Tragedi Bertemunya Sandal Saya dan Sandal Adikku

by - November 10, 2017



Sejak awal saya berjalan dari parkiran sampai duduk mengantri dengan pasien lain, saya bersikap normal saja, bahkan sedikit percaya diri karena pakai topi.

Duduk manis sambil main hape membuat saya lupa segalanya. Padahal pasien semakin banyak berdatangan. Saya bahkan merasa berdosa kala ada ibu-ibu yang datang dan tak kebagian kursi. Alih-alih saya menawarkan dia duduk di kursi yang saya tempati, saya malah sibuk main hape.

Entah kenapa setelah itu, orang-orang memandangi saya dengan senyum sinis, seperti melihat kelucuan pada diriku. Padahal penampilan saya bisa dibilang sedikit sangar dengan rambut yang agak panjang.

Saya tak mau ambil pusing memikirkan jawaban kenapa orang memandangiku satu persatu. Saya fokuskan main hape dan mengabaikan apa yang terjadi.

Hingga akhirnya, saya dipanggil perawat untuk tensi. Saya berdiri dan berjalan dengan yakin penuh percaya diri. Namun yang saya rasa, orang semakin memperhatikanku. Saya pura-pura tak berdosa dengan terus berjalan seperti tak terjadi apa-apa.

Sampainya di dalam, perawat itu langsung menyuruh saya nimbang, lepas sandal katanya. Saya menuruti dan menuju timbangan. Saya lepas sandal. Dan......... Masya Allah. Ternyata sandal saya sangklir. Pantesan orang-orang memandangku terus. Lha wong sandal saya sangklir. Sandal kanan milik saya dan sandal kiri milik adik saya.

Sialan sialan sialan.

Saya pun keluar dari ruang itu dengan cepat dan malu-malu sambil ujung topi saya turunkan serendah-rendahnya untuk menutupi muka.

Kampret...!!!

RSI Pekajangan, 10 November 2017

You May Also Like

0 Respon