Mendadak Mendung
Ada sebuah pagi di mana
aku merasa, itulah pagi terindah yang pernah ada. Pagi yang membuatku
bersemangat bangun dari tidur. Pagi yang meyakinkanku untuk menaklukan dunia
ini. Pagi yang lain dari biasanya.
Jam sembilan nanti, aku
akan bertemu seorang perempuan yang aku kenal lewat Twitter. Nama akunnya
flower. Dia belum mau mengatakan nama aslinya sebelum kami bertemu.
Dua bulan yang lalu,
sebuah DM masuk di Twitter-ku. Perempuan ini.
"Boleh mutualan,
kak"
Aku membuka profilnya, mencoba
mengerti barangkali dia bukan orang asing. Sialnya, fotonya sedang memakai
masker sehingga cukup sulit untukku menebak. Aku juga tak menemukan foto lain
ketika mencarinya. Hanya ada foto-foto buku yang ia posting. Dia pasti pembaca
buku yang baik, pikirku.
"Sejujurnya saya
suka tulisan-tulisanmu. Makanya saya pingin kenalan. Boleh?"
Dari mana dia membaca
tulisan-tulisanku. Cuitanku selama ini saja bahkan hanya berisi makian dan
sambat.
Aku membuka profil
Twitter-ku. Di sana ada foto profil, nama akun, keterangan: manusia biasa, dan
tautan blog pribadi. Ya, dari blog. Aku menduga dia membaca tulisanku dari
sana. Pertanyaannya, kenapa ada link blogku. Aku sendiri lupa kapan pernah
menautkannya.
Menjumpai seorang yang
baru sama halnya bertemu dengan pengalaman baru. Ada ketidaksiapan di sana yang
menarik keraguan apakah ini akan diteruskan atau tidak. Lebih-lebih urusannya
sama perempuan.
Yang terjadi selama ini,
setiap kali aku mendekati perempuan yang aku suka, perkaranya selalu menjadi
tidak mudah.
Aku pernah menyukai
temanku sendiri. Dia menjadi alasan untuk membuatku menulis puisi. Membuat aku
berjingkrak di suatu malam setelah melakukan percakapan yang panjang. Juga
membuatku gugup ketika bertemu.
Perkaranya menjadi tidak
mudah ketika kedekatanku dengannya membawanya untuk bercerita, ia ingin punya
kekasih yang mampu menuntunnya. Dan menurut dia, umur menjadi parameternya.
Sejak itu aku tahu, duniaku mendadak kiamat.
Tetapi itu dulu. Aku ingin melupakannya dan membuat cerita baru yang lebih punya asa.
Aku jadi teringat kalau
pagi ini aku ada janji. Aku harus mandi, aku harus tampil rapi dengan parfum
wangi.
Sesaat sebelum aku ingin
menuju kamar mandi, "ting", sebuah notifikasi muncul. Darinya.
"Eh, sebetulnya kamu
umur berapa, sih?"
31 Juli 2022
0 Respon