Curhatan malam
Malam ini adalah malam dibulan juli. Cerah, penuh bintang, dan tenang. Berbeda dengan hatiku yang merah, penuh gelisah, dan meriang. Juli ini panas, namun tidak lebih panas dari apa yang kurasakan sekarang. Hati resah, badan hanya bisa merebah, jiwa yang goyah, ditambah satu kata , payah. Sungguh sangat mengerikan.
Aku pikir, yang kurasakan tak beda dari binatang buas yang punya keganasan level bahaya namun hanya terkurung di kandang, sarang, atau kolam. Persis seperti yang dilihat ketika pergi ke kebun binatang. Bagaimanapun menakutkannya mereka hanya bisa mondar-mandir, tak bisa bebas seperti di alam aslinya. Seganas apapun hewan tadi, sekuat apapun tenaga yang dikerahkan, sememberontak bagaimanapun, tak akan mampu membuat mereka keluar dari tempat yang mengekang mereka. Itu kenapa malas sekali aku memberontak. Yang hanya bisa kulakukan adalah menjerit, setidaknya agar ada yang mendengar penderitaan ini.
Ibaratnya adalah macan, keganasan perlahan akan menjinak hanya karena dibatasi ruang gerak. Kuku cakar tak lagi berguna, taring tak lagi tajam, dan ngauman tak lagi menakutkan. Seperti itulah aku, berhari-hari dalam rumah tanpa terjamah pengalaman baru sedikitpun. Sesuatu yang kuyakini bisa -dalam hal apapun- dan berpotensi berkembang pesat melebihi yang lain, akhirnya hanya akan menjadi sebuah kisah masa lalu. Aku sadar akan hal ini dan sebisa mungkin kuupayakan agar semuanya tidak terjadi. Menjerit selantang-lantangnya adalah cara agar ada seseorang yang mendengar dan menemukanku.
Bisa dibilang masa kali ini adalah masa kritis dan harus segera mungkin diatasi dengan bagaimanapun. Karena apa yang kurasakan adalah titik terendah dalam menjalani kehidupan, yaitu sebuah keputus asaan. Sebetulnya hasratku untuk keluar dari situasi ini sangat tinggi, dititik puncak ambisius bahkan. Hanya butuh satu langkah, satu tindakan, satu sentuhan saja untuk bisa mengakhiri tragedi ini dan memulai hal yang baru. Karena cuma hal itu. Dengan terbukanya pintu, kurungan, kandang tadi, tentu berarti membuka segalanya. Dengan semangat yang masih memuncak dan ambisius itu, akan kubalas dendam semuanya atas kenyataan pahit yang sudah terlewati. Kuncinya satu, seseorang menemukanku. Bukan hanya menemukan, namun membukakanku untuk bisa melihat luasnya dunia.
Sekali lagi, temukan aku.
Dalam hati yang paling dalam, malam bulan juli 2017.
0 Respon