Untung Rugi Pasang Wifi
Saya pernah membayangkan, mungkin punya WiFi menyenangkan ya?
Bisa mengakses apa saja. Bisa belajar apa saja.
Minggu lalu, bayangan itu akhirnya terwujud.
Di desa saya, Ranting Ansor mendapat suntikan dana bumdes
untuk proyek pemasangan Wifi. Suntikan dana inilah yang kemudian membuat harga
pemasangan Wifi menjadi lebih murah. Sebut saja, dari biasanya 1 juta, sekarang
hanya 400 ribu.
Tak mau menyianyiakan kesempatan, saya segera pasang memilih
yang bayarannya 100 ribu per bulan. Saya pikir, dengan hanya akan diakses tiga
hape, memilih kecepatan paling rendah tidak akan mempengaruhi aktifitas
internatan sama sekali. Dan terbukti benar hingga sejauh ini. Tiga hape
lancar-lancar saja.
Ternyata begini ya rasanya punya Wifi.
Secara kalkulasi, punya Wifi merupakan sebuah bentuk
penghematan. Dengan sebulan hanya 100 ribu untuk tiga hape, saya kira sudah
bisa menghemat 50 persen lebih dibanding pembelian kuota operator untuk tiga
hape. Saya saja dalam sebulan beli kuota bisa mencapai 70 ribu. Itupun biasanya
sudah habis di hari ke 20-an.
Untungnya adalah saya orang rumahan. Rumah menjadi pusat
aktifitas kreatif saya. Hal yang membuat saya tidak perlu untuk membeli kuota
internet seperti biasa. Bahkan tidak punya kuota operator pun tidak apa-apa.
Wifi sudah sangat bisa diandalkan.
Persoalan muncul ketika saya keluar rumah. Hape saya otomatis
membutuhkan data internet. Saya masih bingung untuk membeli paket data yang
berapa banyak dan dalam jangka waktu berapa lama. Ini dilematis, saya tidak
boleh membeli kuota yang menyebabkan pengeluaran saya sama besarnya ketika
belum punya Wifi.
Sebetulnya, ini bisa diatasi dengan membeli sesuai kebutuhan
dengan memperkiran seberapa intens saya keluar rumah. Satu hal yang sangat
kondisional. Sayangnya, saya selalu transaksi semacam ini melalui marketplace.
Saya sudah terlalu melekat dengan cara demikian. Sehingga, untuk membeli peket kuota
di konter atau minimarket, rasanya agak beda saja. Sementara, bagaimana caranya
mengakses marketplace kalau tidak punya kuota. Sejauh ini jawabannya masih
satu: teatring teman. Tidak keren sama sekali ya.
Tapi di luar itu semua, punya Wifi menjadi hal kesekian dari
keinginanku yang terwujud. Mewujudkan sesuatu ternyata tidak perlu sekalian,
namun cukup satu per satu. Saya menginginkan punya laptop, tempo hari terwujud.
Pingin buku-buku baru, juga terwujud. Pingin Wifi, sekarang terwujud. Capaian
ini membuat saya jadi tidak ragu untuk meninginkan hal lain. Tak perlu ditarget
harus punya kapan, jika sudah waktunya, pasti bakal terwujud.
0 Respon