Strata dalam Perbaksoan Kita
BAKSO. Makanan ini bisa dibilang makanan yang moderat. Dimana siapa saja boleh memakannya tanpa memandang suku, bahasa, agama, atau ras tertentu. Semua boleh memakan asal dengan catatan: bukan bakso babi, bakso curut, bakso celeng, bakso bersianida, dan bukan bakso hasil mencuri.
Jaman now ini, bakso sangat mudah sekali kita jumpai, berbeda dengan mencari pacar yang butuh magnet tertentu untuk bisa ketemu. Ada bakso yang mangkal dan ada juga bakso keliling. Lebih mudah dari itu, bakso bisa kita pesan lewat go-food dengan mudah dan cepat.
Saya yakin, 10 dari 10 orang pasti pernah makan bakso. Statistik ini menunjukkan bahwa bakso mudah sekali didapatkan.
Bakso, seperti halnya manusia, juga punya stratanya, ada tingkatannya. Masing-masing tingkatan pada bakso biasanya diperuntukkan bagi masyarakat di tingkatan yang sama.
Untuk lebih mudah dipahami, berikut saya paparkan strata dalam bakso seperti strata sosial seseorang dalam masyarakat.
1. Bakso Kelas Bawah
Menempati tingkatan ini adalah bakso mungil-mungil yang biasanya disajikan dengan plastik ukuran 2 ons. Banyak juga yang menyebut bakso ini dengan bakso-baksoan, yang kesannya seperti bakso mainan. Karena memang bakso ini targetnya adalah anak-anak yang notabennya golongan tingkat bawah yang tidak punya uang selain dari pemberian orang tua.
Bakso ini karena masuknya tingkatan rendah, maka harganya pun sangat murah. Harganya hanya 1000 rupiah. Bakso jenis ini bisa ditemukan di depan sekolah TK, SD, ataupun SMP.
Namun soal kualitas, tentu saja harga berbanding lurus dengan rasa. Bakso-baksoan ini rasanya biasa saja. Tentunya bagi anak-anak soal rasa itu nomer sekian, yang paling penting adalah perut kenyang dan bisa jajan dengan jenis sama seperti teman-temannya.
2. Bakso Kelas Sedang
Jika di tingkat bawah bakso harganya 1000, maka di tingkat yang lebih tinggi ini harga baksonya pun juga lebih tinggi, kisarannya harga 3000 sampai 5000.
Dalam bakso tingkat sedang, target penikmatnya juga masyarakat tingkatan sedang, masyarakat yang biasa-biasa saja. Saking banyaknya manusia golongan ini, maka banyak juga bakso jenis ini.
Di jalan depan rumah saya sehari bisa ada tiga penjual bakso yang berbeda. Ini belum di jalan yang lain. Bakso ini adalah bakso yang biasa keliling baik dengan gerobak dorong maupun motor.
Soal rasa, seperti dalam stratanya, bakso jenis ini lumayan enak. Pas di lidah orang biasa. Porsinya cukup mengenyangkan perut dengan takaran seukuran plastik setengah kilo. Dan tentunya harga terjangkau.
3. Bakso Kelas Atas
Yang terakhir inilah sang penguasa dalam strata bakso. Bakso kelas atas. Bakso yang punya tempat mangkal sendiri.
Kelezatan bakso ini jauh mengalahkan kelezatan bakso tingkat di bawahnya. Harganya saja dibandrol dengan fantastis, 15 ribu, 20 ribu, bahkan menembus angka 30 ribu. Sungguh sebuah angka yang mubadzir bagi saya untuk sekedar mencicipinya.
Variasi bakso jenis ini beragam, namun semuanya berukuran besar-besar, sebesar cintaku pada sampeyan mbak, ihirrr. Mulai dari bakso helm sampai bakso beranak, meski terkadang baksonya tidak ada anaknya karena keguguran.
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, strata dalam bakso ini diperuntukan bagi masyarakat dalam strata yang sama. Yah... bakso kelas atas cuma bisa dinikmati mereka yang golongan atas. Meskipun demikian, bakso ini juga sesekali menjadi makanan mahal bagi mereka yang berada dalam golongan rendah atau sedang.
Itu tadi strata dalam perbaksoan masyarakat kita. Tentunya dalam klasifikasi ini satu jenis bakso bisa naik kasta ataupun turun kasta. Persaingan pun pasti sangat terasa untuk menjadi yang paling jawara.
Kompetisi yang ramai itu akan menambah khasanah cita rasa bakso dimana sebagai penikmat kita akan dimanjakan dengan sajian yang semakin bervariasi. Bukan hanya bakso yang mengandalkan micin saja.
Setelah kita menjumpai bakso beranak dan bakso helm. Mari kita tunggu varian bakso yang kekinikinian, bakso jaman now mungkin. Kita lihat saja.
Terakhir, yang terpenting apapun bakso yang pantas untuk strata anda, tetaplah menjaga marwah kita sebagai generasi micin jaman now yang berperadaban. Yaitu dengan tetap meminum teh botol sosro.
Apapun makannya, minumnya tetap teh botol sosro.
0 Respon