanyi ini, saya
suka lagu ini, saya suka musik ini.
Jenis musik yang dibawakan Nadin Amizah kata orang-orang
adalah musik indie. Saya tidak tahu apa makna indie seperti saya tidak tahu apa
itu anak senja. Yang jelas, musiknya Nadin adalah musik yang begitu. Yang
syahdu. Yang bisa membuat saya menangis sedu.
Tidak ada yang tidak bisa untuk menyukai lirik-lirik
lagunya Nadin. Makna yang begitu dalam bisa dikemas dalam lirik dengan diksi yang
tepat dan sederhana. Misalnya dalam lagu Sorai, Nadin menggambarkan perpisahan
dengan kata: mungkin akhirnya tak jadi
satu // namun bersorai pernah bertemu. Atau dalam lagu Rumpang, perasaan yang
ganjil diwujudkan dengan lirik: katanya
mimpiku kan terwujud // mereka lupa tentang mimpi buruk // tentang kata maaf,
sayang aku harus pergi. Indah sekali.
Sekarang, apapun yang berkaitan dengan Nadin Amizah
saya ikuti. Semua medsosnya saya follow. Semua tulisannya saya baca. Semua
fotonya saya sukai.
Setiap malam, ketika saya bersinggungan dengan
kesedihan atau masa lalu, saya tahu siapa yang mesti saya cari: Nadin Amizah.
I love you, Nadin.
0 Respon