Alangkah mudahnya membuat pantun
Malam ini saya diminta adik saya untuk mengerjakan tugas sekolahnya: membuat pantun dengan tiga tema berbeda.
Sebagai orang yang lumayan jago nulis, membuat pantun tentu persoalan yang gampang sekali. Dan adik saya, berhadapan dengan orang yang tepat dan akurat.
Namun sebelum saya mengiyakan, terlebih dulu saya menyindir adik saya. "Mosok gawe pantun bae ra biso. Terlalu."
Tentunya pertanyaan ini hanya sebuah pertanyaan saja. Dan saya memang tak butuh jawaban atasnya.
Karena saya juga pernah sekolah, saya merasakan apa yang dirasakan adik saya sekarang. Saya sadar, untuk ukuran adik saya yang masih kelas 7, membuat pantun merupakan hal yang menyusahkan. Dulu saja saya tidak bisa kok.
Membuat pantun? Ah... mudah saja. Tinggal buat kalimat empat baris bersajak ab-ab. Patokannya hanya melihat bunyi akhirnya saja.
Dalam membuat pantun, yang penting adalah isi. Isi itu terletak didua baris terakhir. Kalau dua baris sebelumnya namanya sampiran, tak perlu perhatikan kata-katanya asal akhiran bunyinya dapet.
Kalau saya, untuk membuat pantun, terlebih dulu saya menuliskan isi dibaris ketiga dan keempat. Setelahnya tinggal melengkapi baris satu dan dua dengan menyamakan bunyi akhir supaya bersajak ab-ab. Selesai.
Permintaan membuat pantun tiga tema sudah saya laksanakan dalam sekejap sambil merem. Tiga pantun itu apa susahnya. Jangankan buat tiga pantun, lima puluh pun saya sanggup.
Lagian, apa sih susahnya buat pantun. Buat pantun itu tak sesulit buat puisi, cerpen, atau novel kok.
Jikapun membuat pantun itu susah. Silahkan renungkan. Lebih susah mana dengan memahami wanita?
Sudah sudah. Pembahasan mengenai pantun tak perlu dipanjangin lagi. Sumpah, ini gak penting banget.
Cuci tangan sampai bersih
Cukup sekian terimakasih.
Jalan-jalan ke kota dubay
Good bay
0 Respon