Sudah sejak lama notif hape memperingatkan ruang penyimpananku yang sudah payah. Aku sering kesal, sejauh yang aku tahu, aku jarang sekali memotret maupun merekam video. Lalu dari mana memori tersita ini berasal?
Setiap kali notif itu datang, aku sering mengunjungi isi-isi memoriku, melacak foto dan video yang tak perlu, dan menghapusnya. Kebanyakan, foto dan video berasal dari kiriman wasap.
Selama scroling foto-foto untuk menyortir yang tak perlu, aku selalu menemukan foto-foto lama. Termasuk fotoku dengan seorang wanita yang pernah aku sukai. Sebut saja namanya Mawar.
Ketika menjumpai foto itu, ada dua pilihan besar yang aku hadapi: hapus sama sekali, atau biarkan untuk menjadi kenangan. Sialnya, sampai sekarang aku masih memilih opsi kedua.
Sejauh ini, sekalipun tidak pernah menjalin hubungan secara personal, kenangan dengan Mawar adalah satu pengalaman asmara yang dahsyat. Itulah alasan aku enggan menghapusnya.
Aku kepincut dengan Mawar sejak kali pertama berjumpa. Sialnya, umurnya tidak lebih muda. Yang paling membuatku rispek dengannya adalah kepintarannya untuk secara tidak langsung menolakku. Mengapa aku sebut pintar, sebab sekalipun dulu aku tergila-gila, sekarang, bahkan setelah ia punya pasangan, aku masih tetap berkawan dengannya tanpa perasaan tidak enak.
Lain kali aku akan menceritakan detail soal Mawar ini. Sekarang kita fokus ke foto dulu.
Mungkin, ketika sudah berubah pikiran, aku bisa saja menghapus semua foto-fotonya. Ia sudah bahagia bersama orang lain. Dan aku tentu akan menjalin hubungan dengan yang lain pula. Tak elok jika dalam menjalin hubungan dengan seseorang, ada masa lalu yang masih tersimpan.