Untung Rugi Pasang Wifi

by - Juli 23, 2022

 


Saya pernah membayangkan, mungkin punya WiFi menyenangkan ya? Bisa mengakses apa saja. Bisa belajar apa saja.

Minggu lalu, bayangan itu akhirnya terwujud.

Di desa saya, Ranting Ansor mendapat suntikan dana bumdes untuk proyek pemasangan Wifi. Suntikan dana inilah yang kemudian membuat harga pemasangan Wifi menjadi lebih murah. Sebut saja, dari biasanya 1 juta, sekarang hanya 400 ribu.

Tak mau menyianyiakan kesempatan, saya segera pasang memilih yang bayarannya 100 ribu per bulan. Saya pikir, dengan hanya akan diakses tiga hape, memilih kecepatan paling rendah tidak akan mempengaruhi aktifitas internatan sama sekali. Dan terbukti benar hingga sejauh ini. Tiga hape lancar-lancar saja.

Ternyata begini ya rasanya punya Wifi.

Secara kalkulasi, punya Wifi merupakan sebuah bentuk penghematan. Dengan sebulan hanya 100 ribu untuk tiga hape, saya kira sudah bisa menghemat 50 persen lebih dibanding pembelian kuota operator untuk tiga hape. Saya saja dalam sebulan beli kuota bisa mencapai 70 ribu. Itupun biasanya sudah habis di hari ke 20-an.

Untungnya adalah saya orang rumahan. Rumah menjadi pusat aktifitas kreatif saya. Hal yang membuat saya tidak perlu untuk membeli kuota internet seperti biasa. Bahkan tidak punya kuota operator pun tidak apa-apa. Wifi sudah sangat bisa diandalkan.

Persoalan muncul ketika saya keluar rumah. Hape saya otomatis membutuhkan data internet. Saya masih bingung untuk membeli paket data yang berapa banyak dan dalam jangka waktu berapa lama. Ini dilematis, saya tidak boleh membeli kuota yang menyebabkan pengeluaran saya sama besarnya ketika belum punya Wifi.

Sebetulnya, ini bisa diatasi dengan membeli sesuai kebutuhan dengan memperkiran seberapa intens saya keluar rumah. Satu hal yang sangat kondisional. Sayangnya, saya selalu transaksi semacam ini melalui marketplace. Saya sudah terlalu melekat dengan cara demikian. Sehingga, untuk membeli peket kuota di konter atau minimarket, rasanya agak beda saja. Sementara, bagaimana caranya mengakses marketplace kalau tidak punya kuota. Sejauh ini jawabannya masih satu: teatring teman. Tidak keren sama sekali ya.

Tapi di luar itu semua, punya Wifi menjadi hal kesekian dari keinginanku yang terwujud. Mewujudkan sesuatu ternyata tidak perlu sekalian, namun cukup satu per satu. Saya menginginkan punya laptop, tempo hari terwujud. Pingin buku-buku baru, juga terwujud. Pingin Wifi, sekarang terwujud. Capaian ini membuat saya jadi tidak ragu untuk meninginkan hal lain. Tak perlu ditarget harus punya kapan, jika sudah waktunya, pasti bakal terwujud.

You May Also Like

0 Respon